Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

(Cerpen) Lorong Tak Berujung

11 Februari 2021   21:44 Diperbarui: 11 Februari 2021   22:08 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi lorong (dok.serdaloncu)

"Ah, anda sudah siuman nona," cetusnya.

"Di manakah saya?" Aku kebingungan.

"Ada di pantai. Mengapa anda bisa pingsan?" tanya pemuda itu.

"Tadi aku berjalan di lorong yang panjang sekali," aku menengok ke belakang mencari lorong batu tadi. Tapi sekelilingku hanya pasir, bebatuan, karang dan pohon kelapa. Aku terpana.

"Lorong mana? Tidak ada lorong di pantai ini," 

Aku menelan kebingungan, menatap wajah pria muda yang tampak sungguh-sungguh ini. Merasa konyol sendiri, akhirnya aku memutuskan tidak menceritakan apa-apa.

"Aku haus,' kataku.

"Oh, ayolah. Rumahku dekat dari sini. Aku akan membuatkan teh hangat untukmu".

Akhirnya aku menerima ajakannya. Duh, apa yang aku alami tadi? Aku berusaha menghilangkan dari kepala ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun