Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan memberikan apresiasi dan terus mendorong budaya menulis bagi para penggiat dan peneliti sejarah-budaya di Bangka Barat untuk merekam pengetahuan, dokumentasi, dan informasi terkait kekayaan sejarah dalam bentuk tulisan ilmiah.Â
Rekaman yang akan diwariskan kemudian, sebagai ingatan komunal bahwa orang Bangka memang bangsa yang kaya dengan sejarah dan kejayaannya di masa silam. Selain itu karya Saudara Suryan ini semoga juga akan berguna bagi penguatan generasi muda dimasa mendatang atas kesadaran/jati diri mereka, khususnya sebagai orang Bangka, generasi Indonesia masa depan.
Suryan Masrin adalah salah satu teladan bagi penggiat sejarah muda dari Bangka Barat. Tematik tulisannya memiliki kekhasan. Galian data dan informasi yang dikumpulkan pun unik. Merujuk kepada kecintaannya sebagai Muslim dan tanah kelahiran: Desa Peradong. Ada 60 desa di Bangka Barat dan jika keteladanan Suryan Masrin mampu menggugah pengiat muda lain, tidaklah mustahil Bangka Barat akan memiliki khasanah literasi sejarah lokal yang kaya raya.
Datu' Akhmad Elvian, DPMP (Sejarawan dan Budayawan Bangka Belitung, Penerima Anugerah Kebudayaan):
Buku "Peradong Dalam Bingkai Historis" karya Suryan Masrin, menjadi menarik untuk ditelisik karena berisi catatan tentang toponimi Kampung Peradong, tinggalan- tinggalan purbakala yang unik seperti manuskrip lama, jejak hadirnya Islam, aktivitas kebudayaan masyarakat dalam adat istiadat, sistem religi dan kepercayaan, sistem mata pencaharian hidup masyarakat serta keberadaan komunitas perkampungan Cina.Â
ejarah dan kebudayaan yang ada di kampung Peradong berusaha digali, didokumentasikan dan ditampilkan penulis dalam buku yang cukup representatif dengan pendekatan historiografi melalui sumber lisan, tulisan maupun sumber benda. Penulis berusaha mengungkap sebanyak mungkin aktivitas masyarakat kampung Peradong, bukan hanya mengungkap sejarah tokoh atau orang penting masa lampau. Buku ini menjadi bagian dari sejarah lokal, untuk memperkaya informasi tentang kekayaan sejarah dan budaya kampung-kampung yang ada di pulau Bangka.
Sejarah tentang kampung di pulau Bangka menjadi sangat penting dan menarik untuk dikaji dan ditampilkan, karena kampung merupakan tempat dan pusat masyarakat Bangka membentuk kebudayaan dan peradabannya. Keberadaan kampung di pulau Bangka memiliki arti yang penting karena kampung merupakan wilayah teritorial terkecil di pulau Bangka setelah wilayah yang disebut/dikepalai oleh batin, krio, patih/proatin, depati dan tumenggung.Â
Kampung di pulau Bangka dikepalai oleh seorang kepala kampung disebut juga dengan Gegading. Buku ini cukup runut menuliskan tokoh-tokoh yang pernah menjadi gegading di kampung Peradong. Kampung di pulau Bangka awalnya terdiri dari sekitar 10 hingga 40 bubung rumah yang mengelompok dan dibangun berdasarkan arah mata angin serta tergantung juga pada posisi letak ladang atau ume, posisi sungai, posisi Aik Tumbek (sumber mata air di tengah hutan) dan posisi lingkungan alam sekitarnya sebagaimana halnya kampung Peradong yang dibangun dekat sungai Pelangas yang bermuara ke laut.
Kebutuhan terhadap sebuah tulisan sejarah dan budaya tentang pulau Bangka adalah sesuatu yang sangat penting dan mendasar, mengingat sejarah dan budaya pulau Bangka selama ini belum terekam dengan baik dalam bentuk tulisan sejarah sehingga cerita-cerita lisan atau sastra lisan dan interpretasi-interpretasi terhadap sumber-sumber sejarah dan budaya tentang pulau Bangka begitu mudah terlupakan.Â
Dokumentasi sejarah dalam bentuk buku seperti buku Peradong Dalam Bingkai Historis di samping cerita-cerita lisan atau sastra lisan tentang budaya dan sejarah kampung- kampung di pulau Bangka saat ini sangat penting untuk sumber edukasi, inspirasi dan rekreasi, terutama untuk menumbuhkan semangat kesadaran sejarah dan kesadaran budaya serta kecintaan generasi muda pada bangsa dan negara.Â
Kampung-kampung di pulau Bangka umumnya memiliki sejarah atau keterkaitan dengan satu peristiwa sejarah baik dalam bentuk little historical event maupun great historical event dalam konteks berbagai masa atau priodesasi sejarah, mulai dari masa kekuasaan kerajaan-kerajaan tradisional di Nusantara, masa penjajahan bangsa asing kulit putih dan masa pasca kemerdekaan serta sejarah penamaan tempat atau toponimi. Sejarah dan budaya kampung-kampung tersebut kemudian diulas sesuai dengan konteks dan latar belakang peristiwa sejarah yang melingkupinya.