Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Tiga Tokoh Perempuan dalam Sejarah yang Patut Difilmkan

2 November 2021   16:51 Diperbarui: 2 November 2021   17:48 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Film Indonesia miskin dengan film-film sejarah. Padahal, ini merupakan salah satu pembelajaran yang efektif untuk generasi muda. Golongan milenial lebih menyukai tontonan visual daripada membaca.

Boleh dikatakan bahwa film kepahlawanan bisa dihitung dengan jari. Mengapa? Mungkin karena awak film dari sutradara, aktor/aktris menganggap tema tentang tokoh pahlawan kurang komersil, tidak bisa meraup keuntungan yang besar.

Namun kalau kita lihat ke belakang, ternyata ada film sejarah yang melejit, meraih penghargaan dan menyedot banyak penonton. Misalnya film Cut Nyak Dien, Kartini atau Nagabonar.

Indonesia tidak kekurangan tokoh pahlawan. Mereka yang berjasa membentuk negara kesatuan ini, terutama ketika masa penjajahan Belanda. Bahkan pada era paska kemerdekaan, para pahlawan berjibaku mempertahankan NKRI.

Menurut saya ada tiga tokoh perempuan dalam sejarah yang layak difilmkan, antara lain:

1. Herlina Kasim

Herlina Kasim lebih dikenal dengan julukan si Pending Emas. Dia adalah satu-satunya perempuan yang terlibat dalam pembebasan Irian Barat. Operasi Trikora yang dilancarkan pemerintah pada tahun 1961-1963 untuk merebut kembali Irian Barat dari tangan penjajah Belanda.

Herlina Kasim, adalah jurnalis yang baru berusia 20 tahun ketika mendaftarkan diri menjadi sukarelawan untuk operasi Trikora. Hanya Herlina yang satu-satunya perempuan di antara ratusan relawan lelaki. Tapi keberaniannya tidak kalah dengan mereka. Herlina berada di garis depan, bertugas menyusup dan penyerangan terbuka di wilayah strategis Irian Barat.

Presiden Soekarno memberikan penghargaan Pending Emas kepada Herlina Kasim. Di samping itu juga hadiah setengah kilogram emas dan uang tunai sebesar Rp.10. juta. Belakangan, penghargaan itu dikembalikan Herlina ke pemerintah karena ia berjuang dengan tulus untuk negeri tercinta ini.

2. Laksamana Keumala Hayati. 

Selain Cut Nyak Dien dan Cut Meutia, Aceh masih ada pahlawan perempuan lainnya yaitu Keumala Hayati. Dia adalah ahli strategi militer dan perang. Keumala Hayati merupakan panglima Angkatan Laut Aceh.

Keumala Hayati belajar dari perwira angkatan laut Turki Utsmani yang diundang kerajaan Aceh. Suaminya juga perwira, tapi gugur dalam perang melawan Portugis. 

Kematian suami justru membuat Keumala Hayati membentuk pasukan yang terdiri dari janda Inong Bale. Bahkan Laksamana Keumala Hayati berhasil membunuh Cornelis de Houtman ketika Belanda berusaha menguasai Aceh.

3. Ratu Shima

Tidak banyak orang yang teringat pada Ratu Shima. Padahal dia adalah seorang ratu yang sangat disegani karena tegas dan adil. Ratu Shima memimpin kerajaan Kalingga setelah suaminya, sang raja, wafat.

Ratu Shima tidak segan-segan menghukum putranya sendiri karena melanggar aturan. Jari kaki putra mahkota dipotong akibat dia menyentuh tas berisi uang yang tergeletak di jalan. Meskipun putra mahkota tidak mengambil tas tersebut.

Ratu Shima pantas menjadi teladan untuk para perempuan pemimpin di Indonesia. Sampai saat ini saya belum melihat adanya perempuan pemimpin yang tegas dan adil seperti Ratu Shima.

Mungkin film untuk Ratu Shima bisa berbentuk film kolosal atau film silat semacam Brama Kumbara. Tetapi lebih menonjolkan kepemimpinan sang ratu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun