Mohon tunggu...
Mabate Wae
Mabate Wae Mohon Tunggu... profesional -

senior citizen

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Burung dan Bajing Peliharaan

4 Juli 2015   13:18 Diperbarui: 4 April 2017   18:27 1536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Burung dan Bajing Peliharaan.

Ketika masih mahasiswa, apalagi sebagai mahasiswa jurusan kaji bumi yang sarat jadwal kuliah tak teratur, entah karena masih terbilang jurusan yang teramat langka peminat, dan pengajar pada waktu itu, maka jadwal kuliah tergantung ada tidaknya dosen pengajar, rebutan ruang kuliah dengan enam jurusan yang lain. Jumlah mahasiswa yang terbilang langka.

Saat penerimaan mahasiswa diterima hanya lima mahasiswa, dan survival setelah tahap seleksi tingkat persiapan, dari lima gugur dua tinggal tiga. Selanjutnya hingga tingkat sarjana muda hanya tersisa dua.

Akibatnya bila kuliah bisa digabung dengan dua angkatan senior di atas dan satu angkatan di bawah. Bukan hal langka, bila saat itu pendidikan bisa membuat mata anak masa sekarang terbeliak,dan berteriak, wow keren! Bisa lebih lama dari pendidikan resmi kedokteran ditambah spesialisasi saat itu, yaitu lebih dari enam tahun hingga sepuluh tahun.

Sayang beribu sayang, hanya gelar berhak menjadi calon doktor diraih, dengan lama pendidikan tersebut, seharusnya sudah mencapai predikat tuan yang amat terhormat dan terpelajar tapi sampai sekarang tak kunjung diraih, cukup calon doktor, alias doktorandus. Tetapi, lantaran sekolah tetangga memilih gelar insinyur, akhirnya ikut ikutan. Prestasi kelas dunia.

Ceritera diatas memang tak ada kaitan dan hubungannya dengan bakal cerita yang di bawah, sekedar prakata kebablasan saja. Mau dibaca atau di pindai sekilas ga akan bikin sesuatu sampai dihati. Inti sebenarnya hanyalah ingin menyatakan, bahwa itulah saat pengangguran yang teramat sangat, disamping waktu diisi dengan kegiatan ”crime juvenile” yang gak terlalu parah parah amat, bersama sesama mahasiswa dengan jurusan lain satu fakultas.

Kegiatan titip absen, pesan bangku kuliah, bagi kertas contekan, lalu menonton keliling bioskop kota dari siang sampai malam. Setelah itu main kyu kyu atau gapleh, bridge dua hari dua malam tak terputus putus, makan minum menunggu tukang baso, sate ayam yang lewat. Yah, sebagaimana remaja zaman dahulu saja. Beradu gang Cuma terjadi sekali aja, entah apa sebabnya, tahu tahu gedebag gedebug.

Benar bukan, ceritera di atas ga ada sangkut pautnya bukan? Intinya, lantaran banyak menganggur, dan sebagai pemuda yang tak dipusingkan dengan rekening bulanan, lantaran mendapat beasiswa dari perusahaan Multi Nasional Corporate, yang walaupun sekolah kelewat lama, tetap mengucurkan bea siswanya. Selain itu, zaman belumlah sampai tahap neolib, hayo kerja, sehingga wirausaha, enterpreneship, dan kompetisi bebas masih belum menggebu saat itu.

Banyak usaha yang bangkrut. Kita baru selesai menjalani zaman solidaritas, kemelaratan dan kemiskinan merata serta ketiadaan, keprihatinan dan kekurangan sandang pangan di semua lapisan, pegawai negeri, tentara, rakyat. Mungkin petanilah yang saat itu tak mengenal kekurangan pangan. Sebuah zaman solider semua warga bangsa dalam kemiskinan dan kemelaratan bangsa, semua sama miskin. Mungkin banyak yang masih ingat pembagian, bulgur, beras jagung, jawawut, dlsbnya.

Nah, lantaran banyak waktu luang dan menganggur, serta suasana waktu itu mengharu biru tak ada yang harus dan wajib dikerjakan sesuai SOP kapitalis maupun sosialis bahkan tak terbersit secuilpun cita cita utopian, maka mulailah pekerjaan iseng seperti memelihara  khewan peliharaan, antara lain burung, yang semuanya karena kejadian kebetulan saja, bujan niat atau tekad komersil, ataupun cita cita luhur WWF, idealisme menjaga bumi hijau.

Syahdan,
Satu saat, pada waktu liburan semester, ketika berlibur ke Riau, Sumatera tempat orangtua, kutemukan seekor anak burung merbah yang sedang belajar terbang dan jatuh di kebun. Singkat kata burung merbah tersebut dipelihara, namun karena tak punya kandang burung, dan memang tak semudah mendapatkan kandang burung ketika itu, seperti di pulau Jawa atau di kota kota, maka burung itu dipelihara dan dilepas dalam rumah, karena rumah memang tertutup rapat oleh kawat kasa pelindung serangga dan nyamuk.

3705201999_8833be8576_z.jpg
3705201999_8833be8576_z.jpg
Gambar burung Merbah

Jika pulang liburan semester berikutnya, sang burung merbah selalu menyambut dan beterbangan di dalam rumah. Di petang hari, ia selalu tidur dalam lemari di kamar ayah, dan keluar di pagi hari setelah pintu kamar di buka. Cerita ayah, mengenai perilaku merbah tadi memang lucu. Saat minum kopi dan makan pagi yang tersaji di menjatuhkan tutup kopinya, dan meminumnya dari sana. Sangat menyenangkan dan sebuah peristiwa lucu.

Beberapa tahun kemudian, dalam suatu liburan semester, kurasa ada suatu hal yang hilang. Sang merbah yang selalu beterbangan di dalam rumah tak nampak beterbangan disana. Kutanyakan, kemana sang merbah, mengapa tak terlihat beterbangan. Penjelasan dengan nada prihatin dari bapak, bahwa burung merbah telah mati, karena terjepit pintu kamar.

Saat bapak keluar, sang burung rupanya hinggap di daun pintu tersebut, yang menggunakan per agar dapat menutup sendiri, akibatnya sungguh fatal, sang merbah terjepit di antara daun pintu dan bingkai pintu. Sungguh sebuah kisah, yang sampai saat ini belum terlupa.

Memelihara burung Kacer

Selanjutnya, keluarga kembali berkumpul di Bandung. Entah gagasan darimana, kami membeli seekor burung dari pasar burung di Bandung seekor burung Kacer, yang berwarna hitam putih, serta buntut ekornya yang selalu bergerak jungkat jangkit,sungguh seekor burung yang ceria dan licah, suaranyapun terbilang nyaring dan sangat merdu. Bila saya sedang berada di hutan atau lapangan, di daerah Tasikmalaya selatan, seringkali terdiam dan bersahutan dengan siulan bila ada kicau burung kacer dalam hutan di pagi dan siang hari. Sangat menyenangkan mendengar suara alam yang ditimpali kicau burung dan khewan lainnya.

http://2.bp.blogspot.com/-9gjbzI5q0hc/UG8Aax34WqI/AAAAAAAAAhQ/La9EXV5WFOo/s1600/Kacer+Kalimantan.jpeg
http://2.bp.blogspot.com/-9gjbzI5q0hc/UG8Aax34WqI/AAAAAAAAAhQ/La9EXV5WFOo/s1600/Kacer+Kalimantan.jpeg
Burung Kacer Tasik

Samahalnya dengan merbah terdahulu, burung kacer inipun bebas dilepas dalam kamarku. Ia sering mengawaniku, dan hinggap di bahu, terutama ketika sedang mengetik skripsi akhir, bahkan kadang kadang sering mematuk matuk kertas yang sedang diketik (belum ada PC atau laptop). Hal lain yang sering dilakukan burung kacer tersebut, adalah ia sering membangunkanku di pagi hari. Caranya, ia sering mematuki daun telingaku berulang ulang sampai aku terbangun.

Suatu ketika, kubawa burung itu keluar ke halaman, dan kulepaskan. Sekali dua kali, ia masih sering kembali, bila di acungkan makanan seperti belalang atau jangkrik, jika ia terbang tak terlampau jauh. Celaka, pernah kulepas keluar, ia langsung terbang jauh ke pohon seberang jalan. Dibujuk dan dipanggil panggil tak mau pulang sampai akhirnya ia menghilang. Yah, sudahlah, kurelakan sang kacer kembali terbang ke alamnya, sampai sekarang aku paling senang mendengar bunyi burung kacer di alam, serasa berada dalam rumah dan taman besar.

Memelihara Bajing.
Sampai suatu saat aku telah menikah dan berputri dua, saat itu mereka telah duduk di sekolah menengah pertama. Saat iseng iseng berjalan di pasar burung, hanya bermaksud menunjukkan khewan khewan di pasar pada anak anak, saya tertarik pada seekor banjing, akhirnya di beli. Tertarik, karena pernah di sebuah taman di Houston, saya sering melihat banyak bajing yang berlarian bebas ditaman, di bawah taman pohon jeruk sunkist disana, terbayang satu saat ingin memelihara bajing yang berkeliaran di taman.

Gigi tupai akan tumbuh berterusan sepanjang hidupnya.
Gigi tupai akan tumbuh berterusan sepanjang hidupnya.
Gambar Tupai

Bajing yang dibeli dipelihara dalam sangkar kawat, tetapi seringkali juga dibawa dan dilepas dalam ruangan makan, ruang duduk dan tamu, karena sudah terbilang jinak. Saat dipindah atau diambil dari sangkarnya, bila terkejut karena dipegang ia sering reflek menggigit dengan gigi serinya yang terbilang setajam silet, sehingga berdarah darah digigitnya. Perilaku tersebut sudah merupakan reflek alamiahnya, walaupun kita sudah mencoba berhati hati memegangnya.

Anak perempuan saya yang tertua terbilang berani memegangnya, dan ia yang sering memberinya makan. Sering ia di ajak bermain dikebun, dan dilepaskan di batang pohon kelapa gading, naik hingga ke puncak pohon depan rumah. Jika di ruangan ia sering berlari kian kemari, dan diam dipunggung kursi atau punggung manusia. Bajing memang sering meninggalkan bau khas bajing yang kuat, sehingga sering tercium kemana mana, saat diruang makan, maupun di kursi bekasnya. Sayang, karena tak tahu cara mengembang biakkan bajing, akhirnya ia cuma tinggal cerita kisah ini saja.

https://simonbwidjanarko.files.wordpress.com/2008/09/img_2684.jpg
https://simonbwidjanarko.files.wordpress.com/2008/09/img_2684.jpg
Gambar Tupai Taman  di Houston

Baru baru ini, ada anak burung kutilang belajar terbang yang jatuh di halaman depan, di bawah pohon mangga. Burung burung kutilang liar itu, memang sering singgah maupun bersarang di pohon pohon dalam kebun. Cucu perempuanku yang pertama kali melihat dan berteriak ada burung jatuh di depannya. Singkat kata, kuambil dan kucoba kuletakkan di atas batang kembang agar bergambung kembali dengan induknya yang ribut mencicit bersama rombongannya mencari anak kutilang tersebut. Tapi, seharian tak ada kemajuan akhirnya kuambil dan kutaruh dalam dos aqua. Karena masih anak kutilang, lebih baik kuberikan pada kakak istriku yang lebih telaten memelihara khewan dan memang penggemar burung. Ia bertanya, biasanya ada dua.

Burung Kutilang Terbaru
Burung Kutilang Terbaru
Gambar burung Kutilang

Benar saja, esok harinya dijumpai anak kutilang kedua, dibalik pepohonan yang kemarin tak terlihat, akhirnya keduanya kuserahkan juga padanya, sayang yang kedua keburu mati, karena sudah terlampau lemah. Adapun yang seekot lagi, telah tumbuh sehat dan ekornya yang tadinya masih pendek telah memanjang serta mulai belajar berkicau. Burung kutilang adalah juga termasuk burung yang terbilang jinak, terutama jika dipelihara dari kecil. Tetapi sejinak jinak burung, tetap saja bila dilepaskan di alam bebas akan terbang tak kembali. Berbeda bila memilihara burung merpati, yang selalu akan kembali dan berkembang biak di sarang rumahnya.

Akhirnya,
Dari beberapa kali pengalaman memelihara khewan peliharaan, yang bukan dimaksudkan untuk hobby atau tujuan tertentu. Terdapat hal hal yang menarik. Sejinak jinak burung dan hewan liar lain, tetap saja naluri bebas alamiah merupakan panggilan alam. Betapapun kita mengupayakan kedekatan, sampai tingkat sangat sentimentil sekalipun, tak dapat menghilangkan naluri bebas merdeka mereka, Jika Khewan saja memiliki naluri demikian, mengapa kita manusia ingin menaklukkan dan mengikat manusia tunduk dan patuh pada sebuah aturan dan pengekangan kebebasan manusia, sebab secara naluri kita juga ingin bebas dan merdeka.

Bandung, Sabtu, 3 Juli 2015
Cerah, cukup dingin 24 ºC

 

Sumber Gambar/Photo:

http://2.bp.blogspot.com/-9gjbzI5q0hc/UG8Aax34WqI/AAAAAAAAAhQ/La9EXV5WFOo/s1600/Kacer+Kalimantan.jpeg

https://s.yimg.com/fz/api/res/1.2/1CznpZ.RavYPlkVl_yD6Kg--/YXBwaWQ9c3JjaGRkO2g9NDU4O3E9OTU7dz01MDA-/http://farm3.staticflickr.com/2542/3705201999_8833be8576_z.jpg

https://s.yimg.com/fz/api/res/1.2/dPmhzvJd6gkuoHBQXUxDvg--/YXBwaWQ9c3JjaGRkO2g9NDg4O3E9OTU7dz02NTA-/http://gambarhaiwan.com/wp-content/uploads/2013/08/tupai.jpg

http://1.bp.blogspot.com/-cfymyxxkcUs/UDhMCw049iI/AAAAAAAAABo/0HLHNhHeVGA/s1600/2963918725_301c16bf77.jpg

https://simonbwidjanarko.files.wordpress.com/2008/09/img_2684.jpg

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun