Konten yang relevan dan berkualitas juga menjadi strategi penting dalam komunikasi politik di media sosial. Politisi dan partai politik harus membuat konten yang relevan, berkualitas, dan memiliki nilai tambah bagi pemilih. Ini memungkinkan pemilih untuk mempercayai konten yang mereka terima dan memperbaiki pemahaman tentang politik dan pemerintahan.
Selain itu, politisi dan partai politik harus memahami dan menggunakan fitur-fitur media sosial secara efektif, seperti hashtag, tagging, dan sharing. Ini memungkinkan konten politik untuk mencapai lebih banyak pemilih dan memperluas jaringan pengaruh. Media sosial juga dapat digunakan untuk membantu pemilih dalam memahami dan memilih pilihan politik yang tepat.
Salah satu contoh strategi komunikasi politik era digital telah mengubah cara kampanye politik dilakukan. Ganjar Pranowo, menyadari pentingnya media sosial dalam menggandeng pemilih muda, telah memanfaatkan platform ini secara maksimal. Menurut Muntazah dan Andhikasari (2022:650), media digital telah menjadi bagian integral dari strategi komunikasi pemasaran, termasuk dalam konteks politik (Muntazah & Andhikasari, 2022:650).
Ganjar aktif di berbagai platform seperti TikTok, di mana ia tidak hanya mempromosikan program dan visinya, tetapi juga berinteraksi langsung dengan warganet. Selain itu, Ganjar juga kerap memanfaatkan konten video untuk menyampaikan pesan-pesan kampanyenya, baik itu berupa vlog, maupun video pendek lainnya. Strategi ini terbukti efektif dalam membangun citra positif dan mendekatkan diri dengan masyarakat, terutama generasi muda.
Analisis Framing? Bagaimana dalam pemberitaan Politik di Media Sosial?
      Dalam dunia politik yang semakin terhubung melalui media sosial. Analisis framing menjadi alat yang sangat berguna bagi partai politik untuk mereka memahami dan mengelola cara pesan politik mereka disampaikan dan diterima dengan baik oleh masyarakat. Konsep seperti ini memungkinkan para politik merinci strategi komunikasi yang lebih efektif.
      Pentingnya analisis framing terletak pada kemampuannya untuk menyoroti strategi seleksi fakta dalam pemberitaan politik di media sosial. Media sosial sendiri memberi wadah yang sangat berbeda dibandingkan dengan media tradisional. Dalam konteks politik Indonesia, di mana media sosial memiliki peran yang semakin dominan, partai politik dan politisi perlu memahami betul dinamika media daring.
      Dengan  menggunakan analisis framing, mereka dapat memahami cara media daring membentuk citra pemerintah dan pembingkaian berita politik. Ini bukan hanya tentang menyebarkan pesan politik. Tetapi juga tentang bagaimana pesan tersebut diterima, diinterpretasikan, dan direspon oleh masyarakat.
Analisis framing dalam pemberitaan politik di media sosial dapat membantu partai politik untuk memahami bagaimana pesan politik mereka disampaikan dan diterima oleh masyarakat. Dalam konteks politik di Indonesia, media sosial masih dimanfaatkan sebagai media kampanye dan belum interaktif serta aspiratif (Asih, 2011:95). Oleh karena itu, partai politik dan politisi harus memahami dan menggunakan fitur-fitur media sosial secara efektif, seperti hashtag, tagging, dan sharing.
Selain itu, partai politik dan politisi juga harus memanfaatkan media sosial untuk membantu pemilih dalam memahami dan memilih pilihan politik yang tepat serta membentuk opini yang benar dan tepat (Sukma Alam, 2021:69). Selain itu, studi yang dilakukan oleh Lestari Nurhajati dan Xenia Angelica Wijayanto (2018) menunjukkan bahwa media daring memiliki peran penting dalam pembingkaian berita politik. Dalam studi tersebut, analisis framing digunakan untuk menganalisis pembingkaian berita politik di media daring.
Bagaimana Pengaruh Media Sosial dalam Pemilu Terkini?