Hal ini juga sudah ditegaskan oleh dr. Achmad Yurianto dalam konferensi pers BNPB pada 20 Juli lalu, "Akhir-akhir ini kita mendengar tentang pendapat bahwa thermal gun bisa merusak otak.Â
Secara ilmiah, berbagai ahli sudah mengatakan bahwa statement ini tidak benar. Thermal gun tidak menggunakan sinar laser, tidak menggunakan sinar radio aktif semacam X-ray, hanya inframerah,".
Lalu apakah sinar yang dihasilkan dari termometer gun berbahaya merusak jaringan otak?
Sinar yang ada pada termometer non-kontak ini bukan untuk mengukur temperatur, melainkan hanya sebagai alat bantu untuk membidik area mana yang akan diukur suhunya.Â
Menurut dr. Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH, termometer yang digunakan dikening pada saat mengukur suhu tubuh tersebut aman digunakan dan telah lulus uji kesehatan. Penggunaan termometer inframerah juga tidak berdampak pada sistem saraf dan retina manusia, karena termometer inframerah tidak memancarkan radiasi seperti sinar-X.Â
Sedangkan termomeoter gun yang disebut untuk mengukur panas kabel bukanlah termometer medis yang biasa kita jumpai dan gunakan. Karena termometer gun ada yang dipergunakan untuk medis dan industri (biasa digunakan untuk mengukur suhu benda atau alat-alat manufaktur seperti panas air, mesin, AC, dan lain-lain yang bertujuan untuk memonitor suhu material sehingga menjaga kualitas pada saat proses manufaktur).
Kemudian yang menjadi pertanyaan besar, "Mengapa harus diukur pada dahi atau pelipis?"
Merujuk pada Jurnal Kedokteran Diponegoro Vol. 7 No. 2, termometer inframerah dapat mengukur suhu lebih akurat melalui frontalis karena pada daerah tersebut dekat dengan arteri temporalis yang letaknya dekat dengan aliran darah dari jantung sehingga dapat mengukur suhu secara inti. Sehingga bukan tanpa alasan termometer ini didesain seperti itu.
Lalu  penting bagi kita mengenali perbedaan antara termometer medis dan termometer industri walau prinsipnya sama untuk mengukur suhu. Terdapat perbedaan yang cukup signifikan yaitu dalam tingkat keakuratannya.Â
Untuk termometer industri biasanya dapat memiliki penyimpangan suhu yang berkisar 1,5 ° C sedangkan untuk medis dibawah 1°C. Termometer medis bisa membaca suhu pada rentang 30 ° C s/d 42 ° C sedangkan untuk industri pada rentang  -50 ° C s/d 1000 ° C bahkan lebih.Â
Hal inilah yang membuat termometer industri kurang akurat jika dipakai untuk mengukur suhu tubuh. Yang membedakan termometer industri dengan medis dapat juga dilihat dari warna termometernya. Biasanya untuk medis dijual dengan variasi terbatas, umumnya putih sedangkan untuk industri memiliki variasi warna yang lebih beragam seperti warna oranye dan hitam serta sudah tertera secara jelas fungsi termometer tersebut pada kemasannya.