Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Ketika Engkau Meminta Maaf

29 April 2020   22:00 Diperbarui: 29 April 2020   22:14 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (dok.mehmet)

Aku menutup pintu sambil memikirkan mu. Diam-diam aku menyesal tidak pernah membalas pesanmu. Padahal kau hanya ingin minta maaf. Aku terlalu angkuh. Untunglah sekarang tidak ada persoalan di antara kita.

Akhirnya aku tidur dengan engkau memenuhi pikiran. Ah sudahlah, bab itu telah berlalu.

Karena larut malam baru tertidur, aku terlambat bangun. Sinar matahari sudah terang benderang ketika aku membuka jendela.

Ketika aku menyeduh kopi, hapeku berdering. Eh, siapa sih yang telepon. Aku kan tidak suka ditelepon. Melihat nomornya, ternyata sahabatku Rahma. 

"Ngapain kamu telepon?" Sergahku. "Bisa lewat WA gak? Chatting aja seperti biasa. 

"Nggak, aku ada kabar penting," suara Rahma terdengar serius.

"Kabar apa?" 

"Kamu masih ingat mantanmu?" Tanya Rahma.

Aku mengerenyitkan kening. Tentu saja aku ingat dia. Bahkan semalam kami baru bertemu.

"Ya. Ada apa dengan dia?"

"Nah, mantanmu itu telah meninggal dunia kemarin karena kecelakaan mobil. Aku dapat kabar dari kakaknya. Ia menanyakan tentang kamu!" 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun