"Lun..."Panggilnya pelan karena aku sama sekali tak bersuara setelah menerima sebatang coklat dari dia.
"Ya?"Tanyaku.
"Aku ingin kamu jadi pacarku, tapi rasanya itu tidak mungkin..."Katanya lirih.
Dahiku berkerut mencoba menangkap maksud kata-katanya.
["Kenapa tidak mungkin? Apakah dia mengira aku bakal menolaknya?"] Tanyaku dalam hati.
Aku menunggunya bicara lagi, tapi dia hanya diam sampai akhirnya dia mengajakku pulang.
Sejak hari itu dia menghilang, kabarnya tidak terdengar, berita tentangnyapun tidak tersiar, Maria juga tidak pernah tahu dia ada di mana dan pergi ke mana.
Melalui sebatang coklat dia telah membuat aku melambung ke angkasa serta menghempaskanku ke bumi hanya dalam jarak beberapa detik saja, membuatku remuk seketika.
Kini aku begitu benci dengan sebatang coklat, walaupun sang coklat membalut kenari, aku tetap tidak suka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H