Mohon tunggu...
Nurdin Taher
Nurdin Taher Mohon Tunggu... Administrasi - Keberagaman adalah sunnatullah, karena itu pandanglah setiap yang berbeda itu sebagai cermin kebesaran Ilahi. Surel : nurdin.en.te.70@gmail.com0

Lahir dan besar di Lamakera, sebuah kampung pesisir pantai di Pulau Solor, Flores Timur. Menempuh pendidikan dasar (SD) di Lamakera, kemudian melanjutkan ke SMP di Lamahala, juga kampung pesisir serta sempat "bertapa" 3 tahun di SMA Suryamandala Waiwerang Pulau Adonara, Flores Timur. Lantas "minggat" ke Ujung Pandang (Makassar) pada Juli 1989. Sejak "minggat" hingga menyelesaikan pendidikan tinggi, sampai hari ini, sudah lebih dari 30 tahun berdomisili di Makassar. Senantiasa belajar dan berusaha menilai dunia secara rasional dengan tanpa mengabaikan pendekatan rasa, ...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mental Brutus, Menilai Tradisi dan Syariat dalam Gejolak Nafsu

2 Agustus 2016   19:00 Diperbarui: 17 April 2017   18:00 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu putra Lamakera, Dr. M. Ali Taher Parasong, S.H., M.H., Ketua Komisi VIII DPR RI (sub. http://fraksipan.com/ali-taher-parasong-dilantik-menjadi-ketua-komisi-viii-dpr-ri/)

Terakhir saya ingin menegaskan, sebagai anak Lewotanah, jangan bersikap petantang petenteng, karena alasan akademis dan keilmuan, kemudian dengan begitu saja melupakan akar tradisi dan budaya. Biar bagaimana pun, fakta menunjukkan bahwa di sanalah akar kita. Akar yang membentuk dan mengantarkan kita hingga seperti hari ini, dalam tampilan profesi kita masing-masing.

Ya sudah, mari berdiskusi untuk menambah khasanah pemahaman kita tentang adat tradisi dan norma agama (syariat) yang tentu tetap berpedoman pada Qur’an. Mungkin kita dapat mengadopsi semboyan orang Padang, Adat Bersendikan Syara, Syara bersendikan Kitabullah”.

Mohon maaf, bila ada yang kurang berkenan!

Makassar, 02 Agustus 2016.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun