Yaitu tindakan guru kepada murid yang bersalah dengan menjadikan murid merasa positif terhadap dirinya.
Contoh perkataan guru:Â
Berbuat salah itu hal yang manusiawi,tidak ada manusia yang sempurna. Bapak/Ibu juga buat salah kita pasti bisa menyelesaikan permasalahan ini. Bapak/Ibu tidak tertarik untuk mencari tahu siapa yang benar, siapa yang salah, Bapak/Ibu lebih tertarik untuk menyelesaikan masalah. Kalau kamu menyalahkan dirimu sendiri terus menerus, apakah kamu bersikap baik pada dirimu sendiri?
2. Kedua Validasi Tindakan yang Salah.
Pada langkah ini guru membantu murid mengenali basic need/kebutuhan (basic needs (kebutuhan dasar), apakah itu power (penguasaan), freedom (kebebasan), love and belonging (diterima), fun (kesenangan) atau survival (bertahan hidup) yang ingin dipenuhinya ketika melakukan kesalahan itu.
Contoh perkataan guru:
- Kamu bisa saja kan melakukan hal yang lebih buruk, tapi kamu tidak melakukannya kan?
- Kamu pasti punya alasan mengapa melakukannya
- Apa yang penting bagi kamu?
- Kamu boleh tetap berusaha menjaga sikap itu, tapi tambahkan sikap yang lain, yang baru,
- Maukah kamu belajar cara lain untuk mendapat yang kamu butuhkan tanpa harus memukul?
- Apakah kamu bisa melakukan dengan lebih baik besok lagi?
- Langkah ketiga yaitu Menanyakan Keyakinan
Pada langkah ini guru akan mengajak murid melihat kesalahannya kemudian dihubungkan dengan nilai-nilai kebajikan yang diyakininya, yang mendasari manusia berinteraksi dengan orang lain. Hal ini berhubungan dengan keyakinan kelas yang terlebih dahulu di buat dan disepakati bersama.
Contoh perkataan guru:
Apa nilai yang kita percaya di kelas/sekolah kita? Nilai-nilai kebajikan/Keyakinan apa yang telah kita sepakati? Kelas yang ideal itu seperti apa sih? Kamu ingin jadi anak seperti apa? Apa yang kamu rasakan? Ketika kamu melakukan itu, kamu menjadi orang yang seperti apa?
Nah demikianlah cara-cara pembangun budaya positif melalui paradigm baru yang dapat kita tanamkan kepada anak-anak didik kita. Semoga bermanfaat dalam membangun karakter dan terwujudnya profil pelajar Pancasila.
Salam Merdeka Belajar,