Setelah cukup lama tidak pulang, semenjak keluarga kami pindah ke Samarinda 15 tahun yang lalu untuk menghindari upaya pengislaman oleh kelompok Andi Sose, akhirnya aku berkunjung lagi kembali ke Toraja.Â
Aku memutuskan menikmati masa pensiun di kampung. Tragedi G30S/PKI di Jakarta tiga tahun lalu juga membuat banyak orang dicari pemerintah, kami pun kuatir meninggalkan Samarinda.
Salah satu rumah yang aku saya kunjungi adalah rumah kawan kecilku di Barana, Abraham. Di rumah itu ada istrinya dan anaknya. Meskipun Abraham tidak lagi di sana, aku seperti tetap merasakan kehadirannya yang penuh kehangatan dalam perjumpaanku dengan keluarganya.Â
Di dinding rumah ada banyak foto-foto Abraham dan saudaranya, juga foto ayahnya Johanes Belksma dan ibunya Hiltje Greidanus. Termasuk juga sebuah foto Abraham, ayahnya dan kakeknya---Abraham Belksma.
Abraham meninggal 24 Juli 1945, menyusul ayahnya yang meninggal tiga tahun sebelumnya karena terserang infeksi.Â
Abraham dimakamkan di tempat ayahnya bersama  Lieuwe dan Cornelia. Mereka kini berkumpul di sebuah perbukitan, di salah satu pinggiran jalan di daerah Karassik, Rantepao. Sementara ibunya meninggal di Belanda.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H