Mohon tunggu...
Endah rahima
Endah rahima Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Endah rahima

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Analisis Penerapan Strategi Pembelajaran Problem Based Learning pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMAN 10 Medan

9 Juni 2021   18:45 Diperbarui: 9 Juni 2021   18:54 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran yang bertujuan untuk memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasainya di akhir kegiatan belajar. Dari hasil penelitian diketahui bahwa guru bahasa Indonesia di SMA Negeri 10 menggunakan strategi pembelajaran Problem Based Learning (PBL), PBL merupakan suatu pembelajaran berlandaskan masalah-masalah yang menuntut siswa mendapat pengetahuan yang penting, yang menjadikan mereka mahir dalam memecahkan masalah.

Kata Kunci: Strategi Pembelajaran, Problem Based Learning

ABSTRACT

Learning strategies are the methods that will be chosen and used by a teacher to deliver learning material that aims to make it easier for students to accept and understand learning material, which ultimately can be mastered at the end of learning activities. From the research results it is known that Indonesian language teachers in SMA 10 use Problem Based Learning (PBL) learning strategies, PBL is a learning based on problems that require students to gain important knowledge, which makes them proficient in solving problems.

Keywords: Learning Strategies, Problem Based Learning

 

I.PENDAHULUAN

Pada proses pembelajaran, teacher center merupakan pembelajaran yang telah usang, dan perlu diubah. Ini terjadi karena dalam proses pembelajarannya berpusat pada pendidik sementara individu yang kita didik hanya menerima apa yang diberikan oleh pendidik. Sedangkan pada zaman sekarang dibutuhkan individu-individu yang dapat berinovasi terhadap sesuatu yang baru. Sehingga pembelajaran dengan teacher center kurang efektif untuk menghasilkan individu yang dapat berinovasi dengan hal-hal baru. Seperti yang di ungkapkan K. Davis (dalam Rusman, 2011. hlm. 229) menyatakan "Salah satu kecenderungan yang sering dilupakan adalah melupakan bahwa hakikat pembelajaran adalah belajaranya siswa bukan mengajarnya guru."

Oleh karena itu guru di tuntut untuk dapat memacu siswa agar menjadi aktif, terlibat langsung dalam proses pembelajaran bukan hanya menjadi siswa yang pasif dan menerima setiap yang dikatakan guru. Memacu agar siswa aktif, dan terlibat langsung dalam proses pembelajaran ini merupakan tugas dari seorang pendidik dan bagaimana caranya merupakan pekerjaan rumah dari seorang pendidik. Sehingga kita sebagai pendidik memfasilitasi siswanya untuk aktif, menggali kemampuannya dan dapat berkembang sesuai dengan tuntutan zaman saat ini.  

Tetapi dalam kenyataannya masih banyak sekolah yang menggunakan pembelajaran model lama dimana guru menjadi pusat dalam pembelajaran, siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Siswa hanya menjadikan guru dan buku sebagai bahan belajar. Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang dalam pembelajaran yang berlangsung

Menurut Tan (dalam Rusman, 2011. hlm. 232) pembelajaran berbasis masalah merupakan penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk mengahadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada. Dari pengertian tersebut pembelajaran ditujukan untuk bekal terhadap siswa dalam menghadapi kehidupannya kelak. Karena dunia yang terus maju sehingga tantangan dalam kehidupan yang akan di jalaninya kelak akan terus berubah dan semakin kompleks sejalan dengan perkembangan dunia yang terus maju.

Adapun teori yang melandasinya yaitu teori  Teori Belajar Bermakna dari David Ausubel Suparno (dalam Rusman, 2011, hlm.244). Ausubel membedakan antara belajar bermakna dengan belajar menghapal. Belajarbermakna merupakan proses dimana informasi baru dihubungkan dengan pengertian yang telah dimiliki, belajar menghapal tidak berhubungan dengan pengetahuan yang dimiliki. Kaitannya dengan Problem Based Learning, dalam pembelajaran Problem Based Learning guru mengaaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan kognitif yang telah dimiliki siswa sebelumnya.

Seperti yang di ungkapkan oleh Ausebel sebelumnya, jadi Problem Based Learning merupakan belajar bermakna.  Karakteristik dalam Proses Problem Based Learning (Rusman, 2011. Hlm. 232-233) adalah sebagai berikut:Masalah digunakan sebagai starting point dalam belajar, permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata dan tidak terstruktur. Permasalahan membutuhkan perspektif ganda.Permasalahan menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar.Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama.

Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya dan evaluasi sumber informasi merupakan proses yang esensial dalam Problem Based Learning. Belajar menjadi kolaboratif, komunikasi dan kooperatif. Pengembangan keterampilan inkuiry dan pemecahan masalah sama pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan, Keterbukaan proses dalam Problem Based Learning meliputi sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar.

PBL melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa. adapun langkah dalam penerapan Problem Based Learning yaitu: memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada siswa, mengorganisasikan siswa untuk meneliti, membantu investigasi mandiri dan kelompok, mengembangkan dan mempresentasikan artefak dan Exhibit, menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi maslah. Kemudian hasil belajar menurut Sudjana, "hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar" (2014, hlm. 22). Siswa dapat dikatakan telah berhasil dalam belajar jika siswa mampu menunjukkan adanya perubahan dalam dirinya baik berupa pengetahuan.

II.METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif adalah proses penelitian yang dilakukan dengan tidak mengutamakan pada angka-angka, tetapi mengutamakan kedalaman terhadap interaksi antar konsep yang sedang dikaji secara empiris (Semi, 1993: 23). Selanjutnya, penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya. Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat (Sukardi, 2008: 157).

Penilitian ini dilakukan di SMA Negeri 10 Medanberalamat di Jalan Tilak No. 108, Sei Rengas I, Medan. Subjek penelitian ini adalah guru dan murid kelas XII IPS 2 SMA Negeri 10 Medan.

Metode dokumentasi, observasi, dan wawancara merupakan metode utamadalam penelitian ini. Metode dokumentasi digunakan dalam penelitian ini untuk memperoleh data mengenai penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan penerapan model pembelajaran berbasis masalah.

Metode observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas XII IPS 2 SMA Negeri 10 Medan.

Metode wawancara mewawancarai narasumber yaitu guru bahasa Indonesia yang masuk pada kelas XII IPS 2 yaitu ibu Dewi Sitorus yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang akurat. Wawancara ini dilakukan langsung setelah pengamatan agar masalah penting tidak terlewati atau terlupakan.

III.HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil data dalam penelitian ini adalah pertama, strategi  yang digunakan oleh guru dalam model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning siswa kelas XII SMA Negeri 10 Medan sudah dapat dikatakan sesuai dengan kurikulum 2013 yang diberlakukan di sekolah tersebut. Sesuai dengan tujuan kurikulum 2013 untuk menghasilkan peserta didik sebagai manusia yang mandiri dan tak berhenti belajar, proses pembelajaran dalam RPP dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mengembangkan motivasi, minat, rasa ingin tahu, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, semangat belajar, keterampilan belajar dan kebiasaan belajar. RPP yang disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI dan KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhann pengalaman belajar

Problem Based Learning merupakan suatu pembelajaran berlandaskan masalah-masalah yang menuntut siswa mendapat pengetahuan yang penting, yang menjadikan mereka mahir dalam memecahkan masalahciri-ciri Problem Based Learning (PBL) telah memberikan model pengajaran itu memiliki karakteristik sebagai berikut:

*Pengajuan pertanyaan atau masalah

Pembelajaran berdasarkan masalah mengorganisasikan pengajaran disekitar pertanyaan dan masalah yang dua-duanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna untuk siswa.

*Berfokus pada keterkaitan antar disiplin

Meskipun pembelajaran berdasarkan masalah mungkin berpusat pada mata pelajaran tertentu (IPA, matematika, ilmu-ilmu sosial), masalah-masalah yang diselidiki telah dipilih benar-benar nyata agar dalam pemecahannya, siswa meninjau masalah itu dari banyak mata pelajaran.

*Penyelidikan autentik

Pembelajaran berdasarkan masalah mengharuskan siswa melakukann penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata.

*Menghasilkan produk dan memamerkannya

Pembelajaran berdasarkan masalah menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu dalam karya nyata. Produk tersebut bisa berupa laporan, model fisik, video maupun program komputer. Dalam pembelajaran kalor, produk yang dihasilkan adalah berupa laporan.

*Kolaborasi dan kerja sama

Pembelajaran bersdasarkan masalah dicirikan oleh siswa yang bekerja sama satu dengan yang lainnya, paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan di SMA Negeri 10 Medan, dapat diketahui bahwa ibu Dewi Sitorus selaku guru bahasa Indonesia menggunakan strategi pembelajaran berbasis masalah, yaitu dengan cara memberikan soal-soal UN tahun semalam kepada siswa, lalu siswa diberikan kesempatan untuk menjwab dan disinilah siswa dituntut untuk berpikir secara kritis menyikapi soal UN yang diberikan guru. Setelah siswa selesai menjawab soal-soal UN, guru dan siswa membahas permasalahan pada soal tersebut.

Sekolah SMA Negeri 10 Medan sudah menggunakan kurikulum 2013 dan fasilitas disekolah ini pun sudah lengkap, untuk penliaian, ibu Dewi Sitorus ini melakukan penilaian berbasis kompetensi, yaitu dalam bentuk portoflio.

IV.SIMPULAN

Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran yang bertujuan untuk memudahkan peserta didik menerima danmemahami materi pembelajaran. Guru Bahasa Indonesia yang diteliti di SMA 10 Medan menggunakan strategi Problem Based Learning (PBL) sewaktu penulis melakukan penelitian di kelas XII IPS 2. Problem Based Learning merupakan suatu pembelajaran berlandaskan masalah-masalah yang menuntut siswa mendapat pengetahuan yang penting, yang menjadikan mereka mahir dalam memecahkan masalah. dalam hal ini guru yang diteliti melakukan strategi PBL ketika guru sedang memberikan soal-soal UN yang menuntut siswa untuk menjawab dengan cara berpikir kritis.

DAFTAR RUJUKAN

Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada

Nana Sudjana. (2014).  Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sukardi. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Semi, Atar. (1993). Metode Penelitian Sastra. Bandung : Angkasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun