Kampung Labirin
Kampung ini ada di sebelah kampung Pulo Geulis dengan gang-gang yang lebih sempit. Banyak renovasi dan perbaikan yang sedang berlangsung di sana sehingga kami harus berjalan memutar.
Di kampung ini terdapat beberapa UMKM seperti pedagang makanan. Bahkan ada yang menjadi penghasil kerupuk jengkol. Mereka yang mengerjakan rata-rata adalah wanita.Â
Meski lahan terbatas, anak-anak di sana diajarkan kesenian juga. Ada yang senang bermain angklung dan ada yang pandai menari.Â
Uniknya, ada satu gang menuju sungai Ciliwung. Kita bisa bermain air dan berperahu di sini. Bahkan kita juga bisa melakukan arung jeram atau rafting.Â
Kampung Mulyaharja
Saya takjub ketika mengetahui bahwa kota Bogor masih memiliki sawah, luasnya lumayan 24 hektar. Letaknya tak jauh dari pusat kota Bogor, tepatnya di belakang perumahan elit Bogor Nirwana Residence.Â
Uncal tidak mengantar kami ke sana, melainkan berhenti di perempatan. Lalu kami lanjut naik angkot yang sudah disewa. Soalnya, Bogor juga mendapat julukan kota angkot. Jadi tidak afdol kalau belum naik angkot.
Angkot berjalan ajut-ajutan, mungkin karena jalan yang bergelombang dan naik turun. Ditambah lagi mesin yang terasa sudah soak. Kami justru menikmati seperti anak-anak yang baru pertama naik roller coaster.Â