Mohon tunggu...
ELSA WULANDARI
ELSA WULANDARI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Agriculture Engineering Universitas Jenderal Soedirman

Hallo! Saya Elsa Wulandari. Tulisan ini memuat mengenai Opini dan Hasil kajian. Selamat Membaca, semoga bermanfaat!!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Polemik Pembangunan PLTPB Baturraden, Jawa Tengah

13 Maret 2022   12:16 Diperbarui: 13 Maret 2022   12:17 3107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Kemudian Pelaksanaan penggarapan yang tidak mematuhi atau tidak sesuai dengan prosedur sehingga mengakibatkan adanya berbagai dampak buruk yang terjadi pada wilayah gunung slamet khususnya pada masyarakat sekitar. 

Dampak yang terjadi yaitu meliputi banjir bandang yang terjadi disekitar kabupaten banyumas, hingga pemalang, tegal, brebes dan purbalingga yang sangat merugikan masyarakat setempat, penebangan hutan diarea lereng gunung slamet yang cukup luas juga menjadi momok serius masyarakat akan kebutuhan air bersih atau bencana tanah longsor. 

Penenbangan hutan yang dilakukan merupakan proyek resmi pemerintah yang sudah dilegalkan, namun harapan masyarakat yang dirasa tidak terpenuhi dan menimbulkan dampak cukup banyak,  memicu berbagai polemik. Di sisi lain, Sebagian besar pendapatan masyarakat yang bersumber dari pertanian dan wisata alam terancam musnah.

Dengan berbagai polemik diatas, pada 23 april 2021 salah satu investor PT SAE yaitu STEAG PE GmbH Jerman sebagai pemegang saham terbesar PT Sejahtera Alam Energy (SAE) mengumumkan telah menjual sahamnya pada proyek PLTPB Baturraden, Jawa tengah kepada PT Nirwana Suci Abadi, dimana pembelian saham terebut mencapai 89% dari perusahaan STEAG PE GmbH Jerman. Pengambilan saham telah mendapatkan persetujuan dari seluruh pemegang saham pada acara rapat umum pemegang saham luar biasa pada 20 April 2021.

Diharapkan pembangunan PLTPB Di Baturraden, Jawa Tengah tidak berdampak buruk pada lingkungan, ekonomi, maupun kehidupan berkelanjutan masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun