"kepala gepeng, usus semburat, seperti tikus sawah digerebek pemburu hama," tatap matanya yang sebelumnya teduh berangsur menyala.
Setannn !! aku tersentak. Aku kelabakan.
"boleh saya minta air minumnya, Pak ?"
Sial !!! aku kebingungan mencerna kalimatnya. Aku kelimpungan. Tingkahku serupa anak ayam diintai alap-alap.
Tatap matanya menunggu. Aku membisu. Roda-roda kereta yang terpacu perlahan terasa kaku.
"Pak, boleh saya minta air minumnya ?"
Aku berdiri. Aku tak menyahuti. Kuambil botol air di papan jendela secepat-cepatnya. Aku pun melangkah pergi. Cepat. Cepat. Detak jantungku serasa mati. Laju kereta kian melambat, aku tahu sebentar lagi berhenti.
"Setan !! minggir kalian !!"
Kusibak-sibak pemuda kampungan yang nongkrong di tangga bordes. Secepat-cepatnya aku bersiap meloncat. Jlegg ! aku mendarat dengan sempurna. Untuk terakhir kali kutoleh perempuan di atas kereta itu. Tapi-
Setan betina !! rupa-rupanya ia terus memanahku dengan ribuan tanya. Kuayun langkahku cepat-cepat menuju peron stasiun. Kulintasi jalur-jalur kereta api. Jalur 3, jalur 2, hawa di sekelilingku serasa mati.
Prittt pritt priitttt !!! ....... HOI !! AWAS, PAK !! AWAS !!!