Rei mengakhiri kekehannya dan tersenyum memandang Ara dengan sorot yang sembarang.
"Maaf, Bu. Hehe," ledeknya dan saat itu juga dibalas sentilan sadis oleh Ara di kening yang berselimut poni.
"Ba-bu-ba-bu! Memang aku ibumu! Huh!"
***
Rei lahir dengan namanya yang anggun, Kirei. Gaun panjang dengan rambut tergerai adalah favoritnya. Mendengar celoteh Ara juga bagian dari kerjaan sampingannya.
Rei hidup dan dibesarkan di panti asuhan, dengan kasih sayang Bunda Ana dan banyak pertolongan dari teman-teman pantinya yang lain. Salah satunya, Ara.
Banyak hal dari Ara yang Rei ketahui tentang kehidupannya. Mendengarkannya bercerita, seperti radio berjalan setiap hari.
Ara terlalu menunjukkan perhatiannya untuk Rei seolah Rei anak kandungnya, padahal keduanya sebaya. Oleh karena Rei yang merasa risih, dia pun sering menggoda Ara dengan sebutan 'Ibu', sampai Ara naik pitam.
Marahnya Ara bagai hiburan untuk Rei.
Gadis dengan tongkat hitam, orang menyebutnya begitu. Kenapa? Kenapa hitam? Kenapa bukan warna lain?
Rei sengaja memilih hitam karena hitam adalah dunia yang dia lihat selama hidup. Tidak ada warna yang bisa dia rasa selain hitam. Dia tak pernah mengenal cerah, terang, karena hanya gelap yang dia tahu.