Mohon tunggu...
Elsa Aulya Rahmandani
Elsa Aulya Rahmandani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membumi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Model Pembelajaran Pertemuan Tatap Muka (Kesehatan Mental Melalui Proses Berkelompok)

13 Oktober 2022   08:23 Diperbarui: 13 Oktober 2022   08:37 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

 MODEL PEMBELAJARAN PERTEMUAN TATAP MUKA
( Kesehatan Mental Melalui Proses Berkelompok)

Oleh : Mahasiswa progdi BK FKIP UKSW SALATIGA

Model Pertemuan Tatap Muka adalah pola belajar-mengajar yang dirancang untuk mengembangkan pemahaman diri sendiri, rasa tanggung jawab pada diri sendiri dan kelompok.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki misi pendidikan, yaitu mendidik agar orang memiliki kepribadian, mendidik agar siswa bermanfaat bagi masyarakat, dan mendidik agar siswa memiliki pengetahuan dan berperilaku ilmiah. Pada umumnya siswa memiliki pengetahuan dan perilaku ilmiah. 

Adakalanya sekolah gagal mendidik siswa untuk menjadi orang berkepribadian yang mampu berhubungan secara hangat dengan orang lain. Pada hal berkepribadian yang mampu berhubungan dengan pribadi lain bermanfaat bagi perbaikan masyarakat, dan pengembangan pengetahuan. 

Sekolah juga dapat menciptakan lingkungan belajar yang dapat menumbuhkan kepribadian yang hangat dan menyenangkan. Model Pertemuan Tatap Muka dirancang untuk mengembangkan siswa agar dapat memahami diri sendiri, memiliki rasa tanggung jawab pada diri sendiri dan kelompok atau masyarakatnya. Strategi mengajar pada model ini mendorong siswa belajar secara aktif.

Ahli yang menyusun model ini adalah William Glasser. Menurut Glasser sekolah umumnya berhasil membina perilaku ilmiah. Meskipun demikian adakalanya sekolah gagal membina kehangatan hubungan antarpribadi. Kehangatan hubungan pribadi bermanfaat bagi keberhasilan belajar. Agar sekolah dapat membina kehangatan hubungan antarpribadi, maka diprasyaratkan guru memiliki rasa keterlibatan yang mendalam, guru dan siswa harus berani menghadapi realitas,  berani menolak perilaku yang tidak bertanggung jawab, dan siswa mau belajar cara-cara berperilaku yang lebih baik. Agar siswa dapat membina kehangatan hubungan antarpribadi, guru perlu menggunakan strategi mengajar yang khusus. Model pertemuan tatap muka merupakan salah satu model yang bermanfaat bagi pembinaan kehangatan hubungan antarpribadi

Urutan Langkah Mengajar

Model Pertemuan Tatap Muka mengenal enam langkah mengajar sebagai berikut :
1.Langkah kesatu : guru menciptakan suasana agar seluruh siswa tertarik untuk ikut serta. Dalam menciptakan suasana keterlibatan guru dapat  bertindak meminta siswa untuk menyatakan keinginannya, atau menyatakan bagaimana yang baik baginya, meminta siswa memberi saran, dan guru tidak menyalahkan pendapat siswa dan tidak menilai.

2.Langkah kedua : guru mengemukakan masalah untuk didiskusikan oleh siswa. Tindakan guru antara lain berupa guru meminta siswa atau guru sendiri mengemukakan masalah, guru atau siswa mengemukakan contoh peristiwa, guru atau siswa menceritakan peristiwa sepenuhnya yang kemudian peristiwa tersebut dianalisis sebab-akibatnya, dan dikenali norma apa yang berlaku. Sebagai ilustrasi ada peristiwa perkelahian antarsiswa di desa tersebut. Guru meminta siswa menguraikan kejadian, dan mencari apa sebabnya.

3.Langkah ketiga : guru meminta siswa untuk membuat keputusan nilai pribadi. Tindakan guru antara lain berupa mengenali nilai atau norma yang menimbulkan perilaku dengan cara menanyakan hal tersebut pada siswa, kemudian dengan meminta siswa untuk membuat keputusan tentang nilai atau norma tersebut, dan kemudian melanjutkan dengan perilaku.

4.Langkah keempat : guru meminta siswa untuk mengenali keputusannya. Tindakan guru antara lain berupa mengajak siswa mendiskusikan apa yang dipilih dan bila siswa setuju maka ia mengikuti pilihan tersebut.

5.Langkah kelima : guru meminta siswa untuk membuat kesepakatan-kesepakatan tentang perilaku yang akan dianut.

6.Langkah keenam : guru meminta siswa untuk menilai kembali perilaku. Setelah siswa menindaklanjuti pilihan perilaku, maka siswa diajak untuk menilai perilaku-perilaku baru tersebut.

Sistem Sosial

Hubungan guru siswa dalam Model Tatap Muka tergolong moderat. Perilaku hubungan guru siswa
1.guru semula memegang kendali kepemimpinan dalam interaksi. Kemudian secara berangsur-angsur kepemimpinan diserahkan kepada siswa.
2.guru membimbing proses, dan mendorong siswa untuk ambil bagian, dan kemudian mengambil prakarsa serta membuat keputusan-keputusan sendiri.
3.guru bersifat mendorong keberanian siswa untuk membuat keputusan, tetapi guru tidak memutuskan sesuatu untuk siswa.

Prinsip Reaksi

Perilaku guru mereaksi perilaku siswa menganut tiga prinsip.  Guru merasa diri terlibat dengan kehidupan dan masalah siswa. Guru mengembangkan hubungan akrab, penuh perasaan dan pengertian dengan siswa. Guru mendorong siswa untuk berani menilai perilakunya sendiri, mengambil keputusan untuk mengubahnya, atau menolak perilaku yang tak bertanggung jawab.Seluruh kelas sebagai kelompok berani mengenali perilaku, mempelajarinya kembali, memilah dan memilih perilaku yang baik dan kemudian diikutinya.

Pendukung Keberhasilan Belajar

Faktor pendukung keberhasilan belajar pada model ini yaitu guru yang memiliki kepribadian hangat dan menyenangkan, berpengalaman melakukan hubungan antarpribadi, berkemampuan menciptakan hubungan persaudaraan, hati terbuka, dan dapat memahami serta menerima orang lain, dan guru yang cakap memimpin diskusi, dan membimbing kelas untuk menilai perilaku dan menolak atau menerima perilaku tersebut.

Dampak Pengajaran dan Dampak Pengiring

Dampak penggunaan model ini adalah mengembangkan siswa untuk dapat memahami diri sendiri, dan mengambil tanggung jawab dalam memimpin perkembangan diri sendiri. Di samping itu model ini juga mengembangkan segi sosial maupun penalaran ilmiah.

Contoh Penggunaan Model Pertemuan Tatap Muka

Jenjang :Sekolah Dasar .........
Kelas:V
Bidang Studi:Pendidikan Kewarganegaraan
Pokok Bahasan:Bhinneka Tunggal Ika
Waktu:4 x 2 jam pelajaran
Tujuan::Setelah mempelajari pokok bahasan ini siswa memahami permacam ragaman adat-istiadat dan perilaku orang per orang, suku bangsa, dan bangsa-bangsa di dunia sehingga perlu memajukan pergaulan yang menimbulkan persatuan bangsa Indonesia dan bangsa-bangsa di dunia.
Sasaran Belajar:Setelah mempelajari pokok bahasan ini siswa dapat :menunjukkan adanya adat-adat dan perilaku orang dari berbagai suku bangsa di Indonesi, dapat menunjukkan adanya adat-istiadat dan perilaku bangsa-bangsa di sekitar Indonesia, dapat menjelaskan pentingnya pergaulan berdasarkan persatuan dan kesatuanbangsa, dan kesederhanaan bangsa-bangsa di dunia, dapat menjelaskan pentingnya individu memahami diri-sendiri dan orang lain agar dapat bergaul dengan baik dan dapat menyatakan pendapat bahwa persahabatan lebih baik daripada permusuhan untuk pergaulan.

Urutan Langkah Mengajar

Kegiatan GuruKegiatan Siswa

1.Guru meminta siswa untuk menceritakan pengalaman bergaul dengan teman sekelas, sedesa, sekota, sesuku bangsa, dan lain suku bangsa.1.Siswa menceritakan pengalaman bergaulnya dengan teman sekelas, sesuku, dan dengan suku lain.
2.Siswa mengemukakan pendapat tentang bagaimana sebaiknya bergaul dengan teman sekelas, sesuku bangsa, dan lain suku bangsa.2.Siswa mengemukakan pendapat tentang bagaimana sebaiknya bergaul. Sebagai ilustrasi, pergaulan hendaknya : tidak membedakan keturunan, suku bangsa, agama, kekayaan dan kedudukan.
3.Guru meminta siswa untuk mengemukakan adanya perilaku, adat-istiadat, kerajinan, kesenian, agama, pakaian, bahasa berbagai suku bangsa.3.Siswa mengemukakan adanya perilaku, adat-istiadat, kerajinan, kesenian, agama, pakaian bahasa berbagai suku bangsa. Sebagai ilustrasi siswa mengemukakan berbagai seni tari seperti Minangkabau, Sumatera Timur, Kalimantan, Minahasa, Asmat.
4.Guru meminta siswa mengemukakan pendapat tentang perilaku, adat istiadat yang berbeda tersebut.4.Siswa mengemukakan pendapat tentang perilaku, adat-istiadat yang berbeda tersebut.
5.Guru meminta siswa mengemukakan pendapat tentang peristiwa perkawinan antar suku bangsa di kota besar, di daerahnya, atau di daerah transmigran.5.Siswa mengemukakan pendapat tentang perkawinan antar suku bangsa di kota besar, di daerahnya, atau di daerah transmigran. Sebagai ilustrasi siswa mengemukakan kakaknya yang kawin dengan suku lain juga berbahagia.

Kegiatan Guru

Kegiatan Siswa
6.Guru meminta siswa mengemukakan pendapat tentang pergaulan antar bangsa di dunia.6.Siswa mengemukakan pendapat tentang bagaimana sebaiknya pergaulan antar bangsa di dunia. Sebagai ilustrasi berdasarkan kesamaan derajat, tanpa membedakan ras, agama, bangsa dan asal daerah.
7.Guru meminta siswa untuk mendiskusikan berbagai perilaku, dan adat-istiadat suku bangsa dan bangsa-bangsa di dunia.7.Siswa mengemukakan berbagai pendapat tentang perilaku dan pendapat tentang adat-istiadat yang ada.
8.Guru meminta siswa untuk menjelaskan siapa dirinya, apa hubungannya dengan suku bangsa, bangsa lain di dunia. Sebagai ilustrasi siswa diminta membuat pengandaian "jika saya seorang suku...., maka...."8.Siswa menjelaskan siapa dirinya, hubungannya dengan suku bangsa, dan bangsa di dunia. Sebagai ilustrasi, "jika saya seorang suku Bali, dan kemudian pindah ke Sumatera, maka ....".
9.Guru meminta siswa menarik kesimpulan tentang "pergaulan yang didasarkan pada.... berakibat..."9.Siswa menarik kesimpulan tentang "pergaulan yang didasarkan kasih sayang, berakibat...."
10.Guru meminta siswa untuk menarik kesimpulan tentang bhinneka tunggal ika.10.Siswa menarik kesimpulan tentang bhineka tunggal ika. Sebagai ilustrasi, "orang yang ingin bersahabat, perlu mengakui perbedaan-perbedaan adat-istiadat..."
11.Guru menutup pelajaran dengan saran perbaikan belajar.11.Siswa memperhatikan saran guru untuk pelajaran lanjutan.

Sistem Sosial

Perilaku hubungan guru siswa sebagai berikut :
1.Guru mengemukakan bahasan dengan meminta siswa menceritakan pengalaman bergaul dengan teman sekolah, kemudian teman lain sekolah, dengan teman baru, suku bangsa lain, agama lain, bahasa lain.
2.Guru meminta siswa menunjukkan atau memperagakan bermacam-macam pakaian adat, kerajinan, kesenian, bahasa, makanan, permainan sukubangsa lain, atau bangsa lain.
3.Guru meminta siswa untuk mengemukakan pendapatnya tentang bermacam-macam benda dan perilaku suku bangsa dan bangsa lain tersebut.
4.Guru meminta siswa lain untuk memberi komentar pada pendapat siswa yang terdahulu.
5.Guru meminta siswa membandingkan macam-macam benda dan perilaku tersebut dan menarik manfaatnya bagi kehidupan bangsa Indonesia.
6.Guru meminta siswa menjelaskan tentang dirinya, temannya dari suku bangsa lain, pemahaman tentang diri dan teman lain, dalam hubungannya dengan perikehidupan bangsa Indonesia yang bhinneka tunggal ika.

Prinsip Reaksi

Perilaku guru mereaksi perilaku siswa sebagai berikut.
1.Guru mengajak siswa membicarakan hal, perilaku, atau adat-istiadat orang lain, suku bangsa lain, atau bangsa lain secara terbuka, akrab, dan bila perlu memberikan contoh pengalaman hidup.
2.Guru mendorong siswa untuk berani menilai hal-hal, benda-benda, perilaku diri sendiri, dalam kaitannya dengan pergaulan dengan orang lain.
3.Guru mendorong siswa untuk berani mengubah perilaku yang kurang baik, atau menolak perilaku yang tak bertanggung jawab. Dalam hal ini guru mengajak siswa untuk belajar memahami perilaku orang lain seperti dalam pepatah "ukur baju badan sendiri".
4.Guru mengajak kelas sebagai kelompok untuk mengenali perilaku, mempelajari kembali, memilah dan kemudian memilihnya.
Pilihan itu mengacu pada memahami dirinya dan orang lain, dan  bertanggung jawab dalam mengembangkan perilakunya demi kebaikan diri dan masyarakatnya.

Pendukung Keberhasilan Belajar

1.buku pelajaran dan buku bacaan tentang kerajinan, pakaian, senjata, perhiasan suku-suku bangsa lain, dan bangsa lain.
2.alat peraga berupa pakaian, senjata, perhiasan, kerajinan, lukisan, kesenian suku-suku bangsa lain.
3.nara sumber yang mengenal suku bangsa atau bangsa lain, dan nara sumber suku bangsa atau bangsa lain.
4.guru yang bijaksana yang memimpin diskusi dengan penuh kehangatan dan keterbukaan.

 
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun