Berbicara tentang Muhammadiyah tidak terlepas dari peran KH. Ahmad Dahlan sang pendiri salah satu organisasi Islam terbesar di dunia ini. Anak muda yang bernama Muhammad Darwis ini merupakan pegawai Kraton Yogyakarta yang pada umur 15 tahun menunaikan ibadah haji dan tinggal di Mekah selama lima tahun untuk menuntut ilmu.
Ketika pulang kembali ke Yogyakarta ia merasa janggal dengan cara Islam yang dianut oleh umat Islam ketika itu. Keadaan umat Islam pada waktu itu dalam keadaam jumud, beku dan penuh dengan amalan-amalan mistik. Maka dari itu KH. Ahmad Dahlan tergerak hatinya untuk mengajak umat Islam untuk kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya berdasarkan Qur'an dan Hadist.
Bayangkan betapa susahnya anak muda ini merubah pola pikir atau meluruskan  pandangan umat Islam untuk kembali kepada ajaran yang sebenarnya. Berbagai fitnahan, tuduhan, dan hasutan datang bertubi-tubi kepadanya, dituduh mendirikan agama baru, dan bahkan diancam untuk dibunuh.
Namun pada akhirnya ketekunan, keikhlasan, dan kesabaran anak muda ini dalam berdakwah disambut dengan baik oleh keluarga dan teman dekatnya. Profesi sebagai pedagang sangat mendukung ajakan beliau, sehingga pada akhirnya dalam waktu singkat ajakannya menyebar ke luar kampung Kauman bahkan sampai keluar daerah dan keluar pulau Jawa.
Untuk mempermudah gerakan ini, maka dihimpunlah dalam sebuah organisasi yang bernama Muhammadiyah yang secara resmi didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H/ 18 November 1912 ketika itu beliau berumur 44 tahun.
Walaupun umur KH. Ahmad Dahlan dalam mendirikan Muhammadiyah pada umur 44 tahun namun beliau sudah memulai pada umur 15 tahun dan puncak dakwah beliau pada umur 21 tahun mengenalkan ajaran yang sesuai dengan Al-Qur'an dan Hadist kemudian disempurnakan dengan berdirinya Organisasi Muhammadiyah pada umur 44 tahun. Hal ini membuktikan gagasan pembaharuan selalu muncul dari anak-anak muda dan memberikan dampak yang luar biasa bagi lingkungan.
KH. Ahmad Dahlan sangat paham pemuda adalah fondasi awal gerakan dan munculnya gagasan -- gagasan yang luar biasa jika diarahkan dengan baik maka akan menjadi anak panah yang bermanfaat. Maka hal ini membuat perhatian beliau kepada Pemuda sangatlah istimewa. Ketika itu pemuda Kauman terkenal nakal, dan tidak memiliki arah tujuan.
Dengan caranya KH. Ahmad Dahlan mendekati pemuda-pemuda ini dan membentuk satu perkumpulkan yang diberi nama Siswo Proyo. Para pemuda ini diberikan pendidikan agama, budi pekerti, dan keterampilan.
Sehingga pada akhirnya organisasi ini disempurnakan pada muktamar  ke -21 di Makassar pada tahun 1932 diputuskan berdirinya pemuda Muhammadiyah, yang merupakan bagian dari organisasi dalam Muhammadiyah yang secara khusus mengasuh dan mendidik pemuda dan keluarga Muhammadiyah.
Dinamika Gerakan Pemuda Muhammadiyah
Walaupun secara resmi baru  berdiri pada 2 Mei 1932, Pemuda Muhammadiyah memiliki peran yang luar biasa dalam berdirinya Muhammadiyah di daerah-daerah salah satu contohnya adalah Jawa Timur. Berdirinya Muhammadiyah di Jawa Timur dimulai dengan kegiatan-kegiatan yang dipelopori oleh kalangan pemuda yang diawali dengan kegiatan dibidang kepemudaan dan kepanduan.
Pertumbuhan pemuda Muhammadiyah pada dekade 1930-an tergolong dinamis, dan paruh kedua dekade itu setiap cabang memiliki bagian Pemuda Muhammadiyah. Barulah pada tahun 1937 pelaksanaan konferensi Pemuda Muhammadiyah dilakukan diseluruh daerah.
Gerakan Pemuda Muhammadiyah mampu memberikan kontribusi yang nyata sebagai anak panah dari Muhammadiyah sebagai induk dari organisasi. Ketika KH. Ahmad Dahlan menjadi anak panah untuk kampungnya maka pemuda Muhammadiyah harus siap menjadi anak panah untuk Muhammadiyah. Anak panah yang benar-benar baik kualitasnya dari segi emosional maupun spiritual.
Salah satu contoh anak panah Muhammadiyah yang baik dari segi emosional dan spiritual adalah Panglima Besar Jenderal Sudirman. Anak muda ini menjadi contoh yang luar biasa dimana dibesarkan dari gerakan Muhammadiyah dan mampu memberikan kontribusi yang nyata bagi orang banyak. Sudirman benar-benar mampu mewujudkan motto perjuangan Pemuda Muhammadiyah untuk berlomba-lomba dalam kebaikan.
Hal ini terlihat dalam fakta sejarah Sudirman tercatat memimpin pasukannya dalam keadaan sakit parah dimana paru-paru yang hanya tinggal sebelah, menjual perhiasan istrinya untuk modal perjuangan, berpindah dari hutan ke hutan, dengan kondisi medan yang sangat berat, dibayang-bayangi pengejaran tentara Belanda melalui udara maupun darat.
Berkat didikan yang beliau dapatkan dari Muhammadiyah melalui Hizbul Wathan/ Pemuda Muhammadiyah kedisplinan yang tinggi, daya juang, semangat, dan kesabaran pengusiran pasukan Sekutu anak buah dari Jenderal Bethel dari kota Magelang dan Ambarawa berhasil dilakukan.
Dari data dan fakta sejarah pemuda Muhammadiyah ini  terlihat peran pemuda sungguh luar biasa dalam kemajuan suatu organisasi atau negara. Secara umum pemuda memang menjadi harapa dari suatu organisasi ataupun negara.
Misalnya jauh sebelumnya di Jepang terkenal dengan namanya Restorasi Meiji atau lebih dikenal Revolusi Meiji yang terjadi pada tahun 1866 sampai 1869. Pada masa itu Jepang merupakan negara yang miskin, penjarahan dimana-mana, kelaparan, dan perkosaan. Sehingga muncullah revolusi ini yang merupakan rangkaian kejadian di Jepang ketika menyadari bahwa betapa tertinggalnya Jepang dibandingkan dengan negara --negara lainya di dunia setelah datangnya komodor Amerika Serikat Matthew C. Perry.
Komodor Perry datang ke Jepang membuka pelabuhan-pelabuhan untuk kapal-kapal asing yang ingin berdagang. Komodor Perry datang ke Jepang menaiki kapal super besar dilengkapi dengan persenjataan dan teknologi yang canggih. Sehingga Meiji melakukan perubahan-perubahan besar pada struktur politik dan sosial Jepang.
Langkah yang dilakukan Kaisar adalah dengan mengeluarkan sumpah jabatan yang terdiri dari lima pasal yang menggambarkan asas-asas yang harus dianut oleh pemerintahnya, salah satu isinya adalah memerintahkan seluruh pemuda Jepang untuk mencari pengetahuan keseluruh dunia, setelah mendapatkan pengetahuan tersebut maka pemuda Jepang wajib untuk pulang kembali dan membangun negaranya.
Dampak dari perintah kaisar Meiji ini sungguh luar biasa, pemuda --pemuda  Jepang setelah menyelesaikan tugas mencari ilmu di manca negara pulang kembali dengan semangat membangun Jepang lebih baik. Kepulangan pemuda-pemuda ini memunculkan ide bagi Jepang untuk menganut ekonomi pasar bebas di tahun 1868, dan mengadopsi kapitalisme model Inggris dan Amerika Serikat.
Pemuda-pemuda Jepang ini beralasan Negara mereka tidak memiliki sumber daya alam yang melimpah sehingga membutuhkan bantuan sumber daya alam dari negara lain dan kemudian diolah di negara mereka. Ide pemuda Jepang ini membuahkan hasil yang sangat luar biasa bahkan disebut sebagai keajaiban ekonomi Jepang pada era 1960-an hingga 1980-an.
Berdasarkan data pertumbuhan ekonomi riil pada masa itu rata-rata 10%. Menariknya pada dekade 1980-an masa jaya Jepang berlanjut dengan ekspor otomotif dan barang elektronik ke Eropa dan Amerika Serikat sehingga terjadi surplus neraca perdagangan  yang mengakibatkan konflik perdagangan. Perkembangan Jepang saat ini sangat pesat sekali setelah adanya revolusi Meiji yang salah satunya mengerahkan pemuda-pemuda Jepang untuk belajar secara utuh.
Bayangkan negara yang diejek oleh dunia ketika itu berhasil membuat Amerika Serikat frustasi. Jepang dengan sumber daya alam seadanya mampu menjadi kekuatan ekonomi terbesar ketiga setelah Cina. Jepang mencatatkan diri sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat sepanjang sejarah dunia dengan nominal PDB $4.940 triliun.
Jepang ini sangat fenomenal sekali walaupun saat ini sedikit terpuruk karena pertumbuhan ekonomi mereka disalib oleh Cina. Jepang tetaplah Jepang, negara dengan sumber daya alam seadanya namun memilki pemuda yang hebat yang membuat perubahan nyata. Pemuda Jepang memproyeksikan diri membangun Jepang dengan sebuah sistem, tanpa merekapun nantinya sistem atau ide mereka bisa berjalan dengan baik.
Pemuda Muhammadiyah harus mengambil pelajaran dari revolusi Meiji ini jika ingin tetap eksis dan menjadi besar. Untuk menjadi anah panah Muhammadiyah, kader muda tidak boleh memunculkan keegoisan diri dalam berorganisasi. Mari kita kembali kepada motto berlomba-lomba dalam kebaikan dengan bersama-sama tanpa mengharap pahala sendiri.
Sebenarnya menjadi kader Pemuda Muhammadiyah secara organisasi memiliki amunisi yang lengkap dan tidak dimiliki oleh organisasi kepemudaan lainnya. Dengan amunisi ini pemuda muhammadiyah harus mampu memberikan kontribusi yang nyata dalam menjadi anak panah Muhammadiyah yang hebat, tangguh, ikhlas, dan memiliki jiwa yang kuat dalam mengembangkan amanah sebagai kader sesuai dengan amanah muktamar  ke -21 di Makassar pada tahun 1932.
Pemuda-pemuda Muhammadiyah harus bertindak nyata tidak hanya sekedar nama dan malah menjadi beban bagi Muhammadiyah itu sendiri. Saat ini pemuda Muhammadiyah terkesan hanya menjadi tempat mampir sebentar untuk meraih jabatan tertentu, sehingga kegiatan maju mundur tanpa ada dobrakan yang hebat untuk pemuda Muhammadiyah.
Bahkan gejolak internal pemuda Muhammadiyah masih sibuk mengurus kader otentik dan kader tidak otentik. Ketika gerakan pemuda lainnya sudah sampai ke ujung jalan, kita masih sibuk mengurus kemacetan dipersimpang jalan.
Masalah ini memang kecil, namun jika dibiarkan akan berdampak luar biasa dalam keberlangsungan organisasi. Terlebih di era revolusi industri 4.0 dimana membutuhkan pemuda---pemuda yang tidak hanya tangguh, daya juang yang tinggi, namun harus memiliki kecerdasan atau kemampuan big data, literasi manusia, dan teknologi secara keseluruhan.
Cara lama pemuda Muhammadiyah mengembangkan diri haruslah dirubah sehingga menjadi wajah baru di organisasi kepemudaan dan anak panah yang berkualitas serta diterima  bukan untuk kalangan Muhammadiyah saja namun untuk semua golongan.
Pemuda di Era Revolusi Industri 4.0
Anak panah itu siap untuk di gunakan sesuai dengan keinginan tuannya, namun jika anak panah tersebut tumpul hanya bisa menempel saja kepada arah tujuan, namun jika anak panah tersebut berkualitas dan tajam maka akan meninggalkan bekas yang luar biasa kepada sasaran tujuannnya.
Pemuda Muhammadiyah ibarat anak panah yang runcing. Dalam artian fokus yang tajam, bisa menembus tujuan yang ingin dicapai. Pemuda Muhammadiyah tidak akan bisa apa-apa tanpa organisasi induk yakni Muhammadiyah yang seperti busur.
Ada kolaborasi antara anak panah dan busur dimana tahu kapan menggunakannya dengan menyesuaikan waktu, akan sulit jika menembakan anak panah ketika angin sedang kencang, si busur harus mampu melihat waktu yang tepat. Begitu juga dengan Muhammadiyah dan Pemuda Muhammadiyah harus mampu melihat perkembangan zaman dan menyiapkan diri terhadap perubahan zaman seperti di era revolusi industri 4.0 ini.
Maka dari itu, untuk membuat pemuda Muhammadiyah menjadi anak panah yang baik dan berkualitas di era revolusi industri 4.0 perlu dilakukan perubahan dari dua hal yakni indvidu dan organisasi.
- Secara Individu
Membuat anak panah yang berkualitas hal pertama yang dilakukan adalah dengan memperbaiki sistem pengkaderan. Secara garis besar setuju dengan ide dari ketua umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Simanjutak dimana format pengkaderan Baitul Arqom diubah yang selama ini dilakukan sekali setahun menjadi 6 bulan, seminggu sekali melalui pengajian Baitul Arqam disemua level pimpinan pemuda Muhammadiyah. Hanya saja saya menawarkan kurikulum tambahan yakni:
Kurikulum Etika
Di dalam ilmu filsafat etika menjadi ilmu dasar yang harus dikuasai. Ilmu ini mempengaruhi bagaimana karakter seseorang. Bahkan dalam ilmu fiqih etika atau yang disebut dengan adab merupakan bab pertama yang menjadi perhatian dan kajian awal. Hal ini menunjukan etika berperan penting dalam perkembangan seseorang. Pemuda muhammadiyah harus memiliki etika yang baik, sehebat apapun kader pemuda Muhammadiyah jika tidak memiliki etika maka tidak ada gunanya.
Kurikulum Kompetensi
Pemuda Muhammadiyah harus memiliki kompetensi yang kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaburatif. Di abad 21 ini pemuda harus memiliki integritas namun tetap kreatif dan mampu menyampaikan dengan baik kemudian menjalin kerja sama dengan orang lain yang memiliki visi yang sama. Dalam hal ini jaringan pimpinan pusat pemuda Muhammadiyah sudah melakukan dengan baik bahkan menjadi sorotan media. Hal ini perlu dicontoh oleh pimpinan wilayah, daerah, dan ranting.
Kurikulum literasi (wawasan keterbukaan)
Pemuda Muhammadiyah harus meluangkan waktu untuk membaca, memahami budaya, melekteknologi dan memahami pengelolaan keuangan yang baik. Untuk hal ini kita masih lemah dan perlu perbaikan. Setiap bulan harus ada inovasi pelatihan untuk membuat kader tertarikakan hal ini. Misalnya dengan kegiatan membaca 15 menit dalam satu hari,dengan topik yang disukai oleh kader tersebut.
Ataupun dalam budaya adanya saling mengunjungi antara kader di daerah, kemudian melek teknologi memanfaatkan dengan baik, bukan hanya sekedar menghabiskan waktu, namun memanfaatkan waktu. Misalnya setiap kader memahami kemampuan big data untuk sentralisasi informasi seluru kader dan kemudian memantau setiap perkembangan mereka secara langsung.
Yang terakhir pada sisi keuangan, banyak sekali kader Muhammadiyah yang memiliki usaha sendiri, namun masih gagal dan pengaturan keuangan, maka perlu memahami sistem keuangan untuk mempermudah para kader tersebut, catatan data yang dilakukan oleh PWPM Jambi misalnya rata-rata kader gagal dalam usaha dikarenakan tidak memahami sistem keuangan dengan baik.
- Secara Organisasi
Organisasi Pemuda Muhammadiyah di era revolusi industri 4.0 harus menyesuaikan diri, dalam beberapa penelitian dan data yang ada untuk menghadapi era tersebut organisasi Muhammadiyah cukup melakukan kombinasi dua hal dengan  syarat adanya  perbaikan secara indvidu.
Kewirausahaan Sosial dan Filantropi Islam
Kewirausahaan sosial memberikan dampak yang luar biasa jika diterapkan dalam organisasi. Apalagi mengembangan dengan teknologi. Ada empat  hal yang bisa dilakukan pemuda Muhammadiyah dalam membangun organisasi dengan program baru. Hal ini dengan mengkombinasikan konsep kewirausahan sosial dan filantropi Islam untuk ekonomi, pendidikan, politik maupun kesehatan.
Pertama yakni dibidang ekonomi,dibidang ekonomi adalah gerakan awal yang harus dilakuakan oleh pemuda Muhammadiyah. Hal ini dilakukan untuk  mempermudah kegiatan operasional organisasi dengan tidak menghilangkan sisi sosialnya.  Misalnya gerakan kewirausahaan sosial kitabisa.com. gerakan usaha sosial ini memberikan dampak besar dalam perubahan organisasi dan mampu memberikan keuntungan bagi perusahaan yang mengelola situs tersebut.
kitabisa.com menggabungkan konsep kewirausahaan sosial dan gerakan filantropi menjadi satu tempat dengan memanfaatkan teknologi. Sebenarnya, jika melihat data dan fakta ini sudah dilakukan oleh Muhammadiyah jauh sebelum munculnya kitabisa.com namun yang membedakan mereka menghimpun dengan menggunakan teknologi. Pemuda Muhammadiyah bisa menstukturisasi mallmu.com misalnya dengan konsep tidak bisa membeli untuk pribadi namun hanya bisa membeli untuk orang lain.
Mari kita lihat dari sisi pendidikan. Pemuda Muhammadiyah dengan mengkombinasikan kekuatan kewirausahan sosial dan filantropi Islam bisa mempelopori pendidikan gratis. Dengan kekuatan Muhammadiyah yang memiliki 173 universitas. Model ini dilakukan dengan cara mencari donatur dan kemudian uang dari donatur tersebut di kembangkan di usaha sosial, dari hasil keuntungan ini diserahkan kepada mahasiswa untuk membayar uang kuliah, hal ini dilakukan juga untuk membuat mahasiswa untuk bekerja keras, disiplin, dan berpikir untuk mengembangkan usahanya, tidak hanya sekedar penerima saja tapi juga sebagai pelakunya.
Pemuda Muhammadiyah bisa membuatkan lembaga khusus ini kemudian memantau secara langsung kegiatan belajar dari mahasiswa tersebut. bayangkan nanti Muhammadiyah akan menjadi organisasi pertama yang mewujudkan amanah UUD 1945, bahwa pendidikan adalah hak dari anak-anak Indonesia. Bukan hanya itu saja, input mahasiswa yang selama ini ada di universitas Muhammadiyah yang ada didaerah akan menjadi lebih baik sehingga menghasilkan output yang baik dengan tidak perlu mencari mahasiswa kemana-mana lagi tapi calon mahasiswa itu sendiri yang akan memilih.
Dalam sisi politik. Biaya politik yang mahal di Indonesia membuat kesempatan korupsi semakin besar. Maka dari itu dengan model kombinasi kewirausahana sosial dan filantropi akan mempermudah (mengurangi) biaya politik  yang ada di Indonesia. Misalnya masyarakat sudah menyiapkan kotak wakaf yang nantinya akan menjadi sentral pengembangan sumber daya manusia ketika agenda tahunan pemilihan anggota legislatif.
Dalam sisi kesehatan. Kesehatan gratis sudah banyak dilakukan, pemerintah pun sudah menyiapkan dengan BPJS. Namun Pemuda Muhammadiyah bisa mengambil peluang dengan cara gratis berobat di rumah sakit Muhammadiyah dengan memanfaatkan donatur atau pasien kaya dan hasil nya dikumpulkan menjadi satu, kemudian dikembangkan dengan  sistem bisnis sosial dan dikembalikan kepada pasien yang tidak mampu.
Dari inovasi program pemuda Muhammadiyah ini akan memudahkan Indonesia untuk  mencapai visi di tahun 2045 yakni Indonesia yang berdaulat, adil, dan makmur. Karakter ikhlas, tanpa pamrih, responsif, inovatif, dan anti kemapanan akan kembali ada dan muncul dalam semua kader Pemuda Muhammadiyah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H