Alhamdulillah nya juga saya sudah mempunyai karya. Satu buku solo yang berjudul Pelangi Senja dan beberapa buku antologi. Saya sangat bersyukur luar biasa. Kepada Allah SWT setiap sujud saya sampaikan rasa terimakasih yang sangat dalam.
Kepada Omjay dan tim solit, serta semua narasumber saya aturkan terimakasih yang tak terhingga atas ilmu dan bimbingan serta support yang luar biasa kepada saya. Begitu juga kepada semua sahabat handai taulan yang tak bisa saya sebutkan satu persatu. Saya tidak bisa membalas jasa, hanya kata ucapan terimakasih yang bisa saya sampaikan.Â
Berbekal dengan buku yang sudah saya tulis, yang diprakarsai oleh bunda kanjeng, maka saya memberanikan diri untuk mempromosikan buku saya kepada siapa saja dilapangan.Â
Alhamdulillah buku pelangi senja itu sudah sampai ketangan para pejabat. Seperti bapak bupati beserta wakil, bapak komisi 1 DPRD kabupaten siak, bapak camat Kandis, bapak Kapolsek Kandis, bapak korwil dinas pendidikan kecamatan Kandis. Dan beberapa sahabat saya yang lain.Â
Berbekal dari sini, tentu saja saya tidak ingin hanya segelintir orang yangmemiliki karya saya. Maka berawal dari kesepakatan dengan sahabat baik saya yang bekerja sebagai LSM maka kami sepakat untuk memperbanyak buku karya saya ini, agar tersebar dimasyarakat. Khususnya warga Kandis terlebih dahulu.
Alhamdulilah berkat support dari bunda kanjeng juga, yang tak lepas membimbing saya. Karena beliau sudah saya anggap sebagai ibu saya sendiri maka saya selalu berkomunikasi dengan beliau. Akhirnya diperbanyaklah buku saya. Baik buku solo "Pelangi senja" maupun beberapa buku antologi.
Sahabat baik saya mau sekali membagikan buku saya kepada masyarakat. Dengan ikhlas beliau ambil buku-buku itu setiap hari ketempat saya. Buku-buku itu disusun dalam sebuah tas. Barulah dia bawa pakai sepeda motor ke tempat-tempat tujuan.Â
Saya kagum dan haru melihat kegigihannya. Sampai beliau jatuh sakit karena berkeliling hujan panas dalam menyebarkan karya saya.Â
Namun dalam perjuangan ini, tentu tidak hanya berjalan mulus seperti jalan tol. Banyak sekali rintangan, onak dan duri yang selalu jadi penghalang. Ini bukan hal aneh lagi bagi seorang yang sedang berjuang. Walau air mata tak bisa dielakkan karena saya adalah wanita yang punya air mata itu.
Setelah buku hasil karya saya disebarkan di sekolah-sekolah. Ada beberapa orang sahabat saya yang menghubungi saya bahwa mereka tidak mau buku saya. Mereka tidak butuh katanya. Ada juga yang bilang bukunya terlalu banyak...padahal cuma lima buku. Bukunya kami pulangkan saja ya, kata mereka.
Mendengar hal ini hati siapa yang takkan sedih. Hati siapa yang tidak terenyuh. Seakan karya saya tidak bermanfaat. Padahal kalau dibaca oleh anak- anak mereka, semua itu akan ada manfaatnya. Karena kisah yang tertoreh di dalamnya adalah kisah-kisah inspiratif. Apalagi saat ini adalah dunia literasi lagi digalakkan.