[caption id="attachment_398323" align="aligncenter" width="300" caption="dok pribadi"]
Menurut legenda mereka bahwa cincin kuningan melindungi perempuan-perempuan itu dulunya dari gigitan harimau. Cincin tembaga yang dikenakan di lengan dan kaki mungkin berat sekitar 30 kg, dengan pemberian cincin berulang-ulang dan pada saat tertentu seiring pertumbuhan tubuhnya maka cincin tersebut ditambahkan, sampai pada saat tua cincin itu tidak ditambahkan. Tetapi sebenarnya alasan politisnya adalah untuk menjaga indentitas individu dan kesukuan.
Konon jaman dulu, perempuan-perempuan keturunan Burma ini terkenal dengan kecantikannya dengan kulitnya yang kuning halus dan rambut hitam tergerai, dan pada saat terjadi peperangan antar suku, maka perempuan-perempuan ini selalu diambil atau diculik oleh lawan suku mereka karena kecantikannya untuk dijadikan budak nafsu lawan mereka. Untuk menjaga kelestarian kesukuan mereka, supaya suku itu tidak musnah dan tidak dibawa lari suku yang lain, maka diwajibkan anak perempuan yang labhir disuku itu dikalungi cincin ke leher dan kakinya.
DEVISA HIDUP
[caption id="attachment_398324" align="aligncenter" width="300" caption="dok.pribadi"]
Pemukiman yang masih terpelihara keunikan dan kekunoannya, tetap dipelihara pemerintah Thailand dan menjadi komoditi wisata. Setiap hari ribuan wisatawan manca negara datang ke pemukiman mereka, sudah tentu menjadi devisa hidup bagi negara Thailand, namun pendapatan wisata itu kelihatannya tidak mempengaruhi dengan kehidupan mereka yang bercocok tanam dan penghasil kerajinan tangan. Dengan kata lain pendapatan itu semata untuk keuntungan pemerintahan Thailand, tapi tidak dirasakan suku ini.
Hal ini terlihat tidak adanya fasilitas apapun untuk penduduk setempat dan kehidupan mereka jauh dari hidup sejahterah. Untuk mendapatkan uang, maka para wanita mengerjakan pernak-pernik hiasan kerajinan tangan untuk di jual. Dan sesungguhnya perempuan-perempuan ini sangat cantik dengan kulit putih pipi bersembur merah alami. Para pria hanya beternak dan bercocok tanam dengan alat tani dan ternak seadanya.
KECANTIKAN LUHUR
[caption id="attachment_398319" align="aligncenter" width="300" caption="dok.pribadi"]
Perempuan identik dengan kecantikan dan keindahan, namun relakah perempuan-perempuan di belahan bumi lain mengganti kecantikan mereka dengan keabadian adat istiadat? Menjadi cantik adalah anugerah, namun bila kecantikan itu menjadikan malapetaka, apakah kecantikan itu masih harus terus dipelihara?
Sulit menjadi perempuan yang terpaksa harus terpaku dengan adat istiadat dengan melepaskan keegoan diri sebagai perempuan. Ingat arti kata perempuan yaitu yang diempukan, artinya yang dihormati dan dijunjung tinggi. Bagi perempuan bangsa lain menjadi perempuan keturunan Burma merupakan penderitaan tiada akhir, namun tidak bagi perempuan Long Neck Karen, karena kecantikan mereka tidak lebih penting dari menjaga kelangsungan kehidupan suku mereka dari kepunahan.