3. Sikap Kepemimpinan Megawati
Kepemimpinan Megawati Soekarnoputri juga menjadi sorotan. Beberapa pihak menilai bahwa Megawati terlalu dominan dan kurang memberikan ruang bagi kader muda untuk berkembang. Sikap yang dianggap jumawa dan tidak akomodatif terhadap kritik internal menciptakan kesan bahwa partai ini kurang inklusif. Pernyataannya yang kontroversial, seperti menyebut pemimpin yang "haus kekuasaan," yang diduga ditujukan kepada Jokowi, semakin memperuncing hubungan internal partai.
Dampak pada Dukungan Publik
Berbagai masalah tersebut berdampak langsung pada penurunan kepercayaan publik terhadap PDI-P. Survei terbaru menunjukkan bahwa elektabilitas partai ini mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Kasus Harun Masiku, pemecatan kader, dan konflik internal menjadi isu yang terus diingat publik dan merusak citra partai.
Banyak pendukung setia PDI-P yang merasa kecewa dan mempertanyakan arah perjuangan partai ini. Jika situasi ini tidak segera diatasi, PDI-P berisiko kehilangan basis pendukungnya, terutama di kalangan pemilih muda yang semakin kritis terhadap integritas dan transparansi partai politik.
Langkah Perbaikan: Sebuah Kebutuhan Mendesak
Untuk mengembalikan citra positifnya, PDI-P perlu mengambil langkah-langkah strategis yang berani dan nyata. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dipertimbangkan:
1. Reformasi Internal
PDI-P perlu melakukan reformasi internal yang menyeluruh. Memberikan ruang lebih besar bagi kader muda untuk berkontribusi dan mengelola partai adalah langkah awal yang penting. Selain itu, transparansi dalam pengambilan keputusan harus ditingkatkan untuk mengembalikan kepercayaan kader dan simpatisan.
2. Penyelesaian Kasus Hukum
PDI-P harus menunjukkan komitmen terhadap penegakan hukum dengan mendorong penyelesaian kasus-kasus yang melibatkan kadernya, termasuk kasus Harun Masiku. Langkah ini akan menunjukkan bahwa partai ini tidak mentoleransi pelanggaran hukum, terlepas dari siapa yang terlibat.