Aku menutup pintu sambil memikirkan mu. Diam-diam aku menyesal tidak pernah membalas pesanmu. Padahal kau hanya ingin minta maaf. Aku terlalu angkuh. Untunglah sekarang tidak ada persoalan di antara kita.
Akhirnya aku tidur dengan engkau memenuhi pikiran. Ah sudahlah, bab itu telah berlalu.
Karena larut malam baru tertidur, aku terlambat bangun. Sinar matahari sudah terang benderang ketika aku membuka jendela.
Ketika aku menyeduh kopi, hapeku berdering. Eh, siapa sih yang telepon. Aku kan tidak suka ditelepon. Melihat nomornya, ternyata sahabatku Rahma.Â
"Ngapain kamu telepon?" Sergahku. "Bisa lewat WA gak? Chatting aja seperti biasa.Â
"Nggak, aku ada kabar penting," suara Rahma terdengar serius.
"Kabar apa?"Â
"Kamu masih ingat mantanmu?" Tanya Rahma.
Aku mengerenyitkan kening. Tentu saja aku ingat dia. Bahkan semalam kami baru bertemu.
"Ya. Ada apa dengan dia?"
"Nah, mantanmu itu telah meninggal dunia kemarin karena kecelakaan mobil. Aku dapat kabar dari kakaknya. Ia menanyakan tentang kamu!"Â