Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Pada Suatu Perjalanan di Malam Ramadan

28 April 2020   22:38 Diperbarui: 28 April 2020   22:57 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kami dituntun memasuki ruangan yang cukup besar. Sepertinya ada lebih dari 10 orang sedang makan lesehan di lantai. Mereka serentak menoleh kepada kami.

"Nah, silakan bergabung makan bersama kami. Hanya ini  makanan yang ada," tentara itu mendekatkan roti dan semangkuk besar sop. 

Karena lelah dan lapar, kami makan cukup banyak. Para prajurit itu tampaknya mengerti, sehingga tidak ada yang mengajak bicara. Selesai makan, kantuk menyerang hebat sehingga aku jatuh tertidur.

Aku terbangun ketika sinar matahari menyeruak menerpa wajahku. Zaenab dan suaminya masih tertidur pulas tak jauh dari tempatku. Dengan heran aku melihat sekeliling.

Rasanya, tadi malam kami memasuki sebuah barak tentara yang ramai. Tapi kini aku melihat bahwa kami berada di sebuah gedung tua yang hampir rubuh. Separuh atap telah hilang, daun jendela dan pintu pun tidak ada.

Aku segera membangunkan Zaenab dan suaminya. 

"Bangun cepat, lihat kita berada dimana?"

Sambil mengucek mata mereka celingukan. "Lho, mana tentara-tentara itu?" Zaenab kebingungan.

Kami baru tersadar telah mengalami sesuatu yang ganjil. Buru-buru kami masuk mobil, ingin segera meninggalkan tempat itu. Anehnya, hape telah menyala dengan sinyal yang kuat. Berbekal google map, kami pun melaju ke tempat tujuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun