Mohon tunggu...
Nurdin Taher
Nurdin Taher Mohon Tunggu... Administrasi - Keberagaman adalah sunnatullah, karena itu pandanglah setiap yang berbeda itu sebagai cermin kebesaran Ilahi. Surel : nurdin.en.te.70@gmail.com0

Lahir dan besar di Lamakera, sebuah kampung pesisir pantai di Pulau Solor, Flores Timur. Menempuh pendidikan dasar (SD) di Lamakera, kemudian melanjutkan ke SMP di Lamahala, juga kampung pesisir serta sempat "bertapa" 3 tahun di SMA Suryamandala Waiwerang Pulau Adonara, Flores Timur. Lantas "minggat" ke Ujung Pandang (Makassar) pada Juli 1989. Sejak "minggat" hingga menyelesaikan pendidikan tinggi, sampai hari ini, sudah lebih dari 30 tahun berdomisili di Makassar. Senantiasa belajar dan berusaha menilai dunia secara rasional dengan tanpa mengabaikan pendekatan rasa, ...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Asma Dewi, Riwayatmu Kini!

18 September 2017   11:05 Diperbarui: 18 September 2017   12:37 2553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
AS dan SU (sbr. liputan6.com)

Asma Dewi, meski hanya seorang ibu rumah tangga tapi mempunyai nyali seorang petarung. Tidak seperti halnya, mereka-mereka, baik elit politik, elit partai, mantan artis, maupun suksesor Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok dan Djarot, yang sebentar lagi akan melangkah menduduki singgasana DKI-1, seakan tiba-tiba mengalami amnesia. Mereka seolah lupa dengan 'jasa' si ibu rumah tangga yang satu ini. Ramai-ramai secara kompak dan koor menyatakan tak pernah mengenalnya. Sungguh miris, nasib sudah di ujung tanduk, tapi uluran tangan tak pernah sampai menggapainya, malah dengan tanpa rasa malu, menampiknya pula.

Maka seperti ada yang memberi komando, semua orang yang pernah bersentuhan dan berinteraksi dengan si ibu ini, ramai-ramai membantah bahwa pernah mengenal dekat dengan Asma Dewi. Seakan-akan mereka 'jijik' bila ketahuan bahwa senyatanya, mereka mengenal dekat yang bersangkutan.

Bahwa mereka mememang mengenal Asma Dewi hal itu dapat dikonfirmasi, sekurang-kurang melalui media foto. Tapi rupanya hal itu belum cukup. Karena bagi kelompok dan tokoh-tokoh yang 'diuntungkan' Asma Dewi, bila tidak lihai mengelak, hampir pasti akan ketiban tangga.

Para petualang pengejar kuasa, seakan takut nanti terkontaminasi virus jahat yang dibawa Asma Dewi. Maka tak ada alasan lain, selain berteriak dengan lantang sambil mencoba membangun alibi bahwa mereka tidak pernah mengenal dekat dengan Asma Dewi. Mereka bahkan dengan kompak dan tega pula menampiknya.

AS dan SU (sbr. liputan6.com)
AS dan SU (sbr. liputan6.com)
Tak kurang seorang Sandiaga Uno pun mengelak. Padahal bila dilihat dari cara berfoto sambil berjabat tangan, tak bisa tidak penafsirannya pasti tunggal. Keduanya (pasti) berkenalan dekat. Tidak mungkin seseorang yang tidak secara personal, berkenalan dekat akan mau berfoto seperti tampak dalam gambar. Begitu pula dengan si mantan artis, Ahmad Dhani. Setali tiga uang.  

Lain lagi dengan bantahan Fadli Zon dalam membela patronnya. Si 'penulis puisi' ini malah membandingkan dengan Asma Dewi yang berfoto dengan si pangeran kuda dengan foto Presiden Jokowi yang menyambut kedatangan Dimas Kanjeng. (Foto Jokowi menyambut kedatangan Dimas Kanjeng itu sejauh ini belum dapat dibuktikan keotentikkannya). Bila keasliannya masih diragukan, mengapa pula Fadli Zon berusaha 'mengalihkan' isu kedekatan Asma Dewi dengan Prabowo, sebagaimana terkonfirmasi melalui foto-foto yang ada dengan foto (editan?) Jokowi dengan Dimas Kanjeng? Takut kena getah pula?

Kasihan Asma Dewi, hanyalah seorang IRT, tapi karena tersulut rasa kebencian yang tak lagi nalar, maka riwayatmu kini, "bagai habis manis sepah dibuang!" Ditolak oleh mereka yang telah menikmati 'jasamu', tapi kau harus menanggung sendiri derita bin merana di balik tahanan. Tak satu pun sudi mengakui sebagai pernah mengenalmu. Duh Gusti!

Wallahu a'lam bish-shawabi

Makassar, 16092017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun