Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Pemakaman di Ujung Desa

16 April 2020   22:44 Diperbarui: 16 April 2020   22:39 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pak Kades terpaksa menggebrak meja. "Dengarkan saya. Kita harus menerima jenazah si Fulan karena dia berasal dari desa ini. Kasihan keluarganya,".

Pak Kades melanjutkan,"Lagipula menurut para ahli, jenazah sudah tidak bisa menularkan. Apalagi sudah dibungkus rapat sesuai standar,"

"Bohong. Buktinya yang mengantar saja masih menggunakan alat pelindung," si Tambun membantah. 

Aku yang menyaksikan dari pojokan ingin sekali berteriak kepada si Tambun agar tidak terus membantah dan memprovokasi. Apa daya suaraku tidak keluar, sehingga tidak ada yang mendengar.

Beruntung kemudian datang sesepuh desa. Ki Demang yang sangat disegani, termasuk oleh si Tambun. Aku mengenal Ki Demang sebagai orang yang bijaksana.

"Sudahlah jangan ribut. Kita sudah sepatutnya menerima jenazah si Fulan untuk dimakamkan di sini," katanya tenang.

"Tapi Pak..." Si Tambun masih berusaha membantah. Namun kata-katanya terhenti ketika Ki Demang menatap tajam ke arahnya.

"Si Fulan adalah tenaga medis yang gugur ketika melakukan tugasnya. Ia menyelamatkan orang lain dengan mengorbankan nyawanya sendiri. Dia adalah pahlawan. Seharusnya kita bangga kepadanya,"

Ki Demang melanjutkan,"Aku sudah mempelajari bahwa jenazah korban Corona tidak akan menularkan. Karena virus Corona mati jika orang yang dihinggapinya telah mati."

"Orang yang mengantar tetap menggunakan alat pelindung karena memang memenuhi ketentuan dari rumah sakit. Bukan berarti mereka membawa penyakit. Mereka hanya berjaga-jaga,"

"Jadi tidak bahaya dimakamkan di sini?" Tanya warga yang duduk paling depan dengan nada masih was-was.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun