Mohon tunggu...
Elodya Bastian
Elodya Bastian Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar

Hanya menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Penyanyi Hujan dan Jelita Pelangi

16 Juni 2019   21:08 Diperbarui: 16 Juni 2019   21:15 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ara tertawa kecil mendapati Rei yang cekikikan. "Iya, deh, Tuan Putri," godanya. "Baiklah, Ibunda," kata Rei menggoda balik.

"IH, APA SIH IBUNDA-IBUNDA!"

***

"Rei, pelangi itu tujuh warnanya. Bersemayamnya di langit yang habis menangis, yang namanya hujan. 

Rintik-rintik yang bernada. Kadang riang senandungnya. Kadang garang melodinya. Bagai nyanyian langit untuk bumi agar tak sungkan bersyukur pada Tuhan.

Pelangi itu berwarna, Rei. Kamu mungkin tak paham warna. Tapi kamu bisa merasakan maknanya dengan hatimu.

Hujan dan pelangi. Tuhan mengirim keduanya bukan tanpa arti. Di waktu hujan bernyanyi, ada kantor pos gratis yang dibuka dari langit. Namanya pos doa.

Lewat hujan kamu bisa mengirim surat doa. Dengan pelangi kamu bisa merasa lega seakan Tuhan telah menerima doamu.

Kirei, artinya jelita. Bernyanyilah bersama hujan. Lalu bersinar manis seperti pelangi. Tuhan selalu disisimu."

-TAMAT-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun