Mohon tunggu...
Nurdin Taher
Nurdin Taher Mohon Tunggu... Administrasi - Keberagaman adalah sunnatullah, karena itu pandanglah setiap yang berbeda itu sebagai cermin kebesaran Ilahi. Surel : nurdin.en.te.70@gmail.com0

Lahir dan besar di Lamakera, sebuah kampung pesisir pantai di Pulau Solor, Flores Timur. Menempuh pendidikan dasar (SD) di Lamakera, kemudian melanjutkan ke SMP di Lamahala, juga kampung pesisir serta sempat "bertapa" 3 tahun di SMA Suryamandala Waiwerang Pulau Adonara, Flores Timur. Lantas "minggat" ke Ujung Pandang (Makassar) pada Juli 1989. Sejak "minggat" hingga menyelesaikan pendidikan tinggi, sampai hari ini, sudah lebih dari 30 tahun berdomisili di Makassar. Senantiasa belajar dan berusaha menilai dunia secara rasional dengan tanpa mengabaikan pendekatan rasa, ...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bertemu Ali Imron (Terpidana Seumur Hidup Bom Bali): Memahami Ulang Konsep Jihad dan Takfiri

2 Juni 2016   08:18 Diperbarui: 2 Juni 2016   13:56 1257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ali Imron saat memberikan testimono (dok. pri)

Ali Imron juga menyatakan bahwa Bom Bali merupakan aksi balas dendam terhadap Amerika Serikat (AS). Mengapa kelompok Ali Imron cs, menjadikan Bali sebagai target karena dianggap sebagai representasi dan pusat konsentrasi pertemuan warga asing (yang menurut mereka sebagai bangsa kafir), terutama kepentingan AS di sana. Ledakan ini mereka maknai sebagai upaya balas dendam atas serangan AS terhadap Afghanistan setelah peristiwa peledakan dua menara kembar di Washington DC.

Kedua putra penulis di depan Monumen Bom Bali (dok. pri)
Kedua putra penulis di depan Monumen Bom Bali (dok. pri)
Menurut Ali Imran, meski dia sedang menjalani hukuman seumur hidup, dia merasa tidak terbebani. Hari-harinya dia jalani dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat, berbuat baik, dan beribadah. Termasuk mungkin ikut pula terlibat dalam “safari keliling” dalam gerakakan sosialisasi deradikalisasi.

Apa yang Bisa Dipetik?

Semoga “safari keliling” ala Ali Imron ini dapat membawa pengaruh terhadap paham dan gerakan radikal di kalangan umat. Mungkin pula sosok seperti Ali Imron ini dapat menjadi role model dalam pengertian yang positif.

Di mana melalui sosok-sosok seperti Ali Imron, yang merupakan pelaku langsung tindakan radikal dapat kita petik pelajaran dan manfaat atas kesalahan pilihan mereka, kemudian mendapat hidayah dan sadar  telah tercerahkan. Selanjutnya berniat dan bertekad melakukan hijrah. Hijrah perilaku dan paham ke arah paham yang benar sesuai dengan tuntutan dan ajaran agama. Sekurang-kurangnya tidak mudah mengkafirkan kelompok lain meski berbeda paham dan pandangan.

Wallahu a’lam bish-shawabi

Makassar, 2  Juni  2016

  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun