Suatu ketika akhirnya kekokohanku untuk tidak terlalu memperhatikan lawan jenis, untuk lebih fokus mencari uang dan membesarkan adik-adikku mulai runtuh, entah itu kata orang benih-benih cinta mulai bersemi atau benih-benih yang lainnya, sungguh aku tidak tahu, yang jelas semenjak kedatangan Faisal dikenalkan oleh sahabatku Nani.
Nani mengenalkan Faisal kepadaku sebagai sahabatnya di SMA. Faisal untuk ukuran wajah dia tidak tampan  atau bahkan sangat biasa-biasa saja. Dia juga bukan berasal dari keluarga berada, dia tidak tinggi bahkan cenderung pendek berisi.Â
Suatu sore seperti biasanya kelima sahabatku main ke tempat aku berjualan Bakso, .Mereka membantuku beres-beres karena sebentar lagi warung Bakso akan tutup.Â
Sore itu juga Faisal yang sering datang ke tempat aku jualan tidak hadir. Padahal semenjak dikenalkan oleh Nani, Faisal jadi akrab dengan ku, dengan kehidupan warung Baksoku, dengan adik-adikku saja Faisal sudah sangat akrab.Dia sering mengajarkan kan adiku Tomi mengaji.
Aku tidak tahu Faisal memakai teknik apa untuk membujuk Tomi supaya mengaji.Sepengetahuanku Tomi tidak pernah mau kalau disuruh mengaji. Walaupun aku marah-marah, Tomi tetap bersikukuh tidak mau mengaji katanya mengaji tidak akan menghidupkan ayah dan ibu lagi tapi dengan Faisal Tomi menunjukan sikap sebaliknya.Â
Tomi sudah pintar mengaji berkat Faisal dan tidak hanya jadi guru ngaji Tomi, Faisal juga sering mengantarkan adik-adiku ke sekolah pakai sepeda motor bututnya.Â
Perlahan-lahan dengan cara yang  cukup unik Faisal masuk kedalam kehidupanku dan yang terpenting Faisal mampu menarik dunia ku kedalam dunianya. Karena penasaran kenapa Faisal tidak datang aku menananyakanya ke Nani,dan terjadilah obrolan.Obrolan yang membuat ku tahu ternyata Faisal bukanlah laki-laki tipe para sahabatku.
"Faisal mah,gak masuk kriteria" kata Nani
"Ah faisal terlalu kampungan" kalimat  Susi
"Terlalu jaim"Â ujar pika
'Tapi dia lucu" jawab Utari