Perlu kita ingat bahwa predator ular atau binatang yang menjadi pemangsa ular senakin langka. Binatang-binatang seperti elang, burung hantu, musang, dan luwak yang suka memakan bayi ular.
Mereka terlalu banyak ditangkap manusia. Ada yang diperjualbelikan di pasar gelap karena dilarang oleh pemerintah. Alhasil, hewan-hewan pemangsa ular hanya bisa ditemukan di dalam kandang, menjadi tontonan.Â
Maka tidak heran jika ular-ular menjadi merajalela. Mereka bebas hidup dan berkeliaran karena tidak ada ancaman alami yang menyeimbangkan jumlah dengan memakannya.
Tetapi, banyaknya ular yang bermunculan bukan berarti manusia bisa membunuh dengan seenaknya sehingga ular-ular itu habis terbasmi. Ingat, sekali lagi ada ekosistem yang harus dijaga.Â
Keberadaan ular adalah menjadi pemangsa tikus dan sejenisnya. Kalau manusia membabi-buta membunuh ular, bisa dipastikan akan ada bencana ekologi berikutnya yaitu wabah tikus.
Oleh sebab itu, apa yang harus kita lakukan adalah menjaga ekosistem, menjaga keseimbangan alam. Tapi saya pesimis juga, orang Indonesia rendah kesadarannya soal lingkungan. Buktinya, banjir setiap tahun semakin besar karena mereka merusak alam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H