"Ah, anda sudah siuman nona," cetusnya.
"Di manakah saya?" Aku kebingungan.
"Ada di pantai. Mengapa anda bisa pingsan?" tanya pemuda itu.
"Tadi aku berjalan di lorong yang panjang sekali," aku menengok ke belakang mencari lorong batu tadi. Tapi sekelilingku hanya pasir, bebatuan, karang dan pohon kelapa. Aku terpana.
"Lorong mana? Tidak ada lorong di pantai ini,"Â
Aku menelan kebingungan, menatap wajah pria muda yang tampak sungguh-sungguh ini. Merasa konyol sendiri, akhirnya aku memutuskan tidak menceritakan apa-apa.
"Aku haus,' kataku.
"Oh, ayolah. Rumahku dekat dari sini. Aku akan membuatkan teh hangat untukmu".
Akhirnya aku menerima ajakannya. Duh, apa yang aku alami tadi? Aku berusaha menghilangkan dari kepala ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H