Mohon tunggu...
Elsya Crownia
Elsya Crownia Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Saya orang yang suka membaca, menulis, diskusi dan pokoknya having fun guys :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kicau Murai

18 Januari 2014   16:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:42 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sunyi kembali kedalam rumah. Ada banyak naskah yang harus diselesaikan. Kicauan Murai itu telah membunuh perlahan-lahan hatinya. Sunyi duduk dalam kesendirian mencari ketenangan dalam dunia imaji yang tidak mudah ditebak oleh para Murai. Murai. Sesekali berkicau dalam kesunyian dalam lorong-lorong gelap menatap sanggar dan bibir menyunging mengatur siasat. Membunuh!ya, membunuh Sunyi dalam kesunyian di lorong gelap.

***

"Entahlah apa istilahmu. Di pagi itu kau menuangkan sejumput resah. Tak peduli Sunyi yang kini telah banyak berubah. Kita harus tetap menghukumnya,"terang Murai di balik jendela.

"Tuhan. Hidup seperti apa ini?. Murai-murai itu menerkamku dari belakang" kata Sunyi menengadahkan tangannya ke langit.

"Tuhan. Tolong keluarkan aku dari kegelapan ini,"sambung Sunyi terisak-isak dalam kesunyian.

Air mata menganak sungai membasahi pipi Sunyi dalam kesunyian dalam kicauan Murai dibalik semak-semak. Jendela, ya. Dia baru sadar Murai-murai pergi melayat ke negeri tetangga dan seekor anak Murai diberi tunjangan. Murai betina tampak lasak dan penuh gelagak menukik-nukik di balik dinding jendela berpesta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun