Mohon tunggu...
Elmi Safridati
Elmi Safridati Mohon Tunggu... Guru - Guru
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis dan menorehkan sesuatu di medsos menjadi salah satu kesibukan saat ini, walaupun masih dalam tahap belajar. Semoga semuanya bermanfaat. Terima kasih untuk Omjay dan semua guru yang telah mengajarkan ku, semoga ilmu yang sudah diajarkan, berbalas pahala. aamiin...

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Perjuangan dan Air Mata

22 September 2022   11:01 Diperbarui: 22 September 2022   11:02 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Namun demikian, saya harus berlapangdada. Saya harus berfikiran jernih. Saya harus menerima keadaan ini. Saya hapus air mata, saya kuatkan jiwa raga. Saya adalah pejuang yang akan tetap terus berjuang. Saya adalah wanita yang selalu menguatkan jiwa ketika masalah datang melanda. Saya tidak akan pernah berhenti. Selagi Allah memberi saya kesempatan.

Yang lebih menyedihkan saya lagi. Ada sahabat saya yang memulangkan buku saya, dengan ucapan. " Sebenarnya saya kasihan sekali sama Bu Elmi. Saya sedih melihat Bu Elmi seperti ini. Sudahlah murid sedikit, gratis pula, tapi maaflah ya saya tidak bisa mengambil buku ini, karena Bu Elmi bekerja sama dengan orang yang tidak seharusnya," kata beliau.

Mendengar ocehannya itu, saya diam seribu bahasa. Saya tidak mau berperang dengannya. Yang saya pikirkan dalam hati saya. Kata-katanya itu. Beliau bilang dia kasihan kepada saya, tetapi kenapa buku saya dipulangkannya. Kalau memang beliau kasihan, seharusnya belilah buku saya. Jangan dipulangkan. Ini dipulangkannya. Lalu kasihan apa coba. 

Aduh...ya Allah, kadang manusia ini banyak sekali yang aneh. Perkataannya tidak sesuai dengan perbuatan. Tapi ya sudahlah. Inilah nasib saya. Anehnya lagi karena keributannya di grup banyak sekali yang ingin memulangkan buku saya. Sebenarnya tujuan dia itu apa coba. Hanya mengacaukan usaha saya. Padahal bukan uang pribadinya yang akan mbayar buku-buku itu. Kan ada uang sekolah.

Tapi ya sudahlah...sudahlah...inilah ujian saya. Semoga saya diberi Allah kesabaran. Semoga saya diberi Allah jalan keluar terbaik dari keadaan ini. Semoga Allah memberi saya rezeki yang tak terduga dan tak terhingga dari pintu-pintu yang lain. Aamiin...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun