Pembuktian itu masih harus kita tunggu pada Senin (27/6/2016) nanti. Siapa yang akan bersorak gembira sambil berselebrasi merayakan kemenangan? Siapa pula yang akan tertunduk lesu, diam membisu, dan menangis berurai air mata meratapi kemalangan karena gagal mewujudkan ambisi meraih torphi sebagai kampiun? Messi atau Sanches?
Mungkinkah Messi harus kembali memendam asa dan akan tetap menjadi baying-bayang Maradona? Atau sebaliknya, Messi dapat “mensejajarkan” dirinya seperti seniornya yang begal, si gol tangan Tuhan, Maradona?
***
Syarat bagi Messi Cuma satu. Messi harus dapat memimpin rekan-rekannya maju ke gelanggang partai final bertemu Chili dan berusaha menundukkannya. Kemudian keluar dengan kepala tegak sambil mengumbar senyum merekah, mengangkat trophi juara dan mempersempahkan rakyat Argentina dan public sepakbola dunia yang mencintainya.
Atau malah keberuntungan itu sangat tidak berpihak kepada Messi. Kemalangan kembali menghampirinya. Messi kembali harus menerima kenyataan pahit (masih) kalah bersaing dengan Sanches?
***
Jika hal itu kembali terulang, maka Messi kembali memperpanjang daftar kegagalannya memimpin rekan-rekannya bersama tim nasional, Argentina meraih trophi pada sebuah ajang bergengsi, setingkat Copa America. Bahwa Messi hanya memiliki chemistry dengan Club Barcelona saja, tidak untuk Tim Nasional, Argentina. Antara Messi dan Tim Nasional Argentina, seperti tak berjodoh.
Maka public pun akan mencibir Messi, bahwa ia tidak sepenuh hati memberikan semua “kebolehannya” untuk Tim Nasional negaranya dan rakyat Argentina, dan mungkin pula public sepakbola dunia. Hal itu akan memperkuat asumsi bahwa Messi bersikap demikian, karena masa lalu yang tidak “dipelihara” negaranya? Malah sebaliknya Barcelona yang mengulurkan tangan kedermawanan memberikan “nafas kehidupan” baru untuk Messi. Maka wajar bila Messi all out memberikan yang terbaik untuk klubnya, dan sengaja “mengabaikan” Tim Nasional Argentina.
Lainnya halnya dengan Sanches. Meski pernah bersama Messi dalam satu sekondan di Barcelona, ia memberikan semua yang terbaik dari dirinya untuk Tim Nasional Chili. Seluruh kemampuannya ia persembahkan bagi kebesaran dan kebanggaan negerinya melalui kemahiran mengolah si kulit bundar dan mempersembahkan trophi juara.
***
Messi boleh bangga dengan semua prestasi individu yang ia peroleh bersama Barcelona. Sayangnya Messi tetap merasa ada yang kurang, karena semua prestasi prestisius itu, tidak cukup mengantarkannya menyamai prestasi seniornya Maradona, menjadi juga sebagai “legenda”.