Mohon tunggu...
ELZA TRIWIDIANA
ELZA TRIWIDIANA Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hobi Memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meningkatkan Kemampuan Kognitif Melalui Media Kartu Angka Bergambar

14 Desember 2022   03:52 Diperbarui: 14 Desember 2022   04:32 801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ABSTRAK

 

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penigkatan perkembangan kemampuan kognitif melalui media kartu angka bergambar di TK Dharma Wanita Persatuan Mondoluku. Kemampuan kognitif menggunakan media kartu angka bergambar yang bervariasi dan menarik sehingga mampu memotivasi minat anak. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) secara kolaboratif. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah kelompok A TK Dharma Wanita Persatuan Mondoluku yang berjumlah 26 anak. Objek penelitian adalah kemampuan kognitif anak melalui media kartu angka bergambar. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi, dan wawancara. Instrumen yang digunakan dalam observasi berupa lembar penelitian, untuk dokumentasi menggunakan kamera foto untuk mendokumtasikan segala aktivitas anak selama kegiatan dan wawancara menggunakan pedoman wawancara dengan guru kelompok A untuk mengetahui kondisi dan permasalahan yang dihadapi. Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan kognitif anak berkembang sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan awal kognitif anak, dari 26 anak yang ada dikelas A , yang memberi hasil belum berkembang (BB) ada 16 anak yaitu 60%, mulai berkembang (MB) ada 6 anak yaitu 33,3%, berkembang sesuai harapan (BSH) ada 4 anak yaitu 6,6%, dan berkembang sangat baik (BSB) tidak ada atau 0%. Dari pertemuan siklus I dari 28 anak yang memberikan hasil belum berkembang (BB) ada 10 anak yaitu 20%, mulai berkembang (MB) ada 10 anak yaitu 20%, berkembang sesuai harapan (BSH) ada 5 anak yaitu 33,3%, berkembang sangat baik (BSB) ada 1  anak yaitu 26,6%. Sedangkan pada siklus  II peserta didik yang menunjukan hasil belum berkembang (BB) tidak ada, mulai berkembang ada 2 anak yaitu 6,6%, dan berkembang sangat baik (BSB) ada 14  anak 13,3% dan berkembang sangat baik ada 10 anak yaitu 80%.

Kata Kunci = Media Karu Angka Bergambar, Kemampuan Kognitif

 

 

                                                                                                             

BAB I PENDAHULUAN

 

 

  • Latar Belakang Masalah

          Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan sesuai pemberian rangsangan pendidik untuk membentuk pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Akal merupakan tempat menampung berbagai informasi dan alat indera yang ada dalam tubuh manusia. Dengan informasi dari indera pendengaran,  penglihatan,  pengec'apan, perabaan  dan  penciuman  maka akan mampu membedakan benar-salah, baik-buruk, indah-buruk, enak-tidak enak, dan sebagainya.

Alat indera anak sejak dilahirkan sudah berfungsi, namun belum semuanya dapat digunakan secara sempurna. Untuk itu diperlukan waktu hingga usia matang perkembangannya (masakritis). 3 Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya.

Menurut Suyadi bahwa pendidikan anak usia dini adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada perkembangan seluruh aspek kepribadian anak. PAUD memberikan kesempatan bagi anak untuk mengembangkan kepribadian dan potensi secara maksimal. Lembaga perlu menyediakan berbagai aspek perkembangan seperti kognitif, bahasa, socialemosional, fisik dan motorik.

Kemampuan mengenal lambang bilangan merupakan salah satu kemampuan dari aspek perkembangan kognitif. Kognitif adalah sebuah istilah yang digunakan oleh pisikologi untuk menjelaskan semua aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan, dan pengelolaan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh ilmu pengetahuan, memecahkan masalah.

Teori kognitif menurut Woolfolk merupakan salah satu kemampuan untuk memperoleh dan menggunakan pengetahuan dalam rangka memecahkan masalah dan beradaptasi dengan lingkungannya. Menurut Sujiono, kemampuan perkembangan kognitif antara lain mengelompokkan benda yang memiliki persamaan warna, bentuk, dan ukuran, mencocokkan lingkaran, segitiga, dan segi empat serta mengenali dan menghitung angka 1 sampai 20.

Melalui kegiatan bermain anak dapat berlatih menggunakan kemampuan kognitifnya, permainan yang dapat meningkatkan kemampuan kognitifnya adalah melalui permainan kartu angka bergambar.10

Piaget percaya bahwa pemikiran anak-anak berkembang menurut tahap- tahap atau periode-periode yang terus bertambah kompleks. Piaget membagi perkembangan kognitif kedalam empat fase yaitu fase sensorimotor (0-2 tahun), fase pra-operasional (2-7 tahun), fase operasi konkret (7-11 tahun) dan fase operasional formal (11-15 tahun). Perkembangan kognitif 5-6 tahun sesuai dengan Peraturan Pendidikan dan Kebudayaan Nasional Republik Indonesia No.137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini adalah sebagai berikut:

1.         Menyebutkan lambang bilangan 1-10

2.         Memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan segari-hari

3.         Mengklasifikasikan benda berdasarkan warna, bentuk, dan ukuran (3 variasi)

4.         Mengenalkan pola ABCD-ABCD

5.         Mengurutkan benda berdasarkan ukuran dari paling kecil ke besar atau sebaliknya. Selanjutnya menurut Piaget ada beberapa kemampuan perkembangan kognitif anak pada tahap ini, sebagai berikut:

  • Menggunakan Simbol
  • Mampu Mengklasifikasikan
  • Memahami Angka
  • Memahami huruf abjad

Indikator di atas samahalnya dengan teori Piaget yang menyatakan bahwa dalam perkembangan kognitif untuk anak usia 4-5 tahun berada pada tahap praoprasional konkrit. Ciri/karakteristik utama perkembangan kognitif usia ini yakni anak mulai mempresentasikan benda-benda menggunakan pemikiran simbolis, belum mampu menggunakan pemikiran logis, dan menganggap setiap benda yang tak hidup memiliki perasaan.

Media merupakan alat pembelajaran yang sangat membantu dalam proses belajar dengan adanya media dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat anak sehigga terjadi proses belajar-mengajar yang menyenangkan. Media kartu angka bergambar merupakan media tiga dimensi berupa gambar dan simbol bilangan (angka) yang terbuat dari kertas karton atau sejenisnya yang dilapisi plastik berukuran 4x4cm, kartu ini jumlahnya menyesuaikan keperluan dan tingkat perkembangan anak.

Dalam pembelajaran pendidik dapat menggunakan media kartu angka bergambar menjadi sebuah permainan, sehingga anak tidak bosan. Misalnya anak dapat menebak angka, memasangkan kartu angka bergambar dengan banyak benda, mengurutkan kartu angka bergambar, dan mengklasifikasikan warna.

Hal ini dipertegaskan dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap pendidik di TK Dharma Wanita Persatuan Mondoluku bahwa selama ini kartu angka bergambar untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak usia dini belum diterapkan, selama ini hanya dilakukan dengan memberikan kartu angka, spidol dan papan tulis. Berikut hasil penilaian:

Tabel 1

Hasil Prapenelitian Perkembangan Kognitif

TK DWP Mondoluku

 

No

Nama

Aspek Kemampuan

Keterangan

1

2

3

4

1.

Adinda

MB

BB

MB

BB

BB

2.

Amira

BSH

BSH

MB

MB

MB

3.

Alvaro

MB

MB

BB

BB

BB

4.

Azzam

MB

MB

BB

BB

BB

5.

Elin

MB

MB

BB

BB

BB

6.

Fara

BB

BB

MB

BB

BB

7.

Gisel

MB

MB

BB

BB

BB

8.

Gibran

BB

BB

BB

BB

BB

9.

Rasya

MB

MB

MB

MB

MB

10.

Sherly

BSH

BSH

BSH

MB

BSH

11.

Via

MB

BB

BB

BB

BB

12.

vania

BSH

MB

BSH

MB

MB

13.

yolanda

MB

MB

BB

MB

MB

14.

yurika

MB

MB

BSH

MB

MB

15.

Zahra

MB

MB

BB

BB

BB

Keterangan indikator pencapaian kognitif:

 

  • Menggunakan Simbol
  • Mampu Mengklasifikasikan
  • Memahami Angka
  • Memahami huruf abjad

 

Keterangan dalam penilaian perkembangan anak:

1. BSB : Berkembang Sangat Baik (anak mampu melakukan kegiatan nya secara sendiri konsisten, skornya 80-100, serta mendapatkan bintang 4).

2. BSH :Berkembang Sesuai Harapan  (anak  mampu  melakukan  kegiatannya sendiri tetapi belum konsisten, dengan skornya 70-79, serta mendapatkan bintang 3)

3. MB : Mulai Berkembang (anak sudah mampu melakukan kegiatannya dengan bantuan orang lain indikator penilaian skor 60-69, serta mendapatkan bintang 2)

4. BB : Belum Berkembang (anak belum  mampu  melakukan  sesuatu  dengan indikator skor 50-59, mendapatkan bintang 1

Tabel 2

Presentase Hasil Pra Observasi Awal Pencapaian Indikator Kognitif 

Di TK DWP Mondoluku

 

No

Kriteria

Jumlah siswa

Presentase

1

BSB

-

-

2

BSH

1

6,6%

3

MB

5

33,3%

4

BB

9

60%

15

100%

 

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa anak yang belum berkembang (BB), dan mulai berkembang (MB) presentasenya lebih tinggi dibanding anak yang berkembang sesuai harapan (BSH) dan berkembang sangat baik (BSB).

Berdasarkan data dan pemaparan di atas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan sebuah penelitian ilmiah pada anak usia dini, dengan judul upaya meningkatkan kemampuan kognitif melalui media kartu angka bergambar pada kelompok A TK DWP Mondoluku.

  • Identifikasi Masalah
  • Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat di identifikasi permasalahan dalam peneliti ini adalah sebagai berikut:
  • Guru dalam meningkatkan kemampuan kognitif anak usia dini masih menggunakan media kartu angka.
  • Kemampuan kognitif anak usia dini seharusnya sudah pada tahap berkembang sesuai harapan (BSH)
  • Batasan Masalah
  • Agar peneliti ini lebih terarah dan mendalam serta dapat mencapai sasaran yang ditentukan maka perlu ada pembatasan masalah maka fokus dalam penelitian ini dibatasi pada "Upaya Meningkatkan Kemampuan Kognitif Melalui Media Kartu Angka Bergambar pada anak Kelompok A di TK DWP Mondoluku".
  • Rumusan Masalah
  • Berdasarkan dari batasan masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah "Apakah media kartu angka bergambar dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak Kelompok A di TK Dharma Wanita Persatuan Mondoluku?"
  • Tujuan dan Manfaat Penelitian
  • Setelah mengetahui permasalahan yang terjadi maka ada suatu tujuan yang ingin dicapai. Maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Melalui Media Kartu Angka Bergambar pada anak kelompok A di TK DWP Mondoluku. Sedangkan manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu:
  • Sebagai landasan teoritis yang memberikan informasi dan wawasan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang kemampuan kognitif melalui media kartu angka bergambar.
  • Secara praktis, peneliti ini dapat mmeberikan beberapa manfaat, antara lain:
  • Bagi peserta didik, dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak usia dini melalui media kartu angka bergambar
  • Bagi sekolah, sebagai bahan pengkoreksian dalam mengembangkan aspek perkembangan anak, khusunya kognitif.
  • Bagi peneliti, sebagai sumbangan pemikiran dalam mengembangkan kognitif anak dan pengalaman yang berarti.

BAB II 

LANDASAN TEORI

A.        Kemampuan Kognitif

 

1.         Pengertian Kemampuan Kognitif

 

Kognisi adalah proses dan produk yang terjadi dalam otak sehingga menghasilkan pengetahuan. Kognisi mencangkup berbagai aktivitas mental seperti memperhatikan, mengingat, melambangkan, mengelompokkan, merencanakan, menalar, memecahkan masalah, menghasilkan dan membayangkan. Perkembangan kognitif anak melibatkan keterampilan belajar pada anak yang terjadi melalui proses elaborasi didalam otak (mind), dan kegiatan mental internal yang kompleks. Dengan  demikian keterampilan belajar bukan hanya diperoleh karena perubahan perilaku atau sekedar karena proses kematanga.

Kognitif seringkali diartikan sebagai kecerdasan atau  berfikir. Kognitif adalah pengertian yang luas mengenai berpikir dan  mengamati, jadi merupakan tingkah laku yang mengakibatkan orang memperoleh pengetahuan atau yang dibutuhkan utuk menggunakan pengetahuan. Perkembagan kognitif menunjukan perkembanagan dari cara anak berpikir. Kemampuan anak untuk mengkoordinasikan berbagai cara berfikir untuk menyelesaikan berbagai masalah dan dipergunakan sebagai tolak ukur pertumbuhan kecerdasan.

Selanjutnya menurut Syaiful Bahri Djmarah kognitif merupakan kemampuan yang selalu dituntut kepada anak didik untuk dikuasai, karena penguasaan kemampuan pada tingkatan ini menjadi dasar bagi penguasaan ilmu pengetahuan.  Perkembangan dapat diartikan sebagai proses berlangsungnya perubahan-perubahan dalam diri seseorang, yang membawa penyempurnaan dalam kepribadiannya.

Sementara itu menurut Krause, Brochner, dan Duchnese, perkembangan kognitif adalah kemampuan seseorang dalam berpikir, mempertimbangkan, memahami dan mengingat tentang segala hal disekitar kita yang melibatkan proses mental seperti menyerap, mengorganisasi dan mencerna segala informasi.

Menurut Chaplin kemapuan kognitif adalah suatu proses berpikir, menghubungkan, kemampuan menilai, dan mempertimbangkan. Sedangkan menurut Susanto berpendapat bahwa kemampuan kognitif yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa.

Sedangkan Santrock dalam Hergenhanhn menyatakan bahwa kemampuan kognitif mengacu pada aktivitas mental tentang bagaimana informasi masuk ke dalam pikiran, disimpan, dan ditransfortasikan serta dipanggil kembali dan digunakan dalam aktifitas kompleks serta berfikir.

Kognitif adalah suatu proses berpikir, daya menghubungkan serta kemampuan menilai dan mempertimbangkan. Oleh karena itu, proses kognitif memiliki peranan yang sangat penting untuk setiap individu yang kemudian akan diwujudkan dalam bentuk prilaku atau aktivitas (intelegensi).

Menurut Rahman yang dikutip oleh Srianis dkk, dalam perkembangan kognitif tahap ini banyak hal yang dapat dikembangkan seperti mengenal lambang bilangan, konsep bilangan, memecahkan masalah sederhana, warna, mengenal bentuk, ukuran, pola, dan sebagainya. Pengenalan bilangan seperti yang dikemukakan oleh Fatimah tentang perkembangan konsep bilangan pada anak:

  • Anak dapat meneyebut bilangan 1-10
  • Anak dapat mengenal lambang bilangan
  • Anak dapat menghitung benda.

Perkembangan kognitif pada anak usia dini dapat diartikan sebagai perubahan psikis yang berpengaruh terhadap kemampuan berfikir anak usia dini. Dengan kemampuan berfikirnya, anak usia dini dapat mengeksplorasi dirinya sendiri, orang lain, hewan, dan tumbuhan, serta berbagai benda yang ada disekitarnya sehingga mereka dapat memperoleh berbagai pengetahuan. Berbagai pengetahuan tersebut kemudian digunakan sebagai bekal bagi  anak usia dini untuk melangsungkan hidupnya dan menjalankan tugasnya sebagai hamba Allah SWT.

Berdasarkan pengertian perkembangan kognitif di atas maka dapat dipahami bahwa kemampuan kognitif merupakan istilah yang digunakan oleh para ahli psikologi yang berhubungan dengan fikiran otak manusia yang memungkinkan memperoleh pengalaman serta mampu memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses kehidupan manusia, dan dikenalkan sejak usia dini.

Berdasarkan pengertian perkembangan kognitif di atas maka dapat dipahami bahwa kemampuan kognitif merupakan istilah yang digunakan oleh para ahli psikologi yang berhubungan dengan fikiran otak manusia yang memungkinkan memperoleh pengalaman serta mampu memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses kehidupan manusia, dan dikenalkan sejak usia dini. motor, tahap pra-operasional, tahap operasi konkret dan tahap operasional formal, yaitu:

  • Tahap Sensorimotor (lahir-18 bulan)

Fase sensori motor dimulai dengan gerakan-gerakan reflek yang dimiliki anak sejak ia dilahirkan. Fase ini berakhir pada usa 2 tahun. Pada masa ini, anak mulai membangun pemahaman tentang lingkungannya melalui kegiatan sensorimotor, seperti menggenggan, menghisap, melihat, melempar dan secara perlahan ia mula menyadari bahwa suatu benda tidak menyatu dengan lingkungannya atau dapat dipisahkan dari lingkungannya di mana benda itu memiliki sifat khusus.

Pada akhir usia 2 tahun anak sudah menguasai pola-pola sensorimotor yang bersifat kompleks bagaimana cara mendapatkan benda yang diinginkannya (menarik, menggenggam, dan meminta), menggunakan benda dengan suatu tujuan yang berbeda. Dengan benda yang ada ditangannya, ia melakukan apa yang diinginkannya. Kemampuan ini merupakan awal kemampuan berfikir secara simbolik, yaitu kemampuan untuk memikirkan suatu objek tanpa kehadiran objek tersebut secara empiirik.

  • Tahap Sensorimotor (18 bulan-6/7 tahun)

Pada tahap ini pemikiran anak masih didominasi oleh hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas fisik dan persepsinya sendiri, sekalipun tidak selalu apa yang ada dalam pikirannya ditampilkan lewat tingkah laku nyata seperti pada periode sebelumnya. Menurut Siti Rahayu Haditono, stadium pra operasional dimulai dengan penguasaan bahasa yang sistematis, permainan simbolik, imitasi, serta bayangan dalam mental. Semua proses ini menunjukan bahwa anak sudah mampu untuk melakukan tingkah laku simbolik.

Usia 18-24 bulan ditandai dengan internalized thought. Pada tahap ini anak mulai memecahkan masalah dengan memikirkannya terlebih dahulu melalui kesan mental (mental image). Mereka dapat belajar  meniru perilaku orang lain.


  • Kemampuan Kognitif Yang Dimiliki Anak Usia Prasekolah
  • a.Fungsi Simbolis

Fungsi simbolis menurut Piaget merupakan kemampuan individu untuk menggunakan repsentasi mental atau mengguanakan simbol- simbol seperti kata-kata, angka, dan gambar ketika individu meletakan pada maknanya. Simbol dapat membantu anak untuk mengenal dan mempelajari suatu hal yang tidak kasar secara fisisik atau tidak dapat dilihat anak secara langsung saat sedang mempelajarinya.

b.         Memahami Identitas

Pada masa prasekoah, anak mulai dapat memahami identitas dari suatu objek. Anak sudah mulai bisa membedakan bahwa objek yang satu bisa sama atau beda dengan objek lain.

  • Memahami Sebab Akibat

Anak usia prasekolah, pada situasi yang ia pahami, anak sudah dapat menghubungkan sebab akibat secara akurat contohnya anak berbicara pelan-pelan karena khawatir ayahnya yang sedang tidur akan terbangun. Namun begitu, menurut Piaget anak belum memahami sebab akibat secara logis sepenuhnya.

d.Memahami Klasifikasi

Pada usia sekitar 4 tahun, anak sudah dapat mengklasifikasikan dua hal yaitu warna dan bentuk. Anak sudah dapat membedakan nama yang "bagus dan jelek", "baik dan jahat". Anak sudah dapat membedakan mana yang sama dan mana yang beda. Dengan kemapuannya untuk mengklasifikasikan benda, anak akan lebih banyak mengatur banyak aspek dalam kehidupannya. Namun begitu anak belum dapat memahami perbedaan antara benda hidup dan benda mati. Anak masih sering memperlakukan benda mati sebagai benda hidup yang disebut dengan istilah animisme.

  • e.Memahami Angka-Angka

Anak usia prasekolah khusunya mulai usia 4 tahun, mereka sudah memahami konsep angka, mereka sudah dapat melakukan penjumlahan. sederhana, konsep banyak dan sedikit, mereka sudah mengetahui binatang mana yang paling tinggi diantaranya binatang lainnya dinamakan dengan konsep ordinalitas.

f.          Mampu Berempati

Pada usia prasekolah, anak sudah mulai mampu merasakan dan membayangkan apa yang dirasakan orang lain, contohnya saaat anak melihat kakanya sedang menangis karena benda yang dimiliki kakanya hilang, siadik yang berusia prasekolah akan terlihat mencoba menghiburnya. Kemampuan empati dapat muncul dari simulasi sehari- hari saat bercakap-cakap dengan orang disekitarnya seperti ibu dalam membicarkan banyak hal tentang perasaan dan sebab akibat

g.         Memiliki Pikiran Sendiri (Teori Pikiran)

Teori pikiran atau theory of mind yang dikenalkan oleh Piaget merupakan kesadaran atau pemahaman akan proses mental manusia seperti adanya kepercayaan, keinginan, mimpi dalam diri sendiri maupun individu lain. Yusuf dalam Masitoh dkk, mengemukakan banhwa perkembanagn kognitif pada masa pra-sekolah adalah: mampu berfikir dengan menggunakan symbol, berfikir masih dibatasi oleh persepsi, mereka meyakini apa objek dalam waktu yang sama, cara berfikir mereka bersifat memusat, berfikir masih kaku, cara berfikirnya berfokus kepada keadaan awal dan akhir suatu transformasi, dan bukan kepada transformasi itu sendiri, anak sudah mengerti dasar-dasar mengelompokan sesuatu atas dasar atau dimensi seperti kesamaan warna, bentuk dan ukuran.

  • Faktor-faktor yang mempengaruhi Kemampuan Kognitif

Kemampuan kognitif anak menunjukan kemampuan seorang anak untuk berfikir. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya mutu perkembangan kognitif anak, diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Faktor Herediatis

Faktor Hereditas merupakan "totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua kepada anak, atau segala potensi (baik fisik maupun pisikis) yang dimiliki individu sejak masa konsepsi sebagai masa pewarisan dari pihak orang tua melalui gen-gen". Teori Hereditas atau nativisme yang mendapatkan bahwa manusia lahir sudah membawa potensi-potensi tertentu yang tidak dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Dikatakan pula bahwa tahap kognitif sudah ditentukan sejak lahir.

2.         Faktor Lingkungan

Teori lingkungan atau empirisme berpendapat bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan suci seperti kertas putih yang masih bersih belum ada tulisan atau noda sedikit pun. Oleh karena itu, itulah perkembangan manusia sangatlah ditentukan oleh lingkungannya. Faktor lingkungan yang dibahas pada paparan berikut adalah lingkungan, keluarga, sekolah, teman sebaya, dan media masa.

  • Faktor Kematangan

Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan matang jika telah mencapai kesanggupan menjalankanfungsinya masing-masing. Kematangan hubungan erat dengan usia kronologis (usia kalender).

  • Faktor Pembentukan

Pembentukan adalah segala keadaan diluar dari seseorang yang mempengaruhi kemampuan kognitif. Pembentukan dapat dibedakan menjadi pembentukan sengaja (sekolah formal). Sehingga manusia berbuat intelegensi karena untuk mempertahankan hidup ataupun dalam bentuk penyesuaian diri.

  • Faktor Minat dan Bakat

Minat mengarahkan kepada suatu tujuan dan merupakan dorong untuk berbuat lebih giat dan lebih baik. Adapun bakat diartikan sebagai kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilihat agar terwujud.

  • Faktor Kebebasan

Kebebasan yaitu keleluasaan manusia untuk berfikir divergen (menyebar) yang berarti manusia dapat memilih metode-metode tertentu dalam memecahkan masalah-masalah, juga bebas dalam memilih masalah sesuai kebutuhannya.18

  • Urgensi Kemampuan Kognitif Anak

Adapun proses kognisi meliputi berbagai aspek, seperti persepsi, ingatan, pikiran, simbol, penalaran dan pemecahan masalah. Berdasarkan pendapat Piaget, bahwa pentingnya pendidik mengembangkan kognitif adalah :

1.   Agar anak mampu mengembangkan daya persepsinya berdasarkan apa yang ia lihat, dan rasakan sehingga anak akan memiliki pemahamannya yang utuh dan komprehensif.

2.   Agar anak mampu melatih ingatnya terhadap semua peristiwa dan kejadian yang pernah dialaminya.

3.   Agar anak mampu mengembangkan pemikiran-pemikirannya dalam rangka menghubungkan suatu peristiwa dengan peristiwa lainnya.

4.   Agar anak memahami berbagai simbol-simbol yang tersebar di lingkungan sekitarnya.

5.   Agar anak mampu melakukan penalaran-penalaran baik yang terjadi melalui proses alamiah (spontan) ataupun melalui proses ilmiah (percobaan)

6.   Agar anak mampu memecahkan persoalan hidup yang dihadapinya sehingga pada akhirnya ia akan menjad individu yang akan mampu menolong dirinya sendiri.

B.        Tinjauan Tentang Media Kartu Angka Bergambar

 

1.         Pengertian Media Kartu Angka Bergambar

Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefiniskan sebagai perantara atau pegantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju ke penerima.Sedangkan media menurut Education Assocation/NEA dalam AECT segala benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrumen yang digunakan untuk kegiatan tersebut.

Sadiman, berpendapat bahwa media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Sadiman menyatakan kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah yang berarti perantara atau pengantar.

Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Secara lebih khusus media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis atau elektonis untuk menangkap, memperoses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal.

Dalam dunia pendidikan, seorang guru hendaknya mengerjakan suatu materi kepada muridnya dituntut menggunakan media sebagai pembantu menyampakan meteri tersebut. Media yang digunakan tidak perlu media yang mahal, melainkan media yang benar-benar efesien dan mampu menjadi alat penghubung antara seorang guru dengan murid agar materi yang dajarkan dapat diterima dan dipahami secara maksimal.

Media pembelajaran merupakan wahana penyalur atau wadah pesan pembelajaran. Media pembelajaran mempunyai perananan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Disamping dapat menarik perhatian siswa, media pembelajaran juga dapat menyampaikan pesan yang ingin disampaikan. Dalam penerapan media pembelajaran di sekolah, guru dapat menciptakan suasana belajar yang menarik perhatian dengan memanfaatkan media pembelajaran yang kreatif, inovatif dan variatif, sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan proses dan berorientasi pada prestasi belajar.

Sedangkan menurut Vernon S. Gerlach dan Donald P. Ely dalam Musfiqon pengertian media ada dua macam, yaitu arti sempit dan arti luas. Arti sempit bahwa media itu berwujud: grafik, foto, dan alat mekanik dan elektronik yang digunakan untuk menangkap, memproses, dan menyampaikan informasi. Adapun dalam arti luas, media diartikan sebagai kegiatan yang dapat menciptakan suatu kondisi sehingga memungkinkan peserta didik dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap baru.

Pada umumnya ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan media, yaitu dalam keadaan siap, sesuai dengan usia anak, tidak terbuat dari bahan yang berbahaya dan mudah dipahami oleh anak.

  • Selalu dalam keadaan siap pakai

Media yang digunakan hendaknya dalam keadaan siap pakai, sehingga setiap saat bisa dipergunakan dalam proses pembelajaran di kelas.

  • Sesuia dengan usia anak

Media yang tidak sesuai dengan perkembangan anak menyebabkan kebingungan dan bila media itu digunakan akan menimbulkan keracunan. Hal ini karena daya pikir anak masih terbatas.Jadi, media harus dibuat sesederhana mungkin dan disesuaikan dengan daya pikir anak.

  • Tidak terbuat dari bahan yang berbahaya

Bahan yang dipakai untuk media harus dipastikan tidak berbahaya (seperti benda tajam, benda yang menimbulkan alergi, dan lain sebagainya) bagi anak.

  • Mudah dipahami anak

Baik atau buruknya media tidak ditentukan oleh bagus dan kurang bagusnya bahan yang dipakai, namun lebih kepada kesesuaian antara media dengan materi yang disampaikan. Dengan media yang tepat, maka akan membantu anak untuk lebih memahami materi yang disampaikan, dan dapat memperkuat ingat anak, bahkan sampai akhir hayatnya.

Menurut Hamalik, pemakaian media pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan pembelajaran, bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Tujuan penggunaan media juga untuk mempermudah guru menyampaikan informasi kepada anak didiknya, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

Kartu angka adalah kartu yang digunkana untuk mengetahui suatu angka dan benda. Dalam mengembangkan kecerdasan majemuk, kartuangka dibuat salah satu sisi bertulis kan angkanya saja, sedangkan satu sisinya bergambarkan jumlah benda sesuai angka dari angka tersebut.

Menurut Takdirotun kartu angka merupakan fasilitas yang peting dalam melakukan pembelajaran di sekolah karena sangat bermanfaat untuk meningkatkan perhatian anak. Dengan alat peraga kartu, anak diajak secara aktif untuk memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru. Penggunaan media kartu angka ini sangat penting untuk menunjang proses pembelajaran pengenalan angka bagi anak usia dini.

Supriyadi mengatakan bahwa media kartu angka bergambar merupakan media tiga dimensi berupa gambar dan simbol bilangan (angka) yang terbuat dari kertas karton atau sejenisnya yang dilapisi plastik berukuran 4x4cm, kartu ini jumlahnya menyesuaikan keperluan dan tingkat perkembangan anak.

Menurut Nunik kartu angka bergambar adalah gambar angka yang dituangkan pada selembar karton berbentuk kartu yang cukup besar. Kartu- kartu tersebut memuat angka yang ditulis biasanya disertai dengan gambar. Kartu angka bergambar adalah kertas tebal, berentuk persegi panjang, bujur sungkar, dan kotak yang berisi tanda atau lambang sebagai ganti bilangan.

Azhar Arsyad menjelaskan bahwa kartu angka bergambar adalah kartu kecil yang berisi bilangan, gambar-gambar, teks, atau simbol yang meningkatkan atau menetukan siswa kepada sesuatu yang berhubungan dengan gambar itu, ukuran dari kartu gambar dapat disesuaikan dengan besar kecilnya kelas yang dihadapi.

Kartu angka merupakan media atau alat dalam mencapai suatu keberhasilan dalam suatu tujuan yang ditetapkan oleh seorang pendidik. Dalam penggunaan media kartu angka bergambar, anak akan berkontribusi langsung sehinnga membuat anak menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran. Dalam pembelajaran pendidik dapat menggunakan media kartu angka bergambar menjadi sebuah permainan, sehingga anak tidak bosan. Misalnya anak dapat menebak angka, memasangkan kartu angka bergambar dengan banyak benda, mengurutkan kartu angka bergambar, dan mengklasifikasikan warna.

2.       Langkah-langkah Media Pembelajaran Kartu Angka Bergambar.

Langkah-langkah dalam melaksanakan pembelajaran pengenalan konsep bilangan dengan menggunakan media kartu angka bergambar yaitu pertama guru melakukan apresiasi, guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan tema pembelajaran yang akan dilaksanaan , kemudian guru mengenalkan media yang akan digunakan serta menjelaskan cara memainkannya. Cara guru menggunakan media kartu angka bergambar tersebut adalah:

  • Guru mengajak anak untuk bernyanyi
  • Guru mengatur posisi duduk circle time
  • Setiap anak memegang kartu angka bergambar.
  • Guru mengajak anak untuk berhitung 1-10 dengan menggunakan karu angka bergambar
  • Guru meminta setiap anak maju kedepan, untuk menyebutkan jumlah angka dengan menggunakan kartu angka bergambar.
  • Guru meminta setiap anak maju kedepan, untuk menghitung angka sesuai dengan jumlah gambar yang dipegangnya.
  • Guru meminta setiap anak maju kedepan, untuk mengurutkan angka satu sampai sepuluh dengan menggunakan kartu angka bergambar.

3.       Fungsi dan Manfaat Media Kartu Angka Bergambar

  • Fungsi Fungsi utama media adalah sebagai alat bantu bagi guru dalam menyampaikan materi pembelajaran agar pembelajaran dapat berlangsung
  • dengan baik dan tujuan pembelajaran tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan. Salah satu media yang dapat dimanfaatkan guru dalam pembelajaran adalah media kartu angka bergambar.
  • Manfaat penggunaan media kartu angka bergambar adalah mempermudah proses belajar mengajar antara guru dengan siswa sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan efesien. Dengan adanya media kartu angka bergambar juga akan menciptakan metode pembelajaran yang bervariasi sehingga membuat anak tidak bosan dan jenuh.41
  • Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media kartu angka gambar dapat menarik minat anak, meningkatkan kreatvitas serta kognitif anak dengan menggunakan benda konkret sehingga dapat menyampaikan ide, pesan dan sebagainya tanpa banyak menggunakan bahasa verbal.

4.Jenis-jenis Media Kartu Angka Bergambar

  •         Berdasarkan pengertian media yang disebutkan oleh beberapa pakar, secara umum media itu banyak, ada media elektronik,media gambar  dan lain sebagainya. Media yang dibahas dalam penelitian ini merupakan jenis media secara khusus yang sering digunakan pada pendidikan anak usia dini. Jenis-jenis media yang digunakan dalam meningkatkan pengetahuan untuk anak usia dini diantaranya adalah :
  • Media kartu bergambar berupa kartu angka
  • Media kartu bergambar berupa kartu bergambar
  • Media kertu bergambar berupa kartu majemuk. Yaitu media kartu bergambar yang terdapat tulisan angka/lambang bilangan, bentuk gambar dan nama bilangan/angka.
  • Kelebihan dan Kekurangan Media Kartu Angka Bergambar

Aisyah mengemukakan bahwa kelebihan penggunaan media kartu angkabergambar sebagai berikut :

a.         Dapat merangsang anak lebih mengenal angka

b.         Membuat minat anak semakin menguat dalam menguasai konsep bialangan

c.         Merangsang kecerdasan dan ingatan anak

d.         Mampu mengembangkan kemampuan kognitif

e.         Memiliki konsep berhitung dengan baik

f.          Anak akan mengembangkan segenap potensinya yang ada pada dirinya

g.         Anak akan belajar mengenal urutan bilangan dan pemahaman konsep angka dengan baik

h.         Anak   akan    lebih    mudah memahami      konsep penambahan    dan pengurangan dengan baik dengan menggunakan gambar dan benda.

            Media kartu angka bergambar sebagai salah satu media yang dapat dipergunakan            dalam  proses  pembelajaran  memiliki         kelebihan        dan

kekurangan. Kelebihan dari media kartu angka bergambar menurut Dhieni dkk:

1.         Gambar bersifat konkret

2.         Gambar mampu membatasi ruang, waktu dan kemampuan daya indera manusia

3.         Gambar dapat digunakan menjelaskan suatu masalah, baik yang bersifat konkret ataupun abstrak

4.         Gambar merupakan media yang mudah didapat dan murah

5.         Gambar juga mudah digunakan, baik secara individual, kelompok, klasikal, seluruh kelas atau sekolah. Sehingga pesan yang tersirat dalam gambar tersebut dapat dinyatakan kembali dalam bentuk kata-kata atau kalimat.

Menurut Arief Sadiman kelebihan media kartu angka bergambar diantaranya adalah :

a.         Sifatnya konkrit : gambar/foto lebih realitas menunjukan pokok masalah dibandingkan media verbal secara semata.

b.         Gambar dapat mengatasi keterbatasan mata

c.         Dapat memperjelas masalah dalam bidang apa saja dan dapat digunakan untuk semua orang.

Sedangkan kekurangan media kartu angka bergambar menurut Aisyah menyatakan selain kelebihan-kelebihan media gambar juga mempunyai beberapa kelemahan, yaitu:

  • Sulit menampilakan gerak dalam media gambar
  • Biaya yang akan dikeluarkan akan banyak apabila ingin membuat gambar yang lebih bagus dan bervariasi
  • Media kartu bergambar harus dirancang sedemikian rupa sehingga tidak terlalu banyak dan membosankan anak
  • Jika tidak dirawat dengan baik, media gambar akan mudah rusak dan hilang,
  • Memerlukan kreativitas dari guru yang tinggi untuk memberikan inovasi dari media gambar sehingga tidak membosankan anak

6.         Prinsip-prinsip Media Kartu Angka Bergambar

Dalam pembuatan media kartu angka bergambar ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan

a.         Media yang digunakan hendaknya multiguna. Multiguna disini maksudnya adalah bahwa media tersebut dapat digunakan untuk pengembangan berbagai aspek perkembangan anak.

b.         Bahan mudah didapat dilingkungan sekitar lembaga PAUD dan murah atau bisa dibuat dari bahan bekas/sisa membuat media pembelajaran

sebenarnya tidak harus selalu dengan biaya yang mahal. Banyak sekali bahan-bahan di sekitar kita yang dapat di gunakan untuk membuatnya.

c.         Tidak menggunakan bahan yang berbahaya bagi anak. Aspek keselamatan anak merupakan salah satu hal yang harus menjadi perhatian guru sebagai pembuatan media pembelajaran

d.         Dapat menimbukan kreativitas, dapat dimainkan sehingga menambah kesenangan bagi anak

e.         Sesuai dengan tujuan dan fungsi sarana

f.          Dapat dipergunakan secara individual, kelompok, klasikal

C.        Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat dirumuskan hipotesisnya sebagai berikut "Media Kartu Angka Bergambar Dapat Meningkatkan Kemampuan Kognitif anak Kelompok A di TK Dharma Wanita Persatuan Mondoluku.

D.        Hasil Penelitian

. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Dengan demikian dapat disimpulkan melalui siklus I dan II bahwa hasil analisis menunjukan rata- rata presentase perkembangan kognitif anak kelompok B semester II di TK DWP Mondoluku pada siklus I sebesar 53,00% sedangkan siklus II sebesar 93,00% berada pada kategori sangat tinggi ini  menunjukan  adanya peningkatan rata-rata presentasi perkembangan kognitif anak dari siklus I ke siklus II sebesar 40% dan berada pada kategori aktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan kognitif anak yang dimiliki masing-masing anak TK DWP Mondoluku. Desain penelitian ini adalah penelitian Tindakan Kelas yang dilaksankan dalam dua siklus. Hasil analisis data menunjukan bahwa terjadi peningkatan kemampuan kognitif pada anak semester II. Hal ini terlihat dari peningkatan kemampuan kognitif pada siklus I adalah 55.56% menjadi 70,67% pada siklus II. Jadi peningkatan sebesar 15,11%. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan metode demonstrasi dengan media kartu bergambar mampu meningkatkan kemampuan kognitif anak kelompok A TK DWP Mondoluku. Pada semester II Tahun Ajaran 2021/2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun