Aku merasa seperti sedang mengemut permen rasa nano-nano. Rasa marah, sedih, serta galau jadi satu. Aku terduduk sambil menggeleng-gelengkan kepala. Sesekali aku berusaha mengambil napas agar terasa tenang.
Aku bingung dan pusing. Tindakan apa yang harus dilakukan untuk mengatasi keadaan anak-anak didikku. Aku harus mencari solusi terbaik untuk mengatasi ini semua agar kegiatan belajar lancar dan anak didik pintar. Semua kemampuan sudah aku keluarkan.
Aku berpikir ternyata pendidikan berkarakter itu sangatlah penting dan harus diutamakan karena dari sinilah aku dapat mengetahui tingkah laku anak di sekolah dan berbagai prestasi yang didapatkannya.
Banyak hal lucu yang telah terjadi di kelas, beragam tingkah laku mereka. Guru harus memiliki topeng yang banyak dan mesti lihai memainkan perannya.
Anak-anak SD butuh senda dan gurau ketika guru mengajar aga pembelajaran berjalan komunikatif dan tidak tegang dan membosankan. Guru harus terlihat semangat dan ceria saat mengajar.
***
Seperti biasanya, setiap kali datang ketua kelas bersama temannya selalu menunggu di depan pintu, lalu mencium tanganku. Hari ini terasa aneh, anak-anak tak kelihatan dan tak terdengar suaranya. Ketika mau buka pintu kelas muncullah ketua kelas dengan napas yang terengah-engah.
"Bu Guru, sebentar ya," ujar ketua kelas sambil mengacungkan tangannya, seakan-akan memberikan kode kepadaku sebelum masuk kelas.
"Teman-temanmu ke mana? Kok, sepi?" Aku bertanya kepadanya, dia hanya senyum-senyum dan tidak menjawab pertanyaanku. Aku makin penasaran.
Hari ini bukan tanggal merah alias libur, tetapi kelas masih sepi bagaikan tiada penghuninya. Tidak mungkin hanya ketua kelas yang hadir.
Ketika aku mulai membuka pintu kelas, pertanyaan-pertanyaanku tadi terjawab. Betapa kagetnya waktu pintu terbuka lebar, aku sungguh tak menyangka anak-anak melakukan hal ini.