Mohon tunggu...
Emaridial Ulza
Emaridial Ulza Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

"Aku ramah bukan berarti takut. Aku tunduk bukan berarti takluk" BOX Twiiter:@emaridialulza Blog: www.emaridialulza.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Anak Panah Muhammadiyah di Era Revolusi Industri 4.0

21 Oktober 2018   23:11 Diperbarui: 21 Oktober 2018   23:25 2285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Berdasarkan data pertumbuhan ekonomi riil pada masa itu rata-rata 10%. Menariknya pada dekade 1980-an masa jaya Jepang berlanjut dengan ekspor otomotif dan barang elektronik ke Eropa dan Amerika Serikat sehingga terjadi surplus neraca perdagangan  yang mengakibatkan konflik perdagangan. Perkembangan Jepang saat ini sangat pesat sekali setelah adanya revolusi Meiji yang salah satunya mengerahkan pemuda-pemuda Jepang untuk belajar secara utuh.

Bayangkan negara yang diejek oleh dunia ketika itu berhasil membuat Amerika Serikat frustasi. Jepang dengan sumber daya alam seadanya mampu menjadi kekuatan ekonomi terbesar ketiga setelah Cina. Jepang mencatatkan diri sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat sepanjang sejarah dunia dengan nominal PDB $4.940 triliun.

Jepang ini sangat fenomenal sekali walaupun saat ini sedikit terpuruk karena pertumbuhan ekonomi mereka disalib oleh Cina. Jepang tetaplah Jepang, negara dengan sumber daya alam seadanya namun memilki pemuda yang hebat yang membuat perubahan nyata. Pemuda Jepang memproyeksikan diri membangun Jepang dengan sebuah sistem, tanpa merekapun nantinya sistem atau ide mereka bisa berjalan dengan baik.

Pemuda Muhammadiyah harus mengambil pelajaran dari revolusi Meiji ini jika ingin tetap eksis dan menjadi besar. Untuk menjadi anah panah Muhammadiyah, kader muda tidak boleh memunculkan keegoisan diri dalam berorganisasi. Mari kita kembali kepada motto berlomba-lomba dalam kebaikan dengan bersama-sama tanpa mengharap pahala sendiri.

Sebenarnya menjadi kader Pemuda Muhammadiyah secara organisasi memiliki amunisi yang lengkap dan tidak dimiliki oleh organisasi kepemudaan lainnya. Dengan amunisi ini pemuda muhammadiyah harus mampu memberikan kontribusi yang nyata dalam menjadi anak panah Muhammadiyah yang hebat, tangguh, ikhlas, dan memiliki jiwa yang kuat dalam mengembangkan amanah sebagai kader sesuai dengan amanah muktamar  ke -21 di Makassar pada tahun 1932.

Pemuda-pemuda Muhammadiyah harus bertindak nyata tidak hanya sekedar nama dan malah menjadi beban bagi Muhammadiyah itu sendiri. Saat ini pemuda Muhammadiyah terkesan hanya menjadi tempat mampir sebentar untuk meraih jabatan tertentu, sehingga kegiatan maju mundur tanpa ada dobrakan yang hebat untuk pemuda Muhammadiyah.

Bahkan gejolak internal pemuda Muhammadiyah masih sibuk mengurus kader otentik dan kader tidak otentik. Ketika gerakan pemuda lainnya sudah sampai ke ujung jalan, kita masih sibuk mengurus kemacetan dipersimpang jalan.

Masalah ini memang kecil, namun jika dibiarkan akan berdampak luar biasa dalam keberlangsungan organisasi. Terlebih di era revolusi industri 4.0 dimana membutuhkan pemuda---pemuda yang tidak hanya tangguh, daya juang yang tinggi, namun harus memiliki kecerdasan atau kemampuan big data, literasi manusia, dan teknologi secara keseluruhan.

Cara lama pemuda Muhammadiyah mengembangkan diri haruslah dirubah sehingga menjadi wajah baru di organisasi kepemudaan dan anak panah yang berkualitas serta diterima  bukan untuk kalangan Muhammadiyah saja namun untuk semua golongan.

Pemuda di Era Revolusi Industri 4.0

Anak panah itu siap untuk di gunakan sesuai dengan keinginan tuannya, namun jika anak panah tersebut tumpul hanya bisa menempel saja kepada arah tujuan, namun jika anak panah tersebut berkualitas dan tajam maka akan meninggalkan bekas yang luar biasa kepada sasaran tujuannnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun