Andai kita tak bertemu kembali, apakah ini akan terjadi?
Langit cerah, pantulan sinar matahari menembus kaca kamar membuatku terbangun dari tidurku. Aku membuka mataku pelahan-lahan berusaha mendapatkan kesadaran penuh, jam dinding kini menunjukkan pukul 9 pagi.
 Selama 5 menit, aku diam sejenak berpikir apa yang harus kulakukan selama seharian ini. Tak dapat ide, aku keluar kamar. Rumah kini sunyi seperti biasa, hanya perabotan yang memenuhi seluruh ruangan. Aku kembali ke kamar, mengambil kanvas dan alat lukis. Kegiatanku setiap libur hanyalah melukis.
 Di tengah aku melukis, terdengar suara klakson mobil pick up yang membawa banyak barang. Mobil itu berhenti di depan rumah kosong tepat di depan rumahku. Rumah itu memang sudah lama tak ditinggali, aku senang kini bangunan itu sudah tak gelap lagi nantinya.
Tok! Tok!
"Iya, sebentar." jawabku.
Aku keluar kamar, menuruni anak tangga dan membuka pintu.
 "Permisi, ini rumah bunda Ana, ya?" tanya seorang remaja lelaki itu.
"Iya, siapa ya?"
"Senang bisa ketemu kamu lagi, Ody."
"Ody?" jawabku heran. Lelaki itu hanya tersenyum dan pergi meninggalkanku sendiri.