Tindak Lanjut Rekomendasi Sanksi Berat
Meski sedikit mengganggu akal sehat kita, anggota MKD yang “menghukum” SN melanggar etik(a) sehingga patut dijatuhkan sanksi kategori berat, seharusnya menyadari bahwa pilihannya tersebut berdampak pada proses hukum lebih lanjut. Lepas dari ada motif untuk melakukan buying time (membeli waktu) demi mengulur-ulur waktu dengan maksud melakukan manuver lanjutan untuk menyelamatkan SN, tapi gatot (gagal total) maka mereka tidah harus berhenti pada titik karena SN sudah mundur. Mereka harus memiliki kemauan politik untuk terus mendorong agar SN tidak hanya diberhentikan dari posisi pimpinan DPR, melainkan juga harus bergerak lebih jauh dan berani melakukan mendorong supaya SN diberhentikan dari keanggotaan DPR. Jika hal itu tidak dilakukan maka kembali akal sehat dihina secara tak bermoral oleh MKD pula.
_______
Melihat fenoemna “menggelikan” yang dipertontonkan oleh majalis MKD membuat hati kita menjadi miris. Optimisme untuk membangun harapan yang lebih baik terhadap kondisi social politik ke-Indonesia-an kita ibarat jauh panggang dari api. Para elit politik yang kita harapkan dapat memberi pengayoman malah menghadirkan potret kesesatan nalar dengan mengangkangi akal sehat. “Seolah-olah dengkul disimpan di otak, otak disimpan (maaf) di anus”, kata Rocky Gerung.
Ya sudah, selamat membaca, …!
Makassar, 17 Desember 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H