Menurut pendiri Lepo Lorun, Alfonsa Horeng, motif tenun ikat Sikka sudah memiliki hak paten sehingga dilindungi oleh hukum.Â
"Sudah ada 54 motif kain tenun ikat Sikka yang masuk dalam Hak Hukum Indikasi Geografis. Itu artinya, orang tidak bisa seenaknya mencuri motif kita," imbuh perempuan yang pernah belajar tekstil dan pewarnaan di Yogyakarta.
Lepo Lorun Mendunia
Keindahan Lepo Lorun telah menarik banyak wisatawan lokal maupun internasional untuk berkunjung. Mereka ingin melihat secara dekat keindahan tenun ikat dan proses penenunannya di Lepo Lorun.Â
Makanya, hampir setiap hari Lepo Lorun selalu ramai dikunjungi oleh para wisatawan. Selain melihat tenun ikat dan proses penenunannya, mereka juga bisa melihat bahan baku dan pewarna alami untuk tenun ikat.Â
Para wisatawan juga dimanjakan dengan alunan musik tradisional gong waning serta tarian hegong yang dipentaskan oleh anggota komunitas Lepo Lorun. Suguhan atraksi budaya ini sangat menghibur.
Pesona Lepo Lorun tidak hanya dikenal di Indonesia. Berkat usaha Alfonsa Horeng, Lepo Lorun dikenal di negara lain. Kurang lebih ada 35 negara yang sudah dikunjunginya.Â
Misinya ialah memperkenalkan tenun ikat sebagai kekayaan budaya Indonesia di mata dunia. "Indonesia punya kekayaan budaya tenun ikat yang luar biasa dan tidak dimiliki oleh negara lain.Â
Makanya kita harus menjaganya," tegas alumnus Fakultas Teknologi Pangan Pertanian Universitas Katolik Widya Mandala itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H