Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Analisa Pemilu Turkiye (2): Strategi Erdogan Hadapi Putaran Kedua

16 Mei 2023   21:47 Diperbarui: 17 Mei 2023   04:49 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Recep Tayyip Erdogan (dok.trt.world)

Putaran kedua pemilihan umum Turkiye bakal berlangsung sengit. Baik kubu Recep Tayyip Erdogan maupun kubu Kemal Kilicdaroglu akan berusaha mati-matian untuk memenangkan pertarungan politik ini. Apalagi waktunya sangat singkat, kurang dari dua minggu lagi. 

Erdogan jelas akan berjuang mempertahankan supremasinya. Bukan karena ingin menjadi diktator, tetapi menjaga agar bangsa dan negaranya tidak balik mundur ke belakang. Masa kekuasaan di tangan sekuler yang menindas umat muslim di Turkiye. Bagaimana pun, umat muslim tetap sebagai mayoritas penduduk. 

Namun ini bukan soal agama. Ada bahaya lain yang mengancam. Jika Erdogan kalah, arah politik Turkiye di kancah internasional akan berubah drastis. Saat ini, meskipun menjadi anggota NATO, Turkiye lebih dekat kepada blok Timur, terutama kepada Rusia yang menjadi musuh bebuyutan Amerika Serikat dan sekutunya. Tentu akibatnya juga fatal bagi keseimbangan politik internasional. 

Karena itu Erdogan dan pendukungnya di Aliansi Rakyat harus menjalankan strategi jitu untuk memenangkan putaran kedua pemilu yang diselenggarakan tanggal 28 Mei nanti. Bisa jadi, strategi ini berbenturan dengan langkah-langkah lawan tandingnya, Kilicdaroglu dari Aliansi Nasional. 

Strategi Erdogan

Bagaimana strategi yang tepat untuk dilaksanakan kubu Erdogan? Ada beberapa kemungkinan:

1. Bernegosiasi dengan Aliansi Ata.

Sebagaimana yang saya sebutkan pada artikel bagian pertama, ada dua kandidat lain dari Aliansi Ata yaitu Sinan Ogan yang mengumpulkan 5, 17 % suara dan Muharrem Incie yang mendapat 0,44 suara. Maka karena kedua kandidat itu tak mungkin maju lagi, mereka bisa menjual suaranya kepada salah satu kubu.

Jika Erdogan berhasil memperoleh suara tersebut dengan negosiasi dan tawaran tertentu, maka ia tak terbendung lagi sebagai pemenang pemilu. Penambahan suara lebih dari 5% sangat berarti untuk memperkokoh kedudukan Erdogan. 

Tetapi kubu Kilicdaroglu pasti tidak mau kalah. Ia juga akan berusaha membeli suara yang "menganggur" itu. Kilicdaroglu harus bisa memberikan penawaran yang lebih baik dan menarik daripada Erdogan. Kalau pun ia berhasil memperoleh suara tersebut, Kilicdaroglu masih perlu bekerja keras menambah suara karena sangat ketat dengan Erdogan. 

2. Putaran kedua 28 Mei

Penyelenggaraan pemilu putaran kedua tanggal 28 Mei, hanya sehari setelah peringatan peristiwa kudeta militer 27 Mei 2016. Peringatan tersebut digelar secara besar-besaran untuk mengingatkan rakyat Turkiye pada tingkah polah pemimpin sekuler yang tak segan mengorbankan nyawa rakyat. 

Dengan demikian, bagi masyarakat Turkiye, terutama di Istanbul tidak ingin trauma terulang kembali. Mereka akan berusaha mencegah pemimpin sekuler berkuasa di Turkiye. Rakyat yang mendapat pengalaman pahit pada peristiwa tersebut, adalah pendukung setia Erdogan. 

Tim sukses Erdogan menggunakan peringatan peristiwa kudeta secara masif agar rakyat tidak mempercayai pemimpin sekuler. Mereka akan menegaskan bahwa Erdogan tetap pemimpin terbaik Turkiye saat ini.

3. Kubu Erdogan akan mendekati swing voters dengan berbagai cara. Meskipun terpaksa harus memberikan janji-janji yang sulit untuk ditepati. Karena harus diakui, generasi muda Turkiye telah terindoktrinasi oleh pemimpin sekuler. 

Selain itu, kubu Erdogan lebih gencar melakukan kampanye ke wilayah yang religius. Namun juga tidak mengabaikan masyarakat lainnya, seperti wilayah yang miskin dan wilayah yang terkena bencana alam. 

Erdogan memiliki loyalis yang cukup militan untuk membantu mempengaruhi swing voters. Kebanyakan mereka adalah orang-orang yang berusia dewasa di atas 30 tahun. Bisa jadi, generasi muda memiliki pergaulan sendiri, tapi di Turkiye, pengaruh keluarga masih sangat tinggi. Karena itu peran keluarga PO pada pilihan politik generasi muda, sangat menentukan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun