Sedangkan kamar mandi, ada di sebelah kiri pintu keluar ruangan pengabdian. Bak mandi RA Kartini masih utuh. Tapi saya merasakan ada aura makhluk lain di kamar mandi ini.
Ruangan lain yang ada di dalam rumah adalah ruang batik, tempat RA Kartini belajar membatik dan membuat kain batik. Satu hal yang menarik adalah ruang Habis Gelap Terbitlah Terang yang merupakan kronologi ibu Kartini menuliskan dan menuangkan berbagai pikiran dalam buku.Â
Di samping ruang itu, tersambung ke ruang yang menyimpan arsip penting milik RA Kartini. Antara lain Al-Qur'an berbahasa Jawa, buku harian dan buku yang menjadi Habis Gelap Terbitlah Terang.
Memasuki ruang tengah, ada seperangkat meja dan kursi ukir dalam kondisi baik. Dulunya mereka ruang pertemuan, dan juga ruang keluarga. Di sebelah kiri ada deretan foto berpigura yang menggambarkan keluarga RA Kartini, termasuk putra satu-satunya.
Sedangkan di ruang belakang adalah ruang makan yang bentuknya memanjang. Sebelah kiri kita akan mendapati benda-benda pribadi ibu Kartini seperti mesin jahit dan meja tempat dia menulis.Â
Meja tulis itulah tempat RA Kartini membaca dan menulis catatan di buku harian. Dan meja itu saksi bisu perjuangan Kartini melalui susunan kata-kata yang kelak kita kenal sebagai Habis Gelap Terbitlah Terang.
Dapur, tersambung dengan ruang makan ini, tetapi pintunya telah ditutup secara permanen. Hanya diperlihatkan beberapa perangkat dapur dan juga sebuah sepeda onthel yang dahulu dipergunakan.
Halaman belakang cukup luas. Ada deretan bangunan dimana dahulu merupakan tempat tinggal para abdi dalem. Di halaman ini juga dahulu tempat parkir kereta kuda yang menjadi kendaraan kaum bangsawan.