Puasa merupakan ritual ibadah yang wajib dilakukan oleh umat Islam sebagai bentuk ketaatan dan penghormatan kepada Allah SWT.Â
Sebelum memulai puasa, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang pemula, atau yang baru saja masuk Islam ( muallaf ), seperti yang dijelaskan berikut ini:
1. Mengetahui syarat-syarat puasa.Â
Apa saja, yuk simak di bawah ini.Â
Syarat sah puasa, ada 5 yakni :
- Islam
Artinya seseorang yang dengan sadar sudah mengucapkan dua kalimat syahadat. ( Asyhadu llaa ilaaha illallaahu, wa asyhaduanna muhammadar rasuulullah.) Berarti dia sudah memeluk agama Islam.
- Baligh, berakal
yakni dewasa menurut Syara' atau syariat Islam. Adapun anak-anak tidak diwajibkan berpuasa. Cuma harus dilatih ketika ia sudah mau belajar berpuasa.
Kemudian orang yang diwajibkan berpuasa itu ialah orang yang berakal sehat. Orang gila, atau idiot tidak wajib berpuasa.
- Suci dari hadas dan nifas
Orang yang sedang haid atau sedang dalam keadan nifas, yang baru saja selesai melahirkan anak, maka tidak wajib berpuasa.
- Menetap.Â
Artinya seseorang itu tidak dalam sedang dalam perjalanan jauh atau musafir.Â
Kalau seseorang sedang dalam melakukan perjalanan jauh maka sesungguhnya tidak wajib baginya berpuasa. Kalau memang itu tidak memungkinkan.Â
Sebenarnya seorang musafir di zaman Rasulullah itu dia berjalan kaki. Ber- mil-mil panjangnya. Sekarang sudah ada kendaraan, baik itu kendaraan darat, laut maupun udara. Yang mana perjalanan panjang itu terkadang bisa ditempuh hanya dengan beberapa jam saja.
Nah kalau saat ini seperti apa perjalanan panjang yang boleh tidak berpuasa itu patut dikaji ulang lagi dengan para ulama yang lebih mengetahuinya. Penulis belum berani menuliskannya di sini karena merasa belum cukup ilmu tentang hal itu.
- Sanggup atau mampu.Â
Artinya, seseorang yang sanggup mengerjakan puasa, dan puasa itu tidak membahayakan kepada dirinya.Â
Misalnya,
Ada orang yang mana keempat syarat di atas sudah ada pada dirinya. Namun dia dalam keadaan sakit magh berkepanjangan yang mengharuskan perutnya tidak bisa kosong dari makanan.Â
Atau seseorang yang sedang hamil. Di mana dia khawatir terhadap janin yang dikandungnya atau khawatir terhadap dirinya.Â
Atau orang yang sudah tua dan tidak memungkinkan lagi baginya untuk berpuasa.
Nah mereka yang termasuk kepada golongan ini boleh didak berpuasa. Akan tetapi wajib baginya atau keluarganya menggantinya dengan membayar fidiyah. Dengan cara memberi makan fakir miskin.
Atau menggantinya dengan puasa lagi setelah melahirkan bayi yang dikandungnya, hal ini biasanya diwajibkan bagi seorang wanita yang baru saja lahiran.
2. Mengetahui Rukun puasa.
Adapun rukun puasa itu ada dua.Â
Yakni :
- Niat
Seseorang yang berpuasa wajib berniat di malam harinya untuk melakukan puasa. Kalau tak ada niat maka tak sah lah puasanya.Â
Makanya setelah selesai shalat tarawih atau sebelum melakukan shalat tarawih biasanya para ustadz, akan memimpin jamaahnya untuk membaca niat puasa. Biar tidak terlupa.Â
- Meninggalkan hal-hal yang membatalkan puasa.Â
Apa saja yang membatalkan puasa? Yakni sebagai berikut :
- Makan dan minum yang disengaja di siang hari RamadhanÂ
- Berhubungan suami istri di siang hari Ramadhan.
- Datang haid pada siang hari RamadhanÂ
Jika ketiganya ini ada pada diri seseorang maka puasanya batal atau wajib dibatalkan.Â
Contoh. Seorang perempuan sudah berniat puasa di malam harinya. Sudah sahur pula. Dan sudah puasa pula dari pagi. Tiba-tiba siang atau sore harinya datang si jago merah ( haid ).Â
Maka dia wajib membatalkan puasanya. Karena haid itu bagi seorang perempuan adalah bonus dari Allah. Nah ketika Allah yang memberi bonus tentunya wajib diambil.
Selain syarat dan rukun puasa di atas ada juga hal-hal yang perlu diketahui untuk dipersiapkan secara fisik dan psikis oleh seorang pemula atau muallaf. Seperti di bawah ini :
1. Menyongsong puasa dengan persiapan
Bagi pemula yang baru saja melakukan puasa maka perlu memersiapkan diri atau fisik dan mental sebelum menjalankan puasa, salah satunya adalah dengan makan sahur.Â
Di samping makan sahur, hendaklah seseorang selalu terbiasa untuk tidur tepat waktu, mengkonsumsi makanan yang sehat, dan menjaga kesehatan agar bisa, memperkuat mental ketika berpuasa.
2. Mengatur waktu dalam beribadah.
Selain menahan diri dari makan dan minum, puasa juga diiringi oleh berbagai macam ibadah yang bisa dilakukan seperti sholat tarawih, membaca Alquran, dzikir, dan ibadah lainnya.
Jadi harus pandai-pandai mengatur waktu, agar bulan puasa dapat diisi dengan hal-hal yang bermanfaat yang bisa menambah pahala agar lebih banyak lagi. Jangan sampai waktu yang sudah ada terlepas begitu saja dengan sia-sia.
3. Menjaga perbuatan dan perkataan dari dosa
Puasa juga melatih kita untuk menjaga diri dari segala bentuk tindakan yang tidak baik, jika terdapat kecurangan pada diri pemula, apa pun itu, puasa bisa jadi kurang optimal.
Contoh. Seorang pemula sedang berjualan. Maka janganlah membohongi orang lain dalam takaran dan timbangan. Artinya apa, jujurlah dengan diri sendiri, orang lain dan juga dengan Allah SWT yang selalu melihat kita di manapun berada, dan berkata-katalah yang baik.
4. Memberi atau berbagi kebaikan
Sesuai dengan himbauan puasa yang mendorong kita terhadap kemandirian dan pengendalian diri. Sebisa mungkin harus disediakan waktu untuk berdonasi atau bersedekah kepada mereka yang membutuhkan di sekitar kita.
Kalau pemula memang berada dan mencukupi untuk bersedekah terhadap orang lain, maka bersedekahlah. Setidaknya berbagi sedikit makanan atau air minum. Atau apa saja yang bisa dibagi untuk disedekahkan. Ini sudah menambah pahala puasa dan dinilai sedekah.
5. Merenungkan makna hidup.Â
Apabila pemula menjalankan puasa dengan memperhatikan keadaan diri, maka puasa merupakan sarana untuk meningkatkan produktivitas sekaligus ibadah yang menyenangkan dalam mendekatkan diri kepada Allah SWTÂ
Inilah diantara beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan oleh seorang yang baru belajar puasa atau seorang muallaf.Â
Yang belum begitu mengerti dengan ajaran agama Islam. Maka pelan-pelan dia harus memahami ajaran agama Islam dengan benar.Â
Akan tetapi bagi yang sudah memeluk agama Islam dari nenek moyangnya, tentunya semua ini sudah diketahui. Kalau belum ya, silahkan diulang-ulang lagi untuk membacanya, mana tahu selama ini terlupa. Demikian semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H