Mohon tunggu...
Eltuin
Eltuin Mohon Tunggu... Apoteker - Bakti bagi Allah dan bagi Indonesia

Berdarah asli Toraja, kini bermukim di Makassar. Aktif dalam pergerakan pemuda gereja. Sangat pluralis, menghargai segala perbedaan; terus berjuang menyuarakan bagaimana mencintai Allah, mengasihi sesama dan merawat Indonesia dengan segenap jiwa raga. Tetap berupaya menjadi seorang yang idealis realistik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Kawan Kecilku, Abraham Belksma

25 Maret 2022   14:34 Diperbarui: 27 Maret 2022   22:35 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah cukup lama tidak pulang, semenjak keluarga kami pindah ke Samarinda 15 tahun yang lalu untuk menghindari upaya pengislaman oleh kelompok Andi Sose, akhirnya aku berkunjung lagi kembali ke Toraja. 

Aku memutuskan menikmati masa pensiun di kampung. Tragedi G30S/PKI di Jakarta tiga tahun lalu juga membuat banyak orang dicari pemerintah, kami pun kuatir meninggalkan Samarinda.

Salah satu rumah yang aku saya kunjungi adalah rumah kawan kecilku di Barana, Abraham. Di rumah itu ada istrinya dan anaknya. Meskipun Abraham tidak lagi di sana, aku seperti tetap merasakan kehadirannya yang penuh kehangatan dalam perjumpaanku dengan keluarganya. 

Di dinding rumah ada banyak foto-foto Abraham dan saudaranya, juga foto ayahnya Johanes Belksma dan ibunya Hiltje Greidanus. Termasuk juga sebuah foto Abraham, ayahnya dan kakeknya---Abraham Belksma.

Abraham meninggal 24 Juli 1945, menyusul ayahnya yang meninggal tiga tahun sebelumnya karena terserang infeksi. 

Abraham dimakamkan di tempat ayahnya bersama  Lieuwe dan Cornelia. Mereka kini berkumpul di sebuah perbukitan, di salah satu pinggiran jalan di daerah Karassik, Rantepao. Sementara ibunya meninggal di Belanda. 

Foto: Dok. Pribadi
Foto: Dok. Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun