"Thiaaaa,"
Untunglah mobil itu telah stand by di tepi jalan. Â Sebuah mobil sedan bernomor plat Diplomat Indonesia. Pintu menghentak terbuka dari dalam. Aku segera masuk duduk di bangku belakang. Sang sopir melajukan kendaraan dengan kecepatan tinggi. Sayup-sayup kudengar engkau memanggil namaku. Lebih pedih dari ratapan burung-burung malam yang melintasi Marmara. Hatiku serasa disayat sembilu. Maafkan aku sayang, aku harus pergi dari kehidupanmu agar kau memiliki masa depan yang lebih baik.
"Sudah, jangan lagi kau berhubungan dengan dia," kata lelaki yang duduk di sisiku. Seorang lelaki tampan yang kemudian menggenggam tanganku. Dia adalah suamiku, "The Ambassador of Republik  Indonesia" yang baru.
Citayam, 21 Februari 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H