Perkembangan zaman saat ini telah membawa perubahan signifikan, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Salah satu contoh nyata dari perkembangan ini adalah kemajuan teknologi komunikasi, yang telah memberikan dampak yang luas, termasuk dalam ranah politik. Media sosial dan platform komunikasi seperti Twitter, Facebook, dan Instagram telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari.
Perkembangan teknologi komunikasi telah mengubah politik secara signifikan, terutama dengan adanya media baru dan media sosial. Media sosial menjadi salah satu sarana penting bagi para politisi untuk berkomunikasi, membangun citra, dan mendapatkan dukungan. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, selain peluang yang ditawarkan, terdapat pula tantangan yang akan harus mereka hadapi.
Pertama-tama, penting untuk memahami terlebih dahulu bagaimana media sosial digunakan dalam komunikasi politik. Para politisi bisa memanfaatkan platform ini untuk menyampaikan visi, misi, dan program kerja mereka secara langsung kepada para masyarakat. Penggunaan seperti foto, video, dan pesan singkat membuat informasi lebih mudah dipahami audiens yang lebih luas.
Namun, di tengah pesatnya perubahan teknologi yang signifikan ini, para politisi juga dihadapkan pada berbagai tantangan. Salah satu tantangan utamanya adalah risiko merusak citra politik yang tidak akurat dengan cepat menyebar dan merusak reputasi seseorang. Tantangan lainnya adalah fenomena fake news dan polarisasi opini, media sosial sering menjadi tempat berkembangnya informasi palsu yang dapat mempengaruhi persepsi publik.
Meskipun demikian, peluang yang ditawarkan oleh media sosial juga sangat besar. Para politisi dapat langsung berinteraksi dengan pemilih, mendengarkan aspirasi mereka, dan memberikan respon secara real-time. Mereka harus menjalankan strategi komunikasi yang cerdas, transparan, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Upaya untuk memerangi penyebaran informasi palsu dan menciptakan lingkungan diskusi yang sehat menjadi kunci kesuksesan dalam memanfaatkan media sosial.
Bagaimana Peran Media Sosial Terhadap Komunikasi Politik?
      Era digital dan kehadiran media sosial telah mengubah secara mendasar cara politis, partai politik, dan pemilih berinteraksi dalam dunia politik. Media sosial tidak hanya menjadi sarana komunikasi, tetapi juga menciptakan lanskap baru yang mempengaruhi dinamika politik secara signifikan. Salah satu dampak positif dari penggunaan media sosial dalam politik adalah kemampuan politisi dan partai politik untuk berkomunikasi langsung dengan pemilih.
      Platform seperti X, Facebook, dan Instagram memungkinkan untuk para politisi menyampaikan pesan mereka tanpa filter langsung kepada masyarakat. Hal ini tidak hanya meningkatkan transparansi, tetapi juga menciptakan keterlibatan yang lebih langsung antara pemilih dan pemimpin. Media sosial juga memberikan ruang bagi politisi untuk menciptakan konten yang menarik dan kreatif.
      Namun, penggunaan media sosial dalam politik juga membawa tantangan yang serius. Isu etika menjadi perhatian utama karena kampanye online dapat berkembang menjadi sebuah kampanye negatif. Selain itu, campur tangan eksternal dalam bentuk serangan siber atau penyebaran propaganda melalui media sosial menjadi bentuk ancaman yang harus dihadapi oleh politisi.
Media sosial telah menjadi platform utama di mana opini publik dibentuk dan dipengaruhi, terutama dalam hal komunikasi politik. Partisipasi politik masyarakat ini, khususnya kaum muda, melalui media sosial memiliki peran yang penting dalam membentuk sebuah opini publik terkait isu politik. Sebelum menggunakan media sosial , para politisi sudah menggunakan internet untuk berkampanye.
      Menurut Coutts & Gruman (2005:254), dalam komunikasi yang termediasi dengan komputer, maka para peserta komunikasi akan mendapatkan kesetaraan partisipasi yang lebih luas daripada tatap muka. Pendapat tersebut memang mengacu pada aktivitas komunikasi dalam organisasi. Namun, tetap relevan apabila dibawa ke dalam konteks komunikasi politik di era media sosial saat ini.
Bagaimana Tantangan Komunikasi Politik di Era Digital Saat Ini?
      Tantangan  utama dalam menggunakan media sosial untuk berkomunikasi politik adalah penyebaran hoaks dan overload terkait informasi. Media sosial telah menjadi salah satu wadah yang memungkinkan penyebaran informasi tidak benar dengan cepat. Hal tersebut bisa mempengaruhi opini publik dan bisa juga memperumit proses komunikasi politik yang sehat.
      Dalam era digital, akses terhadap informasi tidak lagi terbatas pada media tradisional. Internet dan media sosial telah menciptakan lautan informasi yang mudah diakses oleh siapapun bahkan semua orang. Namun, tantangan yang muncul adalah keberagaman informasi yang tersedia, termasuk berita palsu dan manipulasi informasi, yang dapat membingungkan masyarakat dan memengaruhi proses pengambilan keputusan politik.
      Chavez (2012:95) menyatakan bahwa kehadiran media sosial menuntut para pelaku politik untuk beradaptasi. Namun seringkali para pelaku politik kesulitan dalam fase adaptasi ini. Mereka cenderung masih menggunakan pendekatan lama dalam berkomunikasi, termasuk mengabaikan sifat interaktif yang ada di media sosial.
      Dengan demikian, media sosial telah menciptakan tantangan baru dalam komunikasi politik. Terutama terkait dengan pemahaman orang terhadap apakah yang dikatakan oleh para politik merupakan sikap resmi atau hanya ungkapan pribadi. Hal ini menunjukkan bahwa para aktor politik perlu beradaptasi dengan tuntutan media sosial.
Termasuk memahami perbedaan antara sikap resmi dan ungkapan pribadi, serta memanfaatkan media sosial secara lebih interaktif. Dalam konteks politik kontemporer, politisi harus memikirkan audiens interaktif dan kapasitas mereka. Untuk menjawab, menanggapi, mendistribusikan, dan memodifikasi pesan yang mereka terima.
Bagaimana Strategi Komunikasi Politik di Media Sosial?
      Media sosial telah menjadi platform utama di mana opini publik dibentuk dan dipengaruhi, terutama dalam hal komunikasi politik. Namun, tantangan utama dalam menggunakan media sosial untuk berkomunikasi politik adalah penyebaran hoaks dan overload informasi. Menurut Atallalannas (2023), media sosial telah menjadi wadah yang memungkinkan penyebaran informasi yang tidak benar dengan cepat.
Hal ini dapat mempengaruhi opini publik dan memperumit proses komunikasi politik yang sehat. Oleh karena itu, diperlukan strategi komunikasi politik yang efektif untuk mengatasi tantangan ini. Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah verifikasi informasi, para politisi dan partai politik harus bisa memastikan bahwa informasi yang disebarkan melalui media sosial akurat dan terverifikasi.
Ini memungkinkan pemilih untuk mempercayai informasi yang mereka terima. Selain itu, politisi dan partai politik juga perlu memanfaatkan fitur-fitur media sosial yang memungkinkan interaksi langsung dengan para pemilih. Salah satu contohnya pada live streaming dan sesi tanya jawab ini memungkinkan para pemilih untuk menanyakan pertanyaan dan mendapatkan jawaban langsung dari para politisi.
Konten yang relevan dan berkualitas juga menjadi strategi penting dalam komunikasi politik di media sosial. Politisi dan partai politik harus membuat konten yang relevan, berkualitas, dan memiliki nilai tambah bagi pemilih. Ini memungkinkan pemilih untuk mempercayai konten yang mereka terima dan memperbaiki pemahaman tentang politik dan pemerintahan.
Selain itu, politisi dan partai politik harus memahami dan menggunakan fitur-fitur media sosial secara efektif, seperti hashtag, tagging, dan sharing. Ini memungkinkan konten politik untuk mencapai lebih banyak pemilih dan memperluas jaringan pengaruh. Media sosial juga dapat digunakan untuk membantu pemilih dalam memahami dan memilih pilihan politik yang tepat.
Salah satu contoh strategi komunikasi politik era digital telah mengubah cara kampanye politik dilakukan. Ganjar Pranowo, menyadari pentingnya media sosial dalam menggandeng pemilih muda, telah memanfaatkan platform ini secara maksimal. Menurut Muntazah dan Andhikasari (2022:650), media digital telah menjadi bagian integral dari strategi komunikasi pemasaran, termasuk dalam konteks politik (Muntazah & Andhikasari, 2022:650).
Ganjar aktif di berbagai platform seperti TikTok, di mana ia tidak hanya mempromosikan program dan visinya, tetapi juga berinteraksi langsung dengan warganet. Selain itu, Ganjar juga kerap memanfaatkan konten video untuk menyampaikan pesan-pesan kampanyenya, baik itu berupa vlog, maupun video pendek lainnya. Strategi ini terbukti efektif dalam membangun citra positif dan mendekatkan diri dengan masyarakat, terutama generasi muda.
Analisis Framing? Bagaimana dalam pemberitaan Politik di Media Sosial?
      Dalam dunia politik yang semakin terhubung melalui media sosial. Analisis framing menjadi alat yang sangat berguna bagi partai politik untuk mereka memahami dan mengelola cara pesan politik mereka disampaikan dan diterima dengan baik oleh masyarakat. Konsep seperti ini memungkinkan para politik merinci strategi komunikasi yang lebih efektif.
      Pentingnya analisis framing terletak pada kemampuannya untuk menyoroti strategi seleksi fakta dalam pemberitaan politik di media sosial. Media sosial sendiri memberi wadah yang sangat berbeda dibandingkan dengan media tradisional. Dalam konteks politik Indonesia, di mana media sosial memiliki peran yang semakin dominan, partai politik dan politisi perlu memahami betul dinamika media daring.
      Dengan  menggunakan analisis framing, mereka dapat memahami cara media daring membentuk citra pemerintah dan pembingkaian berita politik. Ini bukan hanya tentang menyebarkan pesan politik. Tetapi juga tentang bagaimana pesan tersebut diterima, diinterpretasikan, dan direspon oleh masyarakat.
Analisis framing dalam pemberitaan politik di media sosial dapat membantu partai politik untuk memahami bagaimana pesan politik mereka disampaikan dan diterima oleh masyarakat. Dalam konteks politik di Indonesia, media sosial masih dimanfaatkan sebagai media kampanye dan belum interaktif serta aspiratif (Asih, 2011:95). Oleh karena itu, partai politik dan politisi harus memahami dan menggunakan fitur-fitur media sosial secara efektif, seperti hashtag, tagging, dan sharing.
Selain itu, partai politik dan politisi juga harus memanfaatkan media sosial untuk membantu pemilih dalam memahami dan memilih pilihan politik yang tepat serta membentuk opini yang benar dan tepat (Sukma Alam, 2021:69). Selain itu, studi yang dilakukan oleh Lestari Nurhajati dan Xenia Angelica Wijayanto (2018) menunjukkan bahwa media daring memiliki peran penting dalam pembingkaian berita politik. Dalam studi tersebut, analisis framing digunakan untuk menganalisis pembingkaian berita politik di media daring.
Bagaimana Pengaruh Media Sosial dalam Pemilu Terkini?
Pemilu 2024 akan menjadi ajang yang penting bagi partai politik untuk menjangkau pemilih dengan lebih efektif. Di era digital, partai politik harus memanfaatkan media sosial, kampanye digital, dan penggunaan data untuk memahami preferensi pemilih dan membangun strategi kampanye yang lebih efektif.
Menurut studi yang dilakukan oleh Sukma Alam (2021:69). Media sosial memiliki peran penting dalam komunikasi politik dan dapat membantu partai politik untuk menjangkau pemilih dengan lebih efektif. Media sosial memungkinkan partai politik untuk menyerap aspirasi publik, melakukan komunikasi dua arah, dan menyampaikan pesan yang lebih jelas dan efektif.
 Namun, partai politik juga harus memperhatikan tantangan yang dihadapi dalam komunikasi politik di era digital. Salah satu tantangan tersebut adalah penyebaran hoaks dan overload informasi di media sosial. Oleh karena itu, partai politik harus memastikan bahwa informasi yang disebarkan melalui media sosial akurat dan terverifikasi.
Selain itu, partai politik juga harus memanfaatkan fitur-fitur media sosial yang memungkinkan interaksi langsung dengan pemilih, seperti live streaming dan sesi tanya jawab. Selain media sosial, kampanye digital juga dapat membantu partai politik untuk menjangkau pemilih dengan lebih efektif. Kampanye digital dapat mencakup iklan digital, email marketing, dan kampanye melalui platform digital lainnya.
Namun, partai politik harus memastikan bahwa kampanye digital mereka relevan, berkualitas, dan memiliki nilai tambah bagi pemilih. Penggunaan data juga dapat membantu partai politik untuk memahami preferensi pemilih dan membangun strategi kampanye yang lebih efektif. Data dapat digunakan untuk memahami preferensi pemilih, perilaku pemilih, dan tren politik terkini.
Media sosial memiliki peran yang signifikan dalam membentuk opini publik terkait isu politik. Media sosial memungkinkan partai politik untuk menjangkau pemilih dengan lebih efektif. Namun juga membawa tantangan seperti penyebaran hoaks dan overload informasi.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, diperlukan strategi komunikasi politik yang efektif. Termasuk memastikan informasi yang disebarkan akurat dan terverifikasi serta memanfaatkan fitur-fitur media sosial yang memungkinkan interaksi langsung dengan pemilih. Analisis framing dalam pemberitaan politik di media sosial juga menjadi penting untuk memahami bagaimana pesan politik disampaikan dan diterima oleh masyarakat.
Media sosial memainkan peran yang signifikan dalam mempengaruhi opini publik. Hal ini menunjukkan bahwa media sosial telah mengubah fundamental cara politisi, partai politik, dan pemilih berinteraksi dalam konteks politik modern. Dengan demikian, penggunaan media sosial dalam kampanye politik dapat menjadi strategi yang efektif untuk mencapai partisipasi politik yang lebih luas, mempengaruhi persepsi publik, dan membentuk opini politik.
Â
DAFTAR PUSTAKA
Anshari, F. (2013). Komunikasi politik di era media sosial. Jurnal komunikasi, 8(1), 91-101.
https://journal.uii.ac.id/jurnal-komunikasi/article/view/6469
Faradis, N., Al Fauzah, N. A., & Al Anshori, M. I. (2023, November). Media Sosial dan Persepsi Publik: Analisis Strategi Kampanye Digital Calon Presiden Indonesia 2024. In Prosiding Seminar Nasional Ilmu Ilmu Sosial (SNIIS) (Vol. 2, pp. 643-652).
Alam, S. (2021). Penggunaan media sosial sebagai alat komunikasi politik. Avant Garde, 9(1), 68-78.
Atallalannas. (2023). Pengaruh Media Sosial dalam Politik di Era Digital. Kompasiana. https://www.kompasiana.com/atallalannas0807/65634787de948f776b41cd94/pengaruh-media-sosial-dalam-politik-di-era-digital
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H