Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

(Cerita tentang Hujan) Kau yang Berlari di Antara Gerimis

8 Februari 2020   10:48 Diperbarui: 8 Februari 2020   10:51 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Di stasiun metro," akhirnya aku mengaku.

"Jangan pindah lagi, tetap di situ sampai anakku datang.' perintahnya.

Waduh, aku sulit melarikan diri. Aku kehilangan akal mau berbuat apa. Selagi aku termangu, aku melihat sesosok pria menuruni anak tangga dan bergegas berjalan ke arahku. Ia sambil berbicara dengan telepon genggamnya.

"Rani?" Tanyanya sambil tersenyum. 

Aku mengangguk perlahan. Rupanya dia adalah putra Ibrahim. Aku memperhatikan sejenak lelaki muda yang berdiri di hadapanku, raut wajahnya tampan dengan jenggot bersih habis dicukur.

"Aku Fatih, putra Ibrahim," ia menyodorkan tangan. Kami pun bersalaman.

Tak berapa lama kemudian aku sudah mengikuti langkahnya. Kami kembali naik ke atas. Ia akan membawaku ke rumah keluarga. Untuk itu kami harus menggunakan bus kota.

Kami pun berlarian di antara hujan. Ia tak segan menarik tanganku sambil mengajak berbincang seakan sudah lama berkenalan.  Ia membawakan ransel sehingga langkahku lebih ringan. 

Duduk berdampingan di dalam bus kota dengan lelaki ini membuat aku merasa aneh. Dalam hati aku bertanya-tanya, apa yang sedang aku perbuat? Apa yang sedang aku alami?

Hujan justru semakin deras ketika kami turun dari bus kota. 

"Mau berteduh dulu?" Fatih menawarkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun