Mohon tunggu...
Fatkhul Kareem
Fatkhul Kareem Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Linba, Dongeng Duka Itu...

6 November 2017   14:10 Diperbarui: 6 November 2017   14:12 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

/1/

".....tidur, 

pergilah ke detak jantungku."

Aku terbakar malam ini

saat Luna merahasiakan

segala ciri dirinya

kau masih merasa ini sungguhan

dan mati itu nyata..

/2/

Pagi yang bersahabat dengan hujan

kala itu:

awan tak nampak

matahari memaksakan sinarnya kepadamu

di hari yang tanpa cerita itu,

kamu masih terlihat kaku

matirasa dan menggenggam erat tanganku;

tolong, jangan hapus dialog kami....

/3/

Cerita yang hanya karangan itu,

memaksa kita untuk jadi batu

yang keras dan tak tahu

akan jadi apa

hari kita di depan cermin.

Ia memaksa kita

agar kita berlalu

menjadi debu

di benaknya;

tak ada apa

yang dimaknai benci

dalam kurun masa singkat ini

kata-kata yang terangkai

menjelma dialog kita

cuma sebuah ingatan

dan sebentar lagi terhapuskan.

/3/

Ia yang mengarang hidup kami...

dalam selembar kertas yang mudah dihafal

kata perkatanya

dan sekarang ia tengah berdoa

agar kita lekas luluh

pada tindak-lakunya

"ia tak tahu hakikat kita."

Katamu.

/4/

Ia tak pernah duduk untuk berfikir,

mengenai satu kata dan makna 

dalam sebuah ungkapan yang penuh dengan kias 

yang menjadikan kita ragu 

untuk berjalan maju

ia hanya ada dalam kekekalan

yang dijadikannya 

kita

sebagai bidak

yang tak berharga untuk dipertahankan

kita hanya bisa pasrah

tak tahu lagi mau berbuat apa...

/5/

Debu di jalan

menertawakan 

memandang kita

dengan kita tak mengerti:

saat ini, kita menjadi apa

agar semua berlalu segera.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun