Setiap tahun saya mempunyai program diet dan olahraga. Dalam bulan Desember, saya mencanangkan diet dan olahraga setelah malam pergantian tahun. Namun program itu selalu gagal. Kenapa?
Hei, bukan saya yang malas. Bulan Januari musim penghujan. Bahkan di bulan ini, biasanya hujan sangat intensif. Tidak aneh jika mendengar berita kebanjiran di mana-mana.
Bayangkan, mau keluar jalan kaki, lari-lari, bersepeda dan olahraga luar ruangan lainnya menjadi tidak memungkinkan. Setelah sholat Subuh, maka pilihan utama adalah tidur lagi.
Di luar rumah, hujan turun terus menerus. Jalanan menjadi becek dan licin. Kalau memaksakan ke luar, justru risiko menjadi lebih besar.Â
Bagaimana dengan olahraga di dalam rumah? Aduh, jangan mengira bahwa semua orang punya rumah yang besar sehingga bisa berolahraga di dalamnya. Kalau tinggal di rumah kontrakan sepetak?Â
Cuaca hujan dan udara dingin membuat saya juga melupakan diet. Soalnya saya perlu menghangatkan diri dengan secangkir kopi dan teman-temannya (baca: cemilan). Ini bisa dilakukan tiga kali sehari atau lebih.
Selama musim hujan belum berhenti, rencana diet dan olahraga akan terus tertunda.Â
"Ah, nanti saja. Tunggu cuaca lebih baik," janji saya dalam hati.
Lalu, apakah saya bisa menjalankan program diet dan olahraga ini ketika musim berganti? Belum tentu. Ada saja yang membuat saya sulit melakukannya.
Musim peralihan antara bulan Maret dan April. Musim panas dimulai pada bulan Mei. Pada musim ini banyak godaan untuk jalan-jalan. Entah untuk sekedar piknik atau berpetualang ke tempat yang jauh.
Kalau sedang bepergian, tentu senang mencoba berbagai kuliner. Saya senang mencicipi makanan khas daerah dan makanan yang sedang hits di tempat tersebut.Â