Mohon tunggu...
Mahendra
Mahendra Mohon Tunggu... Administrasi - Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Selanjutnya

Tutup

Money

Di Balik Krisis Yunani

2 Agustus 2015   21:47 Diperbarui: 2 Agustus 2015   21:47 1481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Padahal era manapun menuntut kesejahteraan untuk semuanya. Sementra hidup dengan sistem di mana uang diciptsakaan dari utang dan dimuat dengan muatan kepentingan pribadi yang besar dan kuat. Kita bisa bebas dari sitem yang eksploitatif ini, Order of St Francis yang mengusulkan penghimpun dana atau sebenar-benarnya bank publik yaitu non-riba, bukan private bank, atau bukan bank sentral yang diklaim banyak orang sebagai milik umum. Larangan untuk riba oleh Yesus, itu ada dalam Lukas 06:33.”

Memang masalah selanjutnya, cukupkah pasokan logam mulia sebagai alat bayar dan alat tukar untuk penduduk yang jumlahnya semakin meningkat. Tapi lebih bermasalah lagi jika uang diciptakan begitu saja yang menurut istilah Ellen Brown, diciptakan dari “thin air” merujuk kepada hasilnya yang tipis (helai kertas).

Seolah Ellen Brown meminta saya mengecek ensiklik Paus Fransiskus. Setelah saya temukan langsung dari sumbernya vatikan yaitu ensiklik Juni 2015 yang berjudul “Terpujilah Tuhan” atau “Praised Be” atau “Laudato Si” ditujukan kepada dunia, bukan umat katolik saja.

Memang fokus utamanya climate change. Namun, sebenarnya mencakup lebih dari itu. Di antaranya reformasi dan seruan untuk perbaikan sistem Perbankan. Menurutnya, perlu dialog jujur terkait service of life, terutama kehidupan manusia. Menyimpan uang di bank manapun membuat masyarakat membayar harga, itu menegaskan kembali kekuasan mutlak sistem keuangan. Kekuatan itu tidak memiliki masa depan dan hanya akan menimbulkan krisis baru setelah pemulihan yang lambat. Diperlukan strategi untuk perubahan nyata. Untuk memikirkan kembali proses secara keseluruhan, untuk tidak cukup dengan hanya memasukkan pertimbangan dangkal. Sementara gagal mempertanyakan logika yang mendasari kultur masa kini. Lihat ensikliknya (encyclical letter: Laudato Si langsung dari vatikan, halaman 138 dan 145).

Apa yang dimaksud Paus Fransiskus dengan gagal mempertanyakan logika yang mendasari kultur masa kini? Apa yang dimaksud dengan kalimat while failing to question the logic which underlies present-day culture? Itu tidak lain, saya kira itu adalah bunga (riba). Riba dilarang juga oleh al-Qur'an (30:39; 4:160-161; 3:130; 2:278-279). 

Hikmah: Krisis Utang Yunani

Jika boleh mengambil pengamatan Anis Matta (dalam twitt-nya) maka akan ditemukan hikmah bahwa krisis utang Yunani ini sangat menarik, karena kapitalisme internasional diveto oleh rakyat suatu negara. Referendum yunani mengembalikan prinsip bahwa legitimasi tindakan Negara ada di tangan rakyat. Kekuasaan kapitalisme terbatas, yakni dibatasi oleh kedaulatan rakyat. Kapitalisme bukan kebenaran tunggal. Itu kelihatan sejalan dengan pandangan Paus Fransiskus, Ellen Brown, Paul Krugman, J.T. Harvey, dan Noam Chomsky.

Kadang orang yang Anda percayailahlah yang berpotensi berkhianat. Sistem riba yang beberapa abad Anda percayakan, telah berkhianat atas amanat dan klaimnya mensejahterakan umat manusia. 

 

read more:

Bg. 11

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun