Banyak budaya memiliki tradisi khusus terkait makanan yang dihidangan secara khas hanya selama bulan Ramadan, seperti hidangan berbuka puasa (ifthar) yang melibatkan berbagai makanan dan minuman yang khusus, makanan berat maupun ringan.
Sedangkan di Yogja misalnya ada Kicak, terbuat dari singkong yang dikukus dan dilengkapi dengan taburan parutan kelapa di atasnya, Pakat khas Mandailing kota Medan adalah primadona saat Ramadan, Bongko Kopyor Kediri,
Ada juga gulai siput khas daerah Riau, Sate Susu yang unik sangat disukai oleh para muslim di Bali, Ie Boh Timun atau Es Timun Serut khas Aceh yang banyak disajikan sebagai salah satu menu berbuka puasa. Belum lagi aneka macam jajanan makanan berbuka puasa atau takjil yang menjamur di sepanjang jalan-jalan.
Hal ini dapat mendorong belanja bahan makanan lebih banyak dan membuat hidangan yang lebih berlimpah, yang pada gilirannya dapat meningkatkan pengeluaran.
2. Tradisi ”Ngabuburit”
tradisi kegiatan menunggu waktu azan Maghrib menjelang berbuka puasa selama bulan Ramadan, yang kemudian populer disebut ”ngabuburit” (bahasa Sunda) sering diisi dengan berburu takjil.
Kendatipun mungkin orang di rumah sudah siap dengan masakan takjil, jalan-jalan ngabuburit menjadikan ”lapar mata”, semua makanan tampak menggoda, kantongpun dirogoh lebih dalam untuk membelinya.
3. Perayaan Sosial
Bulan Ramadan sering kali menjadi waktu di mana orang berkumpul untuk berbuka puasa bersama, menghadiri acara-acara keagamaan, atau mengadakan jamuan.
Ini bisa mengarah pada peningkatan pengeluaran untuk transportasi, hadiah, dekorasi pemesanan berbagai keperluan, membayar tenaga yang membantu dan lain-lain untuk merayakan momen-momen tersebut.
4. Promosi dan Diskon
Selama bulan Ramadan, banyak toko dan restoran menawarkan promosi dan diskon khusus untuk menarik pelanggan.