Untuk memastikan bahwa Messi dapat menjelma menjadi “legenda” sebagaimana predikat yang disandang senior dan kompatriotnya, Diego Armando Maradona, maka Messi harus dapat memimpin rekan-rekannya di partai final dan berusaha secara mati-matian (all out) menumbangkan calon lawan mereka, yang juga sebagai juara bertahan, Chili. Satu-satunya pembuktian yang terbaik untuk Messi pada kesempatan ini. Bahwa Messi memang pantas menyandang predikat sebagai maestro sepakbola sejagad dengan menghadirkan sebuah trophi juara bagi Tim Nasional Argentina.
***
Begitu pula dengan Tim Chili. Meski sempat keok di partai pertama ketika berjumpa Argentina di babak pengisian grup, tidak membuat Claudio Bravo memimpin rekan-rekannya untuk tetap tegar melangkah. Pasukan Chili dengan sangat meyakinkan pula melangkah ke partai pamungkas, final Copa America 2016.
Hal itu dapat dilihat dari rentetan kemenangan yang diperoleh Chili. Meski di partai kedua pada babak pengisian grup, juara bertahan Chili, seperti mendapat durian runtuh, karena mendapat “bantuan” wasit dengan gol kemenangan Arturo Vidal melalui hadiah pinalti ke gawang Jamaica. Dengan kemenangan berbau kontroversial itu, sedikit memperpanjang nafas Chili hingga mencapai puncak pergelaran Copa America 2016 (baca : Wasit Memperpanjang, ... ).
Tapi keraguan itu akhirnya dijawab tuntas oleh Sanches, dkk., pada partai ke-3 dan partai perempatfinal. Partai ke-3 dan partai perempatfinal, Chili berhasil menundukkan lawan-lawannya dengan skor telak.
Pada partai perempatfinal menghadapi Meksiko, Sanches, dkk., seakan-akan kerasukan setan dan mengamuk. Tak tanggung-tanggung, Sanches, dkk., berhasil menggelontorkan dan menghempaskan Meksiko tanpa ampun dengan 7 gol tanpa balas. Pasukan Meksiko dibuat tak berdaya dan mati lemas.
Sementara pada partai semifinal yang berlangsung tadi padi (Kamis, 23/6/16), meski sempat tertunda kick off babak kedua karena pengaruh cuaca buruk di venue pertandingan, Chili kembali membuktikan bahwa mereka memang pantas menggenggam trophi juara Copa sebelumnya.
***
Di bawah komando Claudio Bravo, Chili tampil dengan sangat elegan dan eksentrik menhadapi Columbia di semifinal. Sanches, dkk., hanya membutuhkan 10 menit awal di babak pertama untuk menyarangkan dua gol ke gawang yang dijaga kipper Ospina. Keunggulan 2-0 ini pun berhasil dipertahan Sanches, dkk., hingga pertandingan berakhir. Chili pun dengan bangga menatap Copa America 2016 dan akan bersua kembali Argentina di partai final.
Claudio Bravo akan memimpin rekan-rekannya maju ke laga final dengan optimism tinggi untuk mempertahan trophi juara. Apapun alasannya, Chili akan berjuang mati-matian untuk mempertahankan titel kampiun. Meski yang akan dihadapi nanti di partai final adalah tim sekelas Argentina, yang pernah menundukkan mereka di pertandingan awal di fase pengisian grup. Di mana di Tim Tango bercokol nama-nama besar seperti Messi, Higuain, yang saat ini sangat menginginkan sebuah trophi juara bagi tim nasionalnya, yang akan dipersembahkan bagi Negara dan public Argentina.
***