Mohon tunggu...
Mahendra
Mahendra Mohon Tunggu... Guru - Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Bangun Cinta Rupiah dengan Cerpen dalam Konteks Fungsi dan Tujuan APBN

15 Desember 2024   21:14 Diperbarui: 15 Desember 2024   21:14 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pawas: "Di file APBN ni, ado inflasi dan pertumbuhan ekonomi sebagai asumsi ekonomi makro APBN 2024! Apa maksudnyo Pak?" 

Pak Em-Ha: "Nah itu tadi. Orang lebih banyak menyimpan barang daripada menyimpan uang, itu sebagai dampak dari inflasi. kalau pertumbuhanekonomi kenyataannya adalah kenaikan kapasitasproduksi disbanding tahun sebelumnya. Tentulah Negara ngejar profit,  kesejahteraan warga naik, ketika kapasitas produksi naik".

Pak Em-Ha          : "Nah yang menarik, ada nih! Mau tahu gak?"

Murid-murid menjawab, "Mau dong!"

Pak Em-Ha          : "Ingat! Bab sebelumnya tentang kebijakan fiskal dan kebijakan  moneter!" (Pak Guru mengangkat jari telunjuk sedang menekankan suatu ide pokok pembicaraannya)

Rakan    : "Kebijakan moneter dikeluarkan oleh Bank Indonesia!"

Pawas   : "Kebijakan fiskal itu asalnya dari kementerian keuangan!"

Pak Em-Ha          : "Kebijakan fiskal mengatur pendapatan dan belanja  Negara sedangkan kebijakan monter mgatur peredaran uang! Dasar-dasar ngatur anggaran tentu lah paham kito, kalau kito jadi pengurus BES (OSIS) atau pengurus RT misalnya. Nah yang gak paham itu soalan ngatur peredaran uang. Kito perlu teliti lebih dalam apakah kita bisa mengatakan bahwa yang ngatur peredaran uang bukan rakyat! Itu tugas kamu besok kuliah telitilah lebih dalam!"

Pawas   : "Siap...!"

Pak Em-Ha          : "Yang keduo, BI adalah lembaga Negara tidak di bawah DPR maupun Presiden, kalau kedaulatan di tangan rakyat logisnyo BI harus di bawah kendali DPR atau Presiden. Coba diteliti lebih dalam nanti kalau kuliah."

Rakan: "Gak ngerti!"

Pak Em-Ha: "Yang ketigo, uang rupiah ini (sambil memegang uang angka 50.000 rupiah) bukan alat tukar. Di mana letak keadilannya, kaos dapat ditukar dengan uang berbahan kertas ini! Bayangkan upaya untuk membuat baju ini mana lebih berat upaya membuat uang kertas ini! Uang kertas ini sekali print bisa menghasilkan puluhan bahkan mungkin saja ratusan uang. Coba kita ngeprint ukuran kertas F4 bisa dapat berapa lembar uang kertas itu?" (Pak Guru sambil melipat kertas F4 menjadi 6 bagian atau potongan)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun